PART 7

16K 438 12
                                    

Halloo!!!

Ada yang kangen sama aku gak ? Pasti pada kangen semua ya ?(Gubrak ! Author narsis nih !)

Aku balik lagii~

Sebelumnya ...(Curcol bentar boleh kalii yeee..hehehe) aku mau mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaaaknya.. buat yang udah mau nge-baca, nge-vote,nge komen, yang mau nge follow aku, yang udah masukin My Young Step Father ke reading list kalian.. Makasih banyak yaa :"" aku terharu sekali, gak nyangka aja pada banyak yang mau ngebaca dan ngevote cerita gaje aku ini.. Dan udah nyampe vote-nya 160+ aduuh beneran deh, aku hampir nangis terharu pas ngeliat vote yang segitu banyaknya, dan udah 12000+ yang mau ngebaca cerita gajeku..

Oh ya, sebelumnya aku minta maaf, mungki part ini akan sedikit pendek dan gaje ._. Dan mungkin sangat acak-acakkan.. Aku mengupdate nya dari hp ._.

Mengingat pekerjaan di dunia nyata yang sangat menumpuk dan selalu meminta diperhatikan, dan aku susah sekali membagi waktu(sok sibuk!) Maaf , Gomen , mian , sorry , kalau aku bakalan sering sekali terlambat mengupdate

Okaay.. Udah cukup nih curcolnya! Entar kalo kebanyakan bisa-bisa aku kena timpuk sama kalian hehehe

Ditunggu vote dan komen nya yaa ^o^

Hug and kisses

-dea

Laura's POV

Well, makan malam ini berjalan cukup hening, atau mungkin sangat hening? Hanya terdengar dentingan sendok dan garpu yang berbenturan dengan piring. Dan beberapa kali helaan nafas panjang dariku.

Sejujurnya.. Aku masih belum bisa mengenyahkan bayang-bayang reivan dari kepalaku. Rasanya kepala ku akan meledak sebentar lagi. Mengingat yang aku ingat saat ini adalah bagaimana tajam dan indahnya bola mata coklat milik reivan itu. Aroma maskulin yang terpancar dari tubuhnya. Semua tentang Reivan berputar-putar seperti kaset rusak didalam kepalaku. Hidungnya yang mancung, matanya yang berwarna coklat yang sangat indah dan errr.. Sexy ? Harum parfum maskulinnya yang menyegarkan . Apalagi saat mengingat adegan tadi . Aku ingin mati saja karna rasa malu !

Sampai sekarang Aku tidak berani menatapnya. Tatapan matanya yang tajam sangat menusuk. Aku takut aku akan tenggelam dalam kelamnya warna hitam bola matanya.

Oke. Mungkin ini adalah karna efek kelelahan ? Aku mulai berhalusinasi melihat Reivan sangat tampan sekarang ? Bahkan aroma parfum maskulin dan segarnya berputar-putar di sekitar indra penciumanku. Seakan-akan merenggut semua oksigen yang ada di ruangan ini dan menggantikannya dengan aroma maskulin yang menenangkan milik Reivan. Aku belum pernah merasa segila ini dengan aroma laki-laki. Bahkan ke kaisa pun tidak pernah.

Ooh.. Ini tidak bisa dibiarkan!

"Ehm."Aku berdeham cukup keras karna memang tidak ada suara-suara lain direstorant ini. Hanya ada kami bertiga di iringi dengan alunan musik jazz yang.. Menenangkan hati.

"Babe, kita pulang yuk sekarang ? Aku capek bangeet.." kubuat suaraku semanja mungkin. Aku menarik-narik ujung lengan baju polo Kaisa. Oke baiklah, aku akui aku sedikit berlebihan sekarang, tidak biasanya aku seperti ini. Sejak kapan aku menjadi wanita penggoda dan manja ?

"Ohh.. Yaudah ayo kita pulang sekarang.."Kaisa tersenyum lembut, walaupun aku sempat melihat sorot matanya yang menyiratkan kekagetan yang cukup kentara. Tapi cepat-cepat ia menggantinya dengan tatapan lembut yang menenangkan. Well aku sangat sangat beruntung mendapatkan pria seperti Kaisa. Dia sangat menyayangi ku , ia juga sangat menjunjung tinggi harga diri wanita.

Intinya dia sangat perfect untuk menjadi seorang kekasih.

"Bill nya mbak ?"Kaisa melambaikan tangannya keatas memanggil waiter.

My Young Step FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang