rain¤4 - The Truth

2.2K 115 8
                                    

"Oke. Kelompok pertama, Hana dan temannya silakan maju" kata mrs. Bella di hari Senin.

"Adohh deg degan gue" bisik gue ke Kenedy.

"Diem coy"

Lagu yang dibawakan Hana judulnya We. Kenedy judulnya Sky dan Felicia judulnya Tap Tap.

"Mia Bolton dan Leonard Flutten. Silahkan maju"

Gue menarik napas, lalu mengambil gitar gue dan berjalan ke panggung mini dengan Leon yang juga membawa gitarnya.

"One two three"

-
-
-
-
-
-
-
-

Hening.

"Le, lagu kita kurang bagus kali ya? Kok semua pada diem sih?" Tanya gue sambil meletakkan gitar gue.

"Ekhm" Leon berdeham.

"Tidak ada tepuk tangan?" Lanjut gue.

"Lagu kalian, nona Bolton dan tuan Flutten.." kata mrs. Bella.

"Lagu kami kenapa?"

"Itu lagu yang paling bagus yang pernah kami dengar"

Sontak murid murid kelas gue bertepuk tangan dengan riuh.

"Ini bener bener lagu terbaik" gumam gue sambil berdiri dari kursi, membungkukkan badan dan kembali ke bangku gue.

"Baiklah anak anak. Beberapa lagu butuh perbaikan. Tapi hasil kalian saat ini sudah sangat baik"

---------------------------

"Katanya yang lagu lagunya bagus dan terlihat punya bakat untuk menjadi musisi akan mendapat beasiswa di Oxford tau gak" kata Felicia waktu pulang.

"Idih.. keliatannya bagusan Manchester deh"

"Tapi kan bagus kalo lo dapet beasiswa di Oxford. Gak kalah bagus kale"

"Ah yaudalah. Ngapain mikirin itu sekarang. Boro boro kuliah. Lulus aja belom tentu" kata gue.

Setelah beberapa menit gue dijemput juga.

"Ah ya, jam 4 sore kamu ke bandara ya" kata nyokap gue.

"Hah? Emangnya kak Alan balik hari ini ya?" Tanya gue.

Btwotb Alan kakak gue yang paling tua dan sekarang udah kerja di Amsterdam. Dia beda enam taun dari gue.

"Mhm. Niatnya kasi kejutan. Tapi terpaksa kasitau soalnya Mr. Luke yang dulu sopir pribadinya hari ini gak bisa jemput"

"Oke deng"

<Rain>

Jam tiga kurang lima belas menit, gue bangun dari bobo lelap gue karna alarm, lalu mandi.

Gue milah milah baju di lemari. Harus tampil cantiklah. Gue udah empat taun ga ketemu. Paling skadar video call seminggu sekali.

Akhirnya gue mutusin makai blus lengan panjang putih, chiffon hitam bertuliskan 88 putih di tengah, jeans panjang dan sepatu keds putih. Setelah menyisir rambut, gue masukin hape dan dompet ke tas selempang putih, melingkarkan jam di tangan kiri, lalu memakai topi hitam. *bukan topi cap*

Tiba di ruang keluarga gue ngambil kunci mobil dan mengemudikan mobil krem itu ke arah bandara.

"Aish. Pesawat Amsterdam baru datang stengah jam lagi alias jam stengah lima. Gak asik banget" keluh gue.

Karena bosan akhirnya gue ke Starbucks, memesan minumannya *-_-*, lalu ke dekat ruang tunggu orang dari Amsterdam datang. Kebetulan aja noleh, gue liat... Leon.

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang