Ai Ni Ikou

3K 193 50
                                    

-Ai Ni Ikou (Pergi untuk Bertemu)-

dedicated this story to.... qaqa cantique di pojok sanaaaa, lambai tangan dong kak hahaha! thanks a lot for your idea ^^ *gamau disebut katanya hiks :(



*****

Drrrttt... drrrtttt... drrrtttt...

Astaga, mengapa pagi hari di hari libur ini masih saja ada yang mengganggu ketentraman dan kenyamanan tidurku? Tidak tahukah semalaman aku harus terjaga karena tontonan bola club kesayanganku bermain dengan bagus?

Mau tidak mau, aku menyembulkan tangan dari balik selimut menuju nakas samping tempat tidur untuk meraih ponsel yang sengaja hanya ku vibrate saja agar tidak mengganggu kenyamanan tidurku. Hhhhh... nyatanya tetap mengganggu karena getaran ponsel pada permukaan nakas cukup keras dan memekik telinga.

"Hmmmm?" Nada gumam kulontarkan sebagai protesku untuk menjawab siapapun si penelepon tidak tahu waktu seperti ini.

'Halo? Ihhh, kak Kinal! Banguuuun!' Suara dari seberang telepon mampu menyadarkan Kinal sepenuhnya sekarang. Bagaimana tidak, suara lembut yang selalu dirindukannya ini tiba-tiba saja merajuk di pagi hari. Ada apa? Apa Kinal melupakan sesuatu?

"Eh, Dudut... hehehe, kenapa dut?"

'Ck, kak Kinal! Aku tunggu dirumah dalam waktu tigapuluh menit! Aku nggak mau tau pokoknya kak Kinal harus udah sampe sini! Sekarang kak Kinal!!'

"Hah? T-tapi kan, dut... halo? Dudut? Lah? Lah dimatiin, aduhhhh..." Aku beranjak dari tempat tidur secepat mungkin. Baru kali ini Sinka merajuk seperti ini, bahkan aku yakin kami tidak janjian sebelumnya bahwa pagi ini kami ada janji bertemu. Karena memang beberapa hari ini Sinka juga meminta izin untuk sibuk dengan tugas-tugas kuliah, jadi aku sama sekali tidak berniat mengganggunya sedikitpun. Padahal, dia yang seharusnya malam kemarin datang ke tempatku, tetapi setelah kutunggu hingga tertidur, ia tak kunjung datang. Tak apa, mungkin memang tugas kuliahnya sangat menumpuk.

Dengan langkah seribu, aku yang langsung meraih kemeja dan mengganti celana tidurku dengan jeans kemudian berlari menuju mobil mini cooper-ku yang kuparkir pada bagasi. Tidak ada waktu untuk mandi, ya bodo amat lah, Sinka tidak pernah protes dengan wangi badanku terlebih aku yang tidak sempat untuk mandi karena kesiangan dan hanya menaburkan parfum pada tubuhku agar tetap wangi. Hehehehe...

Di jalan, aku sudah beberapa kali mencoba untuk mengubunginya namun ponselnya tidak kunjung aktif. Dan lebih sial-nya lagi, ponselku tiba-tiba saja padam karena aku lupa untuk mencharge-nya semalam.

'Aduduh Duduuuuut, hhhhh...'

*****

Yap! Sampai juga di rumah si gendut tercinta. Hehehehe... kulirik jam tangan yang melingkar pada lengan kiri-ku, not bad, aku hanya terlambat lima menit, teryata gaya mengemudiku meski di jalanan macet untuk bergegas mencari jalan lewat celah yang bisa kulewati ada bagusnya juga. Segera aku melepas seatbelt kemudian berjalan dengan santainya menuju rumah Sinka.

Belum sempat kepalan tanganku ini mendarat pada daun pintu rumahnya, tiba-tiba saja pintu dibuka dan sosok perempuan yang kurindukan ini menatapku sambil menundukan wajahnya.

"Eh? Pagi dudut gendut hehehehehehehe..." Aku yang sudah berusaha bersikap biasa saja bahkan tertawapun tidak membuat ia bergeming dan membalas ucapanku. Hanya diam dan melihat pada jam tangan stainless yang kuberikan sebagai hadiah ulangtahun-nya bulan Juli lalu.

"Yaaaaahh... ngambek deh gendutnya kak Kinal, maaf deh maaaaaf, kak Kinal ngantuk banget dut, jalanan macet, kan tau sendiri semalem ada siaran bol-"

ONE SHOOT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang