(Renai Kinshi Jourei - Aturan Anti Cinta)
******
"Si Wotagrapher itu, Shan? Serius loe?" Shania sedikit memundurkan wajahnya ketika tubuh Kinal semakin mendekat. Suaranya nyaris berbisik, berabe jika seisi ruangan tahu tentang hal ini, "Kok loe bego sih? Mauan! Hampir setahun juga! Gue ngerasa ditipu gini."
"Kok bego? Lebih bego mana sama loe yang keceplosan ngomong sayang ke kak Veranda? Di depan cowoknya pula, sumpah loe bego banget, Malu-maluin gue!" Cibir Shania yang langsung membuat Kinal mati kutu. Akibat dari insiden tersebut, kini Kinal harus menerima kenyataan pahit jauh dari Veranda. Setelah mendapat hantaman tepat di mata kirinya, dan membutuhkan waktu lebih dari satu minggu untuk membuat matanya kembali melihat dengan normal.
"Wotagrapher, loh! Cowok yang suka motret-motret cewek yang kerjaannya jingkrak-jingkrak joget di atas panggung."
"Kerjaan gue, Kinal."
"Iya, itu maksudnya. Loe... Pacaran sama dia? Sableng!"
"Dikit."
"Dikit?! Dikit apaan! Mana ada pacaran dikit!" Kinal mendengus, laki-laki itu bergerak memundurkan tubuh hingga membentur dinding ruang kelas yang terisi sekitar tujuh orang mahasiswa, "Bukannya di tempat kerja loe itu nggak boleh ada pacaran-pacaran? Kalo ketauan gimana? Gue pernah baca artikel bahkan sampe ada yang botakin rambut gara-gara ketauan pacaran. Kalo loe ketauan gimana? Shaaaann... Demi apapun, gue nggak bisa bayangin rambut loe botak!"
"Kak Ve gimana?"
"Nggak usah ngalihin pembicaraan! Kita lagi ngomongin Boby!"
"kapan dia putus dari cowoknya?"
"Kampret! Masih dibahas, gue bocorin rahasia loe ke wota-wota!"
"Fans JKT48, mana ada wota! Jidat loe tuh wota!
*****
Shania tahu tentang golden rules, peraturan sakral yang sudah tak asing lagi bagi para member hingga para fans dalam dunia kerjanya. Menjadi seorang public figure, yang sudah cukup banyak dikenal oleh masyarakat, membuat Shania harus pintar menaruh perasaan untuk lawan jenisnya sendiri. Takut-takut ketahuan, ia sampai harus membuat strategi untuk bertemu. Seorang perempuan tetap saja perempuan, ada sisi lain dari dirinya yang juga ingin mendapat perhatian yang lebih, dari orang yang special.
Iya, kita sedang membahas Boby.
Sudah hampir satu tahun yang lalu Shania menerima pernyataan cintanya yang diungkapkan dengan cara 'Paling romantis' menurut versinya sendiri. Malam itu, pukul sepuluh lebih delapan belas menit, di persimpangan jalan arah rumahnya, Boby sudah menunggu sesuai dengan apa yang ia sudah ia katakan di sebuah aplikasi chat.
Shania yang terlihat lelah, maklum, baru selesai kegiatan theater kemudian dilanjut dengan latihan membuat perempuan itu mati-matian menolak untuk bertemu Boby pada awalnya. Rambut lepek, baju yang basah oleh keringat, tubuhnya yang lengket itu sudah berteriak meminta Shania untuk segera pulang kemudian mandi sebelum beristirahat.

KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOOT!
Fiksi PenggemarKumpulan oneshoot.... Silahkan dibaca jika berkenan ^^