Kembali gue dedikasikan cerita ini untuk si empunya alur yang nggak mau disebut namanya..
semoga sesuai dengan harapan ya kak, enjoy :)
*****
Drrrtt... Drrtttt....
"Ya? Hallo?"
'Kinal! Dari mana aja? Aku teleponin kamu berkali-kali tapi nggak ada jawaban. Kamu baru bangun? Sayaaaaang, kamu lupa hari ini mau jemput aku? Hari ini aku ada kampus pagi, setengah jam lagi aku masuk, kamu tuh-"
"Bunda, aku lagi nggak enak badan. Pelan-pelan dong ngomongnya, maaf-maaf aku baru bangun, kamu naik ojek gapapa kan? Kalo aku berangkat sekarang, sampe sana aja udah ketauan lebih dari setengah jam, belum perjalanan dari rumah kamu ke kampus, belum macetnya juga, kamu bisa telat."
'Ya kalo kamu sakit kenapa nggak bilang dari semalem sih? Kan aku bisa berangkat lebih awal, aku nggak nunggu-nunggu kamu jemput, aku hubungin kamu susah banget sekarang tiba-tiba aku disuruh naik ojek. Kamu nggak peka banget sih!'
"Iya-iya maaf, ini salah aku. Maaf ya? Aku juga nggak tau kalo sakit Bun, kepala aku pusing banget, kayaknya aku skip kuliah hari ini, aku mau istirahat dirumah."
'Skip? Ya Tuhaaaaaan... kamu hari ini ada janji sama aku sayang! Kamu nggak lupa ada janji kan? Coba kamu bilang sama aku, kamu pernah janji apa hari ini sama aku? Kok kamu seenaknya batalin gitu aja sih? Kamu ngerti nggak sih Kinal, aku mau pergi hari ini sama kamu!'
"Bundaaaaaaaa... ngertiin dong, aku sakit, bukan batalin gara-gara aku males jalan sama kamu, bukan batalin gara-gara aku nggak mau jalan sama kamu. Aku lagi sakit bun, kamu tuh ya perhatian sedikit kenapa sama aku, ini malah ngoceh nggak jelas."
'Terserah kamu deh! Udah sana istirahat! Nggak perlu ke kampus! Aku bisa pulang sendiri!'
Tuuuuut.... Tuuuuuut.... Tuuuuut....
"Sssshhhhhhhhh!!!" Kinal mengerang kesal disertai kepalanya yang berdenyut semakin kuat ketika telepon baru saja diputus dari seberang. Terkena ocehan pagi-pagi, rasanya seperti dijuhami oleh ribuan tombak tepat mengenai kepala ditambah dengan pukulan keras dari palu beton bertubi-tubi. Bahkan ocehan kekasihnya pagi ini masih terngiang cukup mengganggu telinga meski sambungan telepon sudah diputus sedari tadi.
"Bodo! Hari ini istirahat!"
*****
Terik panasnya matahari memenuhi ruangan kecil kamar kost yang ia sewa sebagai kelangsungan hidupnya di jakarta ini. Bersyukur karena pusingnya tidak terlalu parah seperti tadi pagi, namun celaka karena perutnya sudah tidak bisa diajak untuk berkompromi lebih jauh untuk menahan lapar hingga seseorang, ralat... siapapun mengetuk pintu kamar kost dan memberinya sedikit makanan pengganjal perut.
Tubuhnya berjalan perlahan menuju lemari es satu pintu yang sudah seperti menjadi peti harta karun miliknya sendiri. Semua yang ia perlukan, semua yang ingin ia cicipi, setidaknya tersedia berkat bantuan sang kekasih yang sebelumnya menghadiahinya ribuan kata beruntun saat melihat lemari es-nya ini sama sekali tak berpenghuni.

KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOOT!
Fiksi PenggemarKumpulan oneshoot.... Silahkan dibaca jika berkenan ^^