PART 16

11.1K 376 16
                                    

AURHOR POV

"Kemana sih kamu mau bawa aku, Van?" Laura mengerutkan keningnya bingung. Setelah sekian lama ia duduk didalam mobim Reivan ini dan belum jelas juga kemana Reivan akan membawanya pergi.  Reivan hanya tersenyum misterius.

"Pokoknya kamu enggak bakalan nyesel aku bawa kesini"Reivan menatap Laura sejenak sebelum kembali memperhatikan jalan. Laura memberenggut sebal.

"Kamu mau nyulik aku terus ngebunuh aku gitu? Gara-gara aku nentang hubungan kamu sama bunda ?!"Laura menatap Reivan dengan galak. Reivan terkekeh geli.

"Pikiran kamu tu emang ajaib banget ya, Ra. Kalo aku emang mau bunuh kamu, udah dari kemaren-kemaren aku lakuin"Reivan masih saja tertawa.

"Ya bisa jadi kamu nyari waktu yang tepat?"Laura masih memasang wajah galaknya.

"Dan kenapa kamu mikir sekarang waktu yang tepat?" Reivan menaikkan sebelah alisnya ingin tahu.

"ya ... Mana aku tau ?! Itu kan rencana kamu! Ya kamulah yang tau" Laura semakin menatap Reivan sinis. Tapi tidak begitu berpengaruh kepada Reivan. Reivan tetap cuek dan tenang.

"Makanya Laura. Pikiran kamu itu harus bersih. jangan buruk terus. Ada dendam apa sih kamu sama aku?" Reivan menatap Laura sekilas dengan serius. Lalu kembali memperhatikan jalan raya sebelum mereka berdua sama-sama mati konyol.

"Masih nanya juga ? Beneran enggak tau ?"Laura memutar bola matanya kesal.

"Karna saya tidak tau makanya saya tanya kamu. "Reivan masih serius menatap jalanan yang lumayan padat walau belum dikategorikan macet parah ala jakarta.

"Karna kamu mau menikah dengan bunda.  Yang bahkan kamu tidak lebih tua dan kak manda, anak pertama bunda . Kamu cuma 4 tahun diatas aku. Dan semua kenyataan itu bikin aku kesal dan semakin membenci kamu. " Laura menarik nafas sejenak. Ia hampir saja mati kehabisan nafas saking emosinya.

"Dulu.. Aku kira kamu itu tipikal-tipikal cowok matre yang ngincar harta bunda. Tapi ternyata kamu bukan orang sembarangan. Kamu bukan orang yang gak punya. Melihat dari selera berpakaian kamu mulai dari setelan jas armani dan gaya rambut dan berbahasa. aku yakin kamu bukan orang sembarangan"Laura mengehela nafas lelah. Capek juga dia ngomong panjang lebar. Dan ternyata dia baru ingat ini adalah percakapan dia dan Reivan terpanjang yang tidak di awali atau diakhiri dengan pertumpahan darah.

"Sudah?" Reivan masih saja tenang. Walaupun sudah dibombardir oleh Laura.

"Hem"Laura menggangguk mantap.

"Okay. Untuk point pertama kamu benar. Aku memang tidak lebih tua dari manda. Tapi apa kamu memandang cinta sedangkal itu? Hanya dari segi umur ? Dan yang point berikutnya, aku memang TIDAK matre. Aku masih bisa membeli sederetan mobil-mobil mewah. Dan aku juga memiliki beberapa hotel bintang 5 diIndonesia mau pun di luar negri . Salah satunya ad di malibu. So.. Kamu tidak akan berpikir aku mengincar harta bunda kamu lagi kan?" Reivan tersenyum miring terkesan sinis. Laura hanya bisa ternganga. Antara percaya dan tidak.

"Tidak mungkin.." Laura berdesis pelan. Sangat pelan tapi tidak cukup pelan utlntuk tidak terdengar di telinga Reivan.

"Bagian mananya?"

"Apa kamu memang sekaya itu?"

"Itu hanya sebagian. Aku juga memiliki beberapa cabang restorant mewah di beberapa kota di indonesia. Dan saham di beberapa tempat" Reivan mengatakannya dengan santai dan enteng. Sementara itu Laura sudah ternganga tak percaya. Setidaknya dulu dia sempat berpikir Reivan dari keluarga yang tidak mungkin sekaya itu.

"Apa kamu sedang membual?" Laura menatap Reivan penuh selidik berusaha mencari-cari perubahan mimik wajah Reivan yang membuktikan dia berbohong. Tapo nihil. Reivan tidak menunjukkan apapun.

My Young Step FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang