Hizukehenkousen

3.1K 185 46
                                    

-Hizukehenkousen : Garis pergantian hari cinta-


*****


Dentuman musik yang seakan memukul jantung terus menerus membuat perempuan yang berdiri ditengah keramaian manusia penghabis malam ini mengangguk-anggukan kepala mengikuti ketukan irama yang dimainkan oleh seorang DJ pada pojok ruangan penuh gemerlap.

Satu jari telunjuk dan jempolnya mengapit sebuah gelas berisikan cocktail, sesekali disesapnya sambil mengedarkan pandangan pada siapapun yang dapat menarik hatinya untuk meninggalkan arena gemerlap tersebut hanya untuk dijadikan sebagai teman untuk mengobrol dan menceritakan keluh kesahnya.

Perempuan berparas cantik ini selalu menghabiskan sisa malamnya ditempat ini, pulang dengan keadaan seperti semuanya seakan baik-baik saja, bekerja, tertidur di ruang pantry hingga atasan memaki kemudian hanya di jawab dengan anggukan saja sambil melenggang pergi dari sana tanpa mengatakan apapun.

Begitu seterusnya, tidak ada satupun yang bisa mengerti posisinya bahkan mengerti tentang apa yang sedang ia rasakan. Semua seakan menuntutnya, menuntut kehidupan yang terlalu muak untuk di jalani.

Perempuan berambut kecokelatan dengan wajah sedikit terlihat acuh ini hanya ingin bisa ikut menuntut kebebasan, melakukan apapun yang ingin ia lakukan, melepaskan attribute sebagai perempuan kantoran yang menghabiskan seluruh waktunya pada satu ruangan, terpenjara dalam waktu dan terjerat dalam ikatan kontrak yang mengekangnya dari dunia luas.

Bukan ini yang ia inginkan, bukan menjadi perempuan dengan ribuan topeng yang menutupi wajah aslinya yang ingin ia perlihatkan pada banyaknya orang. Menjadi pribadi yang luwes, terlihat manis, memanjakan para mata yang memandangnya dengan senyum manis. Sungguh, hal itu membuatnya muak.

Namun kerasnya kehidupan menghimpit kebebasan, berlaku hukum patuh pada siapapun yang rela menjadikan diri mereka sebagai budak hanya untuk sebuah kata yang dengan penekanan penuh sesak ketika dilafalkan.


materi.


Seperti malam ini, malam yang seperti malam-malam biasanya, menghabiskan waktu di tempat yang sama, dengan balutan gaun berwarna hitam yang membentuk liku tubuhnya, dengan higheels berwarna senada ditambah hiasan lensa kontak berwarna kecokelatan pada kedua manik mata indahnya, dengan aksesoris kalung dan beberapa gelang yang ia beli beberapa hari setelah gaji bulanannya diterima, perempuan ini melenggang menuju bar, hendak memesan minuman cocktail favoritnya, rum yang dicambur dengan beberapa racikan sihir (Ucap perempuan ini) dari seorang bartender muda yang selalu bisa membuat perempuan ini melayangkan senyuman padanya.

"Dateng lagi?"

"Loe pasti tau kan, seorang Shinta Naomi nggak akan mau gitu aja mau dikurung dirumah, ngabisin waktu di kamar, tidur dengan nyenyak layaknya putri kerajaan yang dieluh-eluhkan para pangeran disetiap penjuru negeri?"

'Hahahahahha...' Satu perempuan dan satu bartender ini tertawa menyambut kedatangannya, dihadiahi satu cubitan kecil pada lengan, pandangan mata indahnya ini kini menuju pada seorang bartender yang ikut memandanginya dengan tatapan lain... Shinta, atau mereka lebih akrab menyebut namanya dengan Naomi, tahu bagaimana diam-diam seorang bartender muda ini menaruh hati padanya.

"As your wish, ma'am... i'll give you the best magical tonight."

Ucapan bartender yang sesederhana itupun mampu membuatnya tersenyum, bartender ini sangat mengetahui bagaimana cara membahagiakan seorang Shinta Naomi yang bahkan sangat sulit untuk membagi senyum kala berada ditempat ini. Jangankan untuk tersenyum, melirik saja seolah tak sudi, memandang mereka dengan sebelah mata dan begitu acuh meninggalkan sesuatu yang dengan mudah ia raih dalam genggamannya.

ONE SHOOT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang