Tujuh

88 4 1
                                    

Sudah dua minggu Ana menjadi ASISTEN Kak Bima. Berbagai pekerjaan dan perintah di lakoni Ana. Mulai dari membangunkan Kak Bima saat pagi hari, membelikan roti atau makanan saat jam istirahat atau pun disuruh membawakan barang barang nya. Nina dan Intan yang melihat hal itu hanya bisa menyemangati Ana. Mereka merasa kasihan pada sahabat baru mereka.

Tapi di lain sisi, ada sekelompok kakak kelas yang merasa tersaingi dan tidak suka melihat Ana dekat dekat dengan Kak Bima yang memang populer. Kalau boleh jujur Ana juga malas dekat dekat dengan Kak Bima yang selalu menyuruh dirinya.

****
Hari ini seperti biasa, Ana berjalan beriringan dengan Kak Bima. Sekarang pun Ana menjadi terkenal juga. Tapi dirinya terkenal sebagai asisten pribadi Bima. Ana pun tidak masalah toh memang benar kan.
Mereka memasuki ruang OSIS. Kak Bima mengambil selembaran dan memberikan nya pada Ana. Ana hanya diam saja. Ini pasti kerjaan lagi. Batin Ana.

"Bantu aku menyerahkan selebaran ini ketiap kelas," kata Kak Bima dengan nada memerintah yang sudah sangat Ana kenal. Kan bener!

Ana pun pergi ke kelas XI dan XII lalu memberikan selebaran itu pada setiap kelas.

"Akhir nya selesai," kata Ana lalu dia pergi ke kantin karena merasa haus. Dia kantin Ana menikmati es teh nya dengan khidmat. Namun dia diganggu oleh rombongan kakak kelas.

"Jadi ini pembantu si Bima?" Tanya salah seorang. Dia memakai kaca mata yabg lumayan tebal.

"Tari jangan bilang begitu dong kasihan kan dia tersinggung," kata seorang siswi lagi. Kali ini siswi itu memakai baju serba ketat yang menampakkan lekuk tubuh nya.

"Putri lo terlalu baik, emang bener kan PEMBANTU?" kata siswi yang bernama Tari tadi. Ana hanya menarik nafas saja.

"Kayak nya dia-"
"-kepanasan tuh," kali ini dua siswi yang memiliki wajah serupa. Bisa di pastikan kalau mereka kembar.

"Vina Vani," kata Putri yang menunjuk pada gelas es teh Ana. Si kembar yang mengerti kode itu pun langsung mengambil gelas tadi dan menuangkan isi nya di kepala Ana. Rambut dan seragam Ana basah.

Ana bangkit dari posisi duduknya. Tenang Ana.... tenang. Ana terus menarik nafas lalu membuangnya dan menenangkan diri.

"Maaf sebelum nya kita belum kenal kan? Nama ku Ananda Octadiani," kata Ana sambil tersenyum pada empat siswi itu.

"Gak usah sok deh lo baru jadi pembantu aja dah ngesok," kata Putri.

"Maaf ya PUTRI LEPET gue bukan ngomong sama lo," kata Ana sengit. Dia menekan kan kata PUTRI LEPET, enatah mengapa kata lepet muncul dikepalanya.

Tari yang mendengar itu tertawa dan si kembar hanya mengejek Putri. Putri merasa tambah kesal lalu mendorong Ana cukup kencang.

Sekarang ini mereka jadi tontonan gratis orang orang kantin. Orang orang di kantin tertawa saat Ana menyebut Putri dengan sebutan Putri Lepet. Putri yang merasa malu dan kesal hendak menjambak rambut lepek Ana. Ana dengan cepat menghindar.

"Jangan gitu dong lepet, kita harus imbang," kata Ana lalu mengambil gelas yang berisi es teh juga dan langsung menyiramkan isi gelas itu yang masih penuh ke seragam Putri.

Putri, Tari, Vani dan Vina. Memperhatikan seragam Putri yang sudah basah dan menampakkan tubuhnya. Belum habis rasa terkejut empat orang itu, Ana sudah mengambil dua gelas es teh lagi. Lalu menyiramkan setengan gelas ke rambut Tari dan

BUUUR! sisa isi gelas tadi Ana semburkan ke si kembar.

"Gimana masih kepanasan gak?" Tanya Ana sambil tersenyum miring. Lagi lagi orang orang yang ada di kantin tidak melerai mereka dan malah menonton mereka.

