Tiga

100 7 0
                                    

Saat pintu dibuka, bisa ku lihat pemandangan yang sangat luar biasa.
Murid murid banyak yang berbincang bincang bahkan ada yang kejar kejaran, padahal ada guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran. Hanya sedikit yang memperhatikan.

Aku menelan ludah ku kasar. Kalau kelas nya begini bakal susah aku belajar. Batin Ana

Saat Intan dan Ana masuk ke kelas, yang tadinya dipenuhi bunyi dengingan dari perbincangan penghuni kelas ini, seketika senyap seperti kuburan. Semua mata tertuju pada Intan dan Ana.

"Teman teman perkenalkan namanya Ananda octadiani dia murud pindahan dan sekarang Ana menjadi teman baru kalian" kata Intan lantang setelah meminta izin pada guru yang mengajar.

Serempak seisi kelas langsung menyerbu Ana dan langsung berkenalan.
Ana yang mendapatkan jabat tangan dan nama nama baru menjadi bingung sendiri dan dia hanya menyebutkan nama nya saja sambil tersenyum.

Paling tidak kan teman menerimaku. Tidak buruk juga, Batin Ana. Setelahnya Ana duduk di salah satu bangku paling belakang dan paling pojok kanan, tepatnya disebelah Intan. Pelajaran pun dimulai kembali.

***
Tet...tet...tet...
Bel tanda istirahat pun berbunyi, Ana memutuskan ikut istirahat bareng Intan dan Nina. Karena dia belum hapal letak kantin dan bangunan di sekolah ini dan juga belum ada seornag pun di luar kelas nya yang dia kenal.

Selama perjalanan menuju kantin Nina, Intan dan Ana terlibat obrolan santai. Sesampainya dikantin Ana sangat terkejut karena kantin ini sangat penuh, kata Intan dan Nina sih ini udah biasa.

Dan yang bikin Ana lebih takjub lagi, menu makanan yang disajikan banyak dan berbagai macam. Ada ayam goreng, sop, semur dan salad sayur! Ana langsung mengambil nampan dan piring lalu berbaris untuk mengambil salad sayur, makanan kesukaan nya.
Intan dan Nina juga langsung berbaris dengan piring dan nampan masing masing kalau tidak cepat terpaksa mereka harus menahan lapar sampai jam istirahat selanjutnya.

Ana, Intan dan Nina sudah duduk di salah satu meja kantin dan mereka melahap makanan mereka dan diselingi dengan candaan.

15 menit kemudian mereka selesai dan membawa piring kotor mereka ketempat pencucian. Ya di sekolah ini murid murid di ajarkan untuk disiplin.

Karena Ana masih sibuk mengobrol dengan dua sahabat barunya dia tidak menyedari ada orang didepannya dan benturan pun tak terelakan lagi.

Bugh.. prang!

Ana sukses menabrak orang itu dan menjatuhkan sendok dan gelasnya. Ana masih memejamkan matanya dan dirasa sudah aman, Ana membuka matanya perlahan.

Ana terkejut karena piring bekas salad sayurnya yang masih ada sisa sisa mayonaise dan sous itu sukses mengenai seragam 'si korban'. Sedangkan 'si korban' hanya menatap seragam dan Ana bergantian dengan tatapan nanar dan kesal.

To Be Continue

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang