PART 3

20.2K 615 11
                                    

"Ehm.. Lusa bunda akan pergi ke Medan untuk beberapa minggu.."Tiba-tiba suara merdu Resia menggema dan memecah keheningan yang tercipta dipagi hari yang mendung itu. 

"Hah?Medan bun?tapi kaan.. Bi Nura lagi pulang kampung barengan sama Bi Mina"Kania terkejut, lagi-lagi bundanya memberi berita yang mengejutkan..satu hal yang dia tau Bundanya penuh dengan kejutan ternyata.. 

"Iya bun, masa biarin aku berdua aja sama Kania di rumah sebesar ini.. Mana kak Manda lagi gak disini pula.."Laura membenarkan kata-kata adiknya itu, sejujurnya ia takut untuk tinