Tiga Puluh Dua

38 1 0
                                    


Dikamar kosnya Bima sedang membereskan pakaian dam segala keperluannya untuk pergi besok.

Besok akan menjadi awal dari impiannya, dia akan kuliah di salah satu universitas di Kyoto dan setelah itu dirinya akan memulai karir nya.

"Itu pasti!" Kata Bima menyakinkan diri.

Tetapi ada rasa tak enak hati dan sedih harus meninggalkan indonesia untuk beberapa tahun dan juga sedih harus jauh dari

"Ana..... huuuh," Bima membaringkan badannya di kasur. Dia memandang atap kamarnya yg berwarna putih.

****

Ana mengerjab kan matanya. Dia masih bermalas malasan dikasurnya walaupun mentari sudah bersinar terang.

"Untung saja jadwal kuliah ku hari ini agak siang jadi aman kalau mau malas malasan bentar hehehe," kata Ana. Dia pun mengambil handphone nya dan mengeceknya.

Ternyata ada sebuah pesan masuk. Ana membukanya dan ternyata itu dari KK BIMA!

From: Kk Bima

Ana hari ini aku akan pergi dari Indonesia. Penerbangan ku sekitar jam 13.00. Aku harap kau bisa mengantar ku kebandara dan aku ingin jawabannya hohohoho akan aku tunggu di cafe dekat kampus.

"Jam satu siang toh. Sekarang jam?" Ana memperhatikan jam di hp nya dan seketika matanya membulat. Ini sudah tengah hari. Gawat! Tinggal satu jam lagi.

"Aduh bagaimana ini?! Kalau langsung kebandara pun tidak akan sempat. Aduh bagaimana ini?! Bagaimana ini?!"

Ana pun langsung melompat turun dari kasur dan mengambil handuknya.

****

Hosh...hosh...hosh

Nafas Ana terpenggal penggal. Dia berlari dari tempat kosan nya ke cafe dekat kampusnya. Untung saja tempatnya tidak terlalu jauh.

Ana berdiri didepan pintu cafe, dia ragu ragu untuk memasuki cafe.

"Apa Kak Bima masih disini. Tapi inikan sudah jam setengah satu. Kemungkinan besar dia ada di bandara. Aku tidak akan sempat kalau begitu. Tapi.... tak apalah patut dicoba. Baiklah," batin Ana.
Dia pun akhirnya memasuki cafe. Suasana cafe tidak terlalu ramai. Ditelusurinya seluruh orang dan Ana pun menemukan orang yang dicarinya. Cukup terkejut, Ana langsung berlari ke meja itu dan menarik tangan orang yang duduk disitu.

"Kak Bima kok masih disini sih? Nanti terlambat loh ayo!" Tarik Ana.

Namun Bima megang tangan Ana dan mempersilahkan Ana untuk duduk. Dia agak bingung, tetapi tetap diturutinya.

"Pesan lah sesuatu, sepertinya kau kelelahan," Ana pun memanggil pelayan dan memesan minuman. Setelah pelayan itu mencatat pesanan dia pun pergi.

"Kak kok masih disini sih? Katanya perbangan nya jam satu siang,"

"Tenang saja. Aku berbohong kok. Penerbangan ku jam empat sore," kata Bima santai.

"Apa?! Heeeeh... kalau gitu aku gak usah cepat cepat kesini pake acara lari larian lagi. Aduuh kak, kak," kata Ana sambil menaruh kepalanya keatas meja.

Bima tertawa, "sampai segitunya? Heeem... lucu banget sih. Hahaha," sementara Bima masih tertawa, Ana merasa sangat dongkol dan lega.

Pelayan tadi pun datang dan membawa pesanan Ana. Ana meminum es teh nya hingga tandas. Ah seger.

"Gimana kalau sekarang kita jalan jalan? Minimal ketaman dekat sini," ajak Bima.

"Yakin kak? Nanti telat loh," tanya Ana. Bima mengangguk, " nanti kan aku bisa berangkat kebandara jam setengah tiga lagian jarak bandara gak terlalu jauh jadi perjalanan sejam sudah cukup,"

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang