(Berkendara dengan piyama)
*****
"Aku suka kamu..."
'Whoooaaaaaa!!!' Riuh terdengengar suara sebagian murid-murid yang kini tengah memandangi seorang laki-laki dan seorang perempuan di depan kelas. Mereka Nampak terkejut, pasalnya... perempuan yang sedang dinyatakan cinta ini terlihat masa bodoh dan tetap melaksanakan tugas piketnya yang sedang menghapus papan tulis.
Notabennya, yang baru saja menembak perempuan itu adalah Nao, salah satu anggota keluarga prasetya yang dikenal sebagai manusia ter-tidak diinginkan keberadaannya di kelas. Jangankan seluruh teman sekelasnya, Sinka, yang merupakan adik dari Nao sendiri bahkan enggan untuk sekedar pulang bersama dan mengobrol selama pelajaran berlangsung.
"Mau? Jadi pacar aku?"
"Ve?"
"Veranda jawab dong!" Perempuan yang disebut-sebut sebagai Veranda, yang kini baru saja menaruh penghapus papan tulis diatas meja guru, satu detik yang lalu melongos pergi dari pandangan Nao, merasa kalah? Tidak.
"Kak Nao, jangan malu-maluin ih!" Sinka akhirnya menggertak, menghentak kaki sambil berjalan menarik kerah baju Nao yang masih berlutut di depan kelas. Sudah cukup, karena Veranda, perempuan tersebut sudah tidak berada di kelas tidak lama setelah kepergiannya dari hadapan Nao saat itu.
Mari kita bahas cerita ini dari awal. Bagaimana baiknya? Bagaimana jika kita bahas tentang kehidupan Nao dan Sinka terlebih dahulu sebelum memasuki acara utama dan juga memperkenalkan Veranda sebagai lawan main Nao dari part kali ini?
Baiklah, Nao adalah kakak dari Sinka Juliani, Naoka Prasetya, yang merupakan keluarga dari Prasetya adalah seorang laki-laki yang umurnya berbeda dua tahun dengan Sinka. Lalu, bagaimana mereka bisa berada dalam satu kelas yang sama? Entah karena Sinka yang terlalu pintar, atau karena Nao yang terlalu bodoh, dirinya harus rela tinggal kelas selama dua kali berturut-turut akibat ketidak hadirannya di sekolah.
Banyak peran sang adik dalam cerita cintanya yang tak kunjung berbalas pada Veranda. Nao tahu benar bagaimana Sinka, sang adik ini adalah salah satu teman yang cukup dekat dengan gebetan yang sudah ia incar selama hampir empat bulan lalu. Menyadari hal itu, Sinka berusaha untuk tidak menanggapi, jika memang sang kakak benar-benar menyatakan cintanya pada Veranda seperti tadi, itu sudah bukan hal yang patut untuk dipertanyakan.
Sebelumnya, pada Devi, perempuan yang sedikit tomboy, yang kini merangkap sebagai kakak kelasnya satu tahun diatas mereka, juga demikian. Namun baru diketahui Sinka jika hubungan keduanya kandas karena sang kakak, Nao, tidak suka pada sifat Devi yang kerap kali ikut turun tangan ketika sekolah mereka terlibat tawuran dengan sekolah tetangga. Risih? Menurut Sinka memang seperti itu adanya, Devi mengancam Nao bahwa dirinya tidak segan-segan ikut terjun langsung ke lapangan, jika saja Nao masih tidak berhenti untuk ikut tawuran, beberapa detik setelah itu, Nao mengaku bosan lalu memutuskan hubungan dengan perempuan berambut sebahu tersebut.
Tragis.
"Bantuin gue, deket sama Veranda, pleaaaaaseeeee!!" Ini sudah kesekian kalinya Sinka mendengar sang kakak berkata demikian. Seakan tidak bosan, tidak ada bosannya Nao meminta, dan tak peduli ketika sang adik justru sama sekali tidak mengabulkan permintaannya. Jika kalian berada di posisi Sinka, mungkin saja kalian akan melakukan hal yang sama, kalian tidak akan mencoba mendekatkan Nao dengan Veranda. Tidak akan, karena kalian tidak ingin teman kalian sendiri disakiti seperti Devi sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOOT!
Fiksi PenggemarKumpulan oneshoot.... Silahkan dibaca jika berkenan ^^