"Masih kurang ya?" Tanya Ana lalu menyemburkan lagi setengah isi gelas keduanya pada keempat orang itu. Mereka berempat hanya terdiam. Tapi orang orang yang ada di kantin sekolah tertawa terbahak bahak.
Ana lalu menghabiskan sisa es teh itu.
"Haus juga ya," kata Ana avik meminum sisa es teh itu.

"Ini punya siapa aja yang aku ambil tadi?" Tanya Ana. Lalu tiga orang murid mengangkat tangan nya. Ana pun menggantikan es teh yang dia ambil tadi dengan menggantikan uang ketiga murid tadi.

"Makasih ya," kata Ana lalu membalikan badannya hendak pergi dari kantin tapi Ana menabrak sesuatu saat berbalik.

Ana mengangkat wajahnya dan melihat wajah Kak Bima yang sudah memasang wajah angkernya.

"E- eh kak Bima," kata Aba sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Tanpa mengatakan apa apa Kak Bima langsung menarik Ana dari Kantin. Ana hanya bisa menelan ludah gugup dan berdoa.

****
Ternyata Kak Bima membawanya ke WC perempuan dan menyuruhnya mengganti pakaian.

"Kak Makasih," kata Ana sambil mengeringkan rambutnya. Mereka duduk di bangku depan kelas.

"Kalau mau jadi jagoan jangan di sekolah," kata Kak Bima. Ana hanya tersenyum gugup dan meminta maaf.

"Kali ini kalian masih di beri pengampunan tapi lain kali kalau ini terulang lagi kalian akan dapet peringatan," kata Kak Bima lagi. Ana hanya mengangguk.

"Lain kali jangan lawan orang kayak mereka, pasti mereka bakal balas dendam. Kalau ada apa apa bilang aja ke aku," kata Kak Bima lalu mengelus puncak kepalanya. Ana terdiam karena itu. Kak Bima lalu pergi.
Sadar atau tidak Ana tersenyum karena perlakuan Kak Bima.

****
Tiga hari kemudian sekolah mengadakan kegiatan kemping selama lima hari di kawasan pedesaan.

Kali ini kemping khusus kelas 11 dan 12 akan dipimpin langsung oleh OSIS.

"Wah luas juga ya deket hutan lagi," kata Ana. Di area mereka kemping sangat nyaman dan damai. Mereka baru saja sampai di sini dan langsung di berikan pengarahan.

"Baiklah kita disini akan melaksanakan kegiatan kemping yang bertujuan menjaga kekompakan antar siswa siswi dan beberapa kegiatan akan kita lakukan. Diharap setiap siswa membuat tenda berkelompok berdasarkan kelas masing masing. Para siswa di belakang dan siswi didepan.
Sekarang kegiatan bebas dan silahkan mendirikan tenda masing masing," kata Kak Bima didepan memberi penjelasan.

"Dan satu lagi jangan terlalu jauh masuk kedalam hutan," lanjutnya.

Ana dan teman sekelasnya pun langsung mendirikan tenda mereka seperti yang di instruksikan oleh Kak Bima. Setelahnya mereka istirahat.

****
Malam sudah datang dan kini semua kelas sedang duduk di depan api unggun. Ada yang bermain gitar dan bernyanyi. Ada juga yang mengobrol dan tertawa. Ana pun sedang mengobrol bersama dua sahabatnya.

Tapi dilihat dari mana pun semua siswa siswi masih belum bisa menyatu dan berbaur satu sama lain padahal itu tujuan dari kemping ini.

"Perhatian semua," kata Kak Bima. Kini perhatian semua orang tertuju pada kak Bima dan tiga orang anggota OSIS.

"Sekarang kami akan mengumumkan kegiatan besok," kata salah seorang. Siswa itu memiliki potongan rambut cepak.

"Yang pertama akan ada doa bersama pada pukul lima pagi, acara bebas pada pukul enam,mencari jejak pada pukul delapan pagi, makan siang dan acara bebas pukul dua belas, pukul tiga siang kebersihan, pukul tujuh mencari jejak dan pukul sepuluh acara bebas," kata orang itu.

Ana masih memikirkan kegiatan tadi sampai tak menyadari seseorang memperhatikan nya terus.
Sebuah senyum lolos dari sosok itu.
****
To Be Continue

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang