Empat Belas

41 2 4
                                    

Numpang lewat. Terimakasih yang sudah menemaniku sampai chapter ini. Baca juga cerita ku yang satu lagi ya.

Happy reading...

****

"Wah wah kayaknya lagi seneng banget nih," kata Febi saat mereka sedang santai di kamar kos.

"Sotoy ah,mending lo nonton aja," kata Ana asal. Febi hanya geleng geleng kepala melihat tingkah sahabatnya itu.

Dasar nih anak lagi jatuh cinta rupanya. Tapi siapa ya? Batin Febi penasaran. Febi memerhatikan gerak gerik Ana yang saat ini sedang melamun.

Sedangkan Ana, dia sibuk mengingat ingat kejadian tadi sore. Saat dirinya bertemu kembali dengan Bima.

Kira kira besok gue ketemu kak Bima lagi gak ya? Apa kami satu kampus ya? Apa mungkin..... orang yang gue tabrak! Batin Ana. Dahi Ana berkerut, tanda dia sedang berfikir keras.

Febi yang masih memerhatikan gerak gerik Ana, makin penasaran dengan perubahan raut wajah sahabatnya itu.

Tadi dia cengar cengir sekarang mukanya serius banget. Batin Febi. Febi mandekatkan diri kearah Ana. Memerhatikan wajah Ana.

"Bisa jadi!" Teriak Ana. Febi terkejut karena Ana teriak tepat di depan wajahnya. Salah nya juga sih terlalu dekat memerhatikan Ana.

"Ana! Lo bikin kaget aja," kata Febi sambil mengelus elus dada nya untuk menetralisirkan kekagetaannya.

"Yaudah maaf," kata Ana tanpa merasa bersalah.

Febi hanya geleng geleng kepala.

****

Ana sedang berjalan memasuki area kampusnya. Hari ini dia berangkat lebih pagi dikarena kan ada kuliah pagi.

"Hai Ana," sapa seseorang yang suaranya sudah Ana hafal. Tanpa ragu Ana membalikkan badannya dan balik menyapa.

"Hai juga Dio, Dino," kata Ana dilengkapi senyum manisnya.

"Dino lo ada kuliah kan pagi ini? Sekelas sama Ana?" tanya Dio. Yang ditanya mengangguk.

"Kalau gitu kalian duluan aja gue mau ke kantin dulu laper nih," kata Dio dan tak lama dia berlalu meninggalkan Ana dan Dio.

"Ana ayo, sepuluh menit lagi kelasnya mulai, gue gak mau kalau sampe kena semprot dipagi yang cerah ini," kata Dino dengan nada dibuat serius.

Ana tertawa. "Bener banget tuh, ayo," Ana menarik tangan Dino. Mereka berjalan tapi lebih mirip berlari menuju kelas mereka.

****
Ana dan Dino sedang mengobrol di dalam kelas menunggu dosen yang akan mengajar. Ana dan Dino duduk bersebelahan.

"Dino jam berapa sekarang?" Tanya Ana. Dino melirik jam tangan nya sebentar lalu memandang Ana lagi.

"Dah jam delapan pas tapi belum ada juga tuh dosen galak," kata Dino.

"Huss.... gak boleh ngomong gitu Dino. Tapi emang sih tuh fosen yang paling galak dari semua dosen disini," kata Ana diselingi tawa. Dino memerhatikan Ana yang sedang tertawa. Ana yang merasa dipandang berhenti tertawa.

"Kenapa berhenti?" Tanya Dino. Ana bingung.

"Berhenti apa?"

"Kenapa lo berhenti ketawa?" Ulang Dino.

"Trus kenapa lo juga ngeliatin gue trus?" Tanya Ana balik. Dino tersenyum.

"Karena gue suka senyum dan tawa lo. Lo keliatan cantik kalau ketawa, gue suka," kata Dino. Ana tersenyum gugup. Tak lama pipinya memerah.

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang