Dua Puluh Dua

35 1 1
                                    


Ana terus berlari dan masuk kedalam Wc cewe dan disitulah pengejaran Dino terhenti.

Sudah beberapa menit Dino berdiri didepan pintu Wc cewe dan sampai saat itu juga Ana masih belum keluar.

Perasaan Dino makin tak nyaman dan tak tenang.
Ya ampun... Ana menapa sih?  Ana jangan buat gue khawatir, batin Dino.

"Ana... lo kenapa?" Tanya Dino dari luar Wc, namun dia sama sekali tidak mendapatkan jawaban.

Dino makin tak tenang. Sekarang dia berjalan mondar mandiri didepan pintu Wc. Sesekali kembali memanggil Ana dan tetap tidak mendapat jawaban.

****
Dalam suasana tegang itu, dari jauh terlihat seorang wanita berdiri didekat jendela. Dari tempatnya, si wanita tidak dapat terlihat oleh Dino.

Dreeet..... dreeet...
Hp wanita tadi bergetar dan si wanita langsung mengambil hp nya.

Dia melihat layar handphone nya yang menampilkan notifikasi panggilan masuk.

Setelah melihat siapa yang menelponnya, segera wanita tadi menjawab panggilan itu.

"Halo,"

"Bagaimana? Apa berhasil?"  Tanya seseorang di seberang telpon.

"Berhasil, obatnya sudah bekerja. Kita lihat saja apa dia bisa bertahan atau tidak. Dosis juga sesuai yang kau minta," kata si wanita tadi sambil merogoh kantung celananya.

Tak lama terdengar tawa puas dari seberang telpon,
"Bagus kalau begitu pergilah dari sana, sisa nya kita biarkan saja,"

"Ya, aku juga sudah malas," kata si wanita sambil memandang obat yang disimpan dalam kantung plastik kecil itu.

Setelahnya, si wanita menutup telpon dan memandang sekali lagi pada Dino yang terlihat masih mondar mandir di depan pintu toilet itu, kemudian dia berlalu dari sana.

****

"Ana lo gak apa apa?" Tanya Dino yang kesekian kalinya. Tetap tidak ada jawaban.

"Ana..." panggil Dino lagi.

Ini sudah yang kesekian kali dan tetap tak ada jawaban. Dino makin khawatir.

Akhirnya dia memutuskan masuk kedalam toilet wanita itu. Walaupun jika nanti ada mahasiswi lain yang melihatnya dan mengeroyoknya.

Dia tak perduli, sekarang Ana lebih penting.

"Ana gue masuk ya," kata Dino sambil membuka pintu toilet itu dan bersamaan dengan terbukanya salah satu bilik toilet.

Dari bilik itu keluar Ana dengan wajah berkeringat dan pucat. Dengan cepat Dino berlari ke arah Ana dan merangkulnya.

"Ya ampun Ana lo kenapa? Kita ke klinik kampus sekarang," kata Dino yang langsung menggendong Ana di tangannya.

Ana hanya menurut saja, badannya memang terasa sangat lemas.

****

Sesampainya di klinik kampus yang Dino dapat hanya ruangan sepi dan tak ada orang.

Bagus sekali! Saat keadaan darurat seperti ini malah tidak ada orang, sungut Dino dalam hati.

Setelah Dino merebahkan Ana di salah satu kasur klinik, dia segera mencari minyak kayu putih dan mengambil segelas air hangat.

Ana tampak memegangi perutnya dan mengaduh kesakitan.

"Ana minum dulu," kata Dino halus. Dia membimbing tubuh lemah Ana untuk minum.

Ana meminum air hangat itu sedikit dan kembali berbaring.

"Na, kamu kenapa? Kalau sakit bilang bilang dong jangan bikin khawatir kayak gini," kata Dino sambil mengusapkan minyak kayu putih di pelipis Ana.

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang