☆ Chapter 33 ☆

43.4K 5K 478
                                    

Sebelum-sebelumnya gw gak pernah terima kasih sama kalian semua, jadi kali ini gw mau makasih buat kalian semua yang udah sering vote dan komen :")

Karena gw ngerasa ini KURANG BANGET, jadi tolong kasih saran dan bantu benahin yah.

Chapter ini gw dedikasiin buat kalian yang udah sering vote dan komen 😚

●●●

“Serius dia bilang begitu?” sekali lagi Taehyung bertanya padaku dan ia tak hentinya menautkan jemari kami.

Kami terus membicarakan drama yang baru saja terjadi sambil berbaring bersama di ranjangnya.

“Aku tidak percaya Soohyun mengatakan itu,” kuhela napas, “Kita harus minta maaf pada Ibumu.”

Taehyung menautkan alisnya, “Kupikir aku yang seharusnya dapat permintaan maaf.”

Aku perlahan terkekeh untuk mencairkan suasana, “Dan kenapa?”

“Aku sudah dikurung di kamar berhari-hari. Aku bukan anak kecil lagi oke,” Ia mulai protes selayaknya anak kecil, “Aku sakit dan kupikir aku akan mati karena tidak ada kau di sisiku.”

“Lihat, kau bersikap cheesy,” kuacak rambutnya dan tertawa.

“Aku seharusnya mencarimu,” katanya lembut, “Aku pergi dari apartemen seperti itu, kupikir masalah ini akan membaik tapi tidak ada yang membaik."

“Tidak, tak apa. Kita sudah bersama lagi, 'kan?” Aku tersenyum padanya.

Ia membalas dengan memberiku senyum lebar dan duduk, menepuk pahanya, “Sini.”

Aku lalu berdiri, menghampirinya dan duduk di pangkuannya dan ia langsung melingkarkan lengannya di pinggangku. Kuposisikan diriku agar nyaman dan meletakkan kepalaku di bahunya. Kemudian aku tersadar, tubuhnya terasa panas, “Suhu tubuhmu sangat tinggi! Apa kau sudah minum obat?”

“Bermesraan saja denganku dan buat aku merasa lebih baik,” katanya, lengannya melingkari tubuhku dan menarikku ke dalam pelukan eratnya.

“Dan jika aku juga sakit?” tanyaku.

“Jadi aku harus memelukmu berulang-ulang,” ia bercanda, membuatku terkekeh.

Aku senang akhirnya kami kembali bersama setelah banyak masalah. Lalu malam itu, aku makan malam  diliputi kecanggungan dengan orangtuanya untuk menyelesaikan masalah yang ada. Semuanya kembali normal setelah berbincang-bincang. Meskipun kepercayaan kami pada orangtua Taehyung runtuh, waktu yang akan menumbuhkannya kembali. Entah bagaimana, pembicaraan jadi semakin canggung dan aku berusaha keras tidak menyinggung hal sensitif.

Syukurlah, aku bisa membawa Taehyung pulang malam itu, dan kami meninggalkan rumah orangtuanya sekitar pukul sembilan malam. Taehyung dan aku mencari udara segar sebelum pulang, jadi kami membeli es krim dan pergi ke taman.

“Bagaimana hari ini?” tanyaku padanya dan duduk di bangku, menjilat es krimku.

“Hari terbaik sejauh ini,” jawabnya, tiba-tiba menempatkan telapak tangannya di lehernya, “Kupikir suhu tubuhku sudah turun.”

“Berterima kasihlah padaku,” kutepuk bahuku.

“Tidak, ini karena aku meminum obatku,” katanya.

“Yah baiklah, ibumu bilang kau tidak suka minum obatmu,” ejekku.

“Terserah, Nona-yang-tahu-segalanya,” ia menikmati es krimnya dengan bahagia, dan itu sudah cukup untuk membawa senyum ke wajahku. Tiba-tiba, ia melihat sesuatu di jemariku, “Berikan tanganmu.”

Mr Arrogant [Buku 2] ➳ KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang