Didedikasikan buat istrinya Park Jimin yang bikin aku bisa posting ini 😆
Dan ah, kayak yang udah aku bilang bakal SLOW UPDATE.
●●●
Pada akhirnya aku menyantap mie instan sendirian di ruang tamu, masih kepikiran soal apa yang Soohyun katakan tadi.
"Kau tahu apa yang akan aku dan Taehyung lakukan jika kau tidak ada di rumah?"
Apa yang bisa mereka lakukan jika aku tidak ada? Main jigsaw? Aku sangat kesal karena itu, dan aku jadi semakin penasaran soal hubungan mereka.
Apa benar mereka hanya rekan kerja? Atau ada sesuatu di antara mereka? Aku punya banyak pertanyaan tak terjawab dalam benakku dan tak peduli seberapa keras aku berusaha mengabaikannya, aku tetap tak bisa melupakannya.
"Apa kau juga membuat mie instan untukku?" Taehyung bertanya saat ia mengeringkan rambutnya dengan handuk, berjalan ke arahku.
"Kupikir kau mungkin makan malam dengan Soohyun," kataku, tak memandangnya.
Ia duduk di sofa yang ada di depanku. "Aku hanya membawanya kemari karena dia butuh dokumen-dokumen itu, kami tidak pergi makan malam sebelum itu," katanya, "Dan meskipun kami makan malam, apa kau akan cemburu?"
Ia menyeringai, mencoba bercanda denganku tapi aku tidak dalam mood yang bagus untuk bercanda.
"Kau berpikir semuanya lelucon?" Aku bertanya serius padanya, dan ia segera menghapus senyum yang ada di wajahnya.
"Apa yang kau bicarakan?"
"Kau serius akan kencan dengannya? Karena, apa gunanya aku menolongmu dengan pernikahan palsu yang bodoh ini jika kau malah kencan dengannya?"
Matanya langsung menyorotiku, kemudian ia tertawa sarkastik. "Pernikahan, palsu, yang, bodoh?" Ia mengucapakan setiap kata penuh penekanan. "Kau benar-benar serius menolongku dalam 'pernikahan palsu yang bodoh' yang kau bilang itu? Karena jika kau serius, kau tidak akan menerima hadiah dari laki-laki lain."
"Kenapa aku tidak bisa? Itu hanya hadiah," aku mendebatnya, sadar bahwa kami mulai bertengkar. "Bagaimana soal kau, membawa seorang wanita ke rumah?"
Ia berdiri, dadanya membusung seolah menantangku, "Bukannya aku sudah bilang kalau aku hanya memberikannya dokumen?"
"Jadi kau harus membawanya ke rumah? Apa kau tidak bisa memberikannya besok?" Aku kembali membalas, meletakkan cup berisi mie instan secara kasar ke coffe table. "Dan jika aku tidak ada di rumah, siapa yang tahu apa yang akan kalian berdua lakukan."
"Diam! Kau hanya berprasangka, bodoh!"
"Jika kau berprasangka soal aku dan Seojun, kenapa aku tidak bisa melakukan hal yang sama?!"
"Dan kau serius mau berargumen denganku soal ini?!" Ia meninggikan suaranya padaku dan aku terperanjat.
Kuhela napas, memutar punggungku dan menghentakkan kakiku masuk ke kamar, membanting pintu sebelum menguncinya.
Aku punya masalah kepercayaan padanya, dan ini bisa membunuhku. Aku mengorbankan karirku untuk menyelamatkannya agar tidak menikah dengan seorang psikopat, namun yang membuatku begitu khawatir jika semua ini hanya membuang-buang waktu jika ia berubah pikiran dan malah jatuh cinta pada Soohyun.
Ini akan semakin menyakitiku karena aku yang juga mulai memiliki perasaan untuknya.
Malam itu kuhabiskan dengan mengurung diriku di kamar, tidak ingin menemui Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Arrogant [Buku 2] ➳ KTH
FanfictionTERJEMAHAN BAHASA INDONESIA | © WTKFICS Matanya berbisik 'Apa kita pernah bertemu?' "Lee Hyejin?" Panggilnya, dan secara tiba-tiba aku teringat kenangan kami. Lama tidak bertemu, Kim Taehyung.