Pernah mendengar mitos tentang pelangi yang biasanya turun setelah hujan? Pernah mendengar mitos bahwa ketika ada pelangi, itu pertanda di ujung lengkungan pelangi, terdapat bidadar-bidadari yang biasanya turun hanya untuk membasuh diri mereka pada sungai atau danau? Percaya kah kalian? Mari kita buktikan lewat kisahku.
Kita mulai dari mana? Oh, sebaiknya aku memperkenalkan diri terlebih dahulu. Namaku Kinal, Devi Kinal putri. Aku adalah satu dari empat orang anak yang mempercayai mitos yang didongengkan oleh ibuku sendiri tentang pelangi dan bidadari sebelum aku terlelap dalam tidur.
Percaya? Tentu saja semua orang tua akan dengan mudah membodohi anak-anak mereka dengan dongeng-dongeng pengantar tidur seperti itu. Dan termasuk aku yang dalam umur enam tahun itu begitu antusias menunggu ibu mengantarkan aku menuju tempat tidur, menarik selimutku hingga membungkus seluruh tubuh lalu kemudian mulai bercerita tentang bidadari, dan pelangi.
Ceritanya hampir mirip dengan yang anak-anak lain dengar. Tentang sebuah negeri diatas langit ke tujuh, yang dihuni oleh banyak bidadari-bidadari dengan sayap membentang dibagian punggung mereka, paras yang dikatakan sangat jauh diatas kata cantik semata. Tubuh mereka yang bersinar dan berpakaian putih bersih, ah... damn! Bagaimana aku bisa sangat sulit mendeskripsikan mereka karena kesempurnaan yang mereka punya?
Namun tentu saja, dengan usia yang kupunya saat ini, sembilan belas tahun. Seorang mahasiswi yang orang selalu katakan adalah seorang pelajar dengan tingkatan 'maha' . mitos-mitos seperti itu hanya dihadiahkan dengan senyuman saja jika diungkit kembali.
Sejujurnya aku sudah tidak lagi percaya. Karena pelangi bukanlah perantara untuk para bidadari-bidadari turun, melainkan hanya sebuah pembiasan cahaya dari matahari dan rintikan air hujan hingga membentuk pola setengah lingkaran pada langit.
"Nal, udah siap?"
"Yuk!"
Setelah menaruh ransel cukup besar pada bagian belakang mobil, aku-Shania-Viny dan Ikha akhirnya bergegas meninggalkan pekarangan rumah menuju Bandung. Karena tersisa dua minggu untuk menyelesaikan tugas film pendek yang tertunda akibat kesibukan masing-masing dari kami, akhirnya kini kami menemukan waktu yang tepat untuk menyelesaikan tugas ini sekaligus refreshing sejenak dari rutinitas.
Memang peralatan yang kami punya-pun sangat sederhana, bermodalkan sebuah handycam lengkap dengan charger dan tentu saja isi dari kebanyakan tas kami hanya perlengkapan baju dan peralatan-peralatan make-up wanita pada umumnya. Tidak ada yang istimewa, karena memang kami hanya mengandalkan berkas konsep yang sudah matang dan laptop untuk bagian editing saja.
Perjalanan dari Jakarta menuju Bandung di hari weekday seperti ini memang tidak memakan waktu yang cukup lama. Dalam hitungan dua jam dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi, kini kami telah tiba di satu penginapan yang sudah kami booking beberapa hari sebelumnya.
Take yang akan kami lakukan pertama akan dimulai besok pagi dengan latar perkebunan teh. Jadi, kami mempunyai banyak waktu luang hari ini untuk membenahi diri meskipun yang terjadi yaaaaaa... paham lah, ketika wanita sudah bertemu dengan tempat tidur, yang terjadi malah merebahkan tubuh sambil bercerita-cerita ngalor-ngidul hingga masing-masing dari kami terlelap.
*****
Sore menjelang ketika tubuh kami semua diterpa oleh mentari yang telah berwarna oranye itu masuk kedalam celah jendela yang sebagian tertutup gordain. Dan mau tidak mau aku harus terbangun ketika mendengar gemericik air memenuhi ruangan. Hujan?
Kulangkahkan kedua kaki ini menuju teras villa tempat kami menginap. Memutarkan bola mata mencari sesuatu yang menarik untuk ku tatap.
"Cari pelangi?"

KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOOT!
Fiksi PenggemarKumpulan oneshoot.... Silahkan dibaca jika berkenan ^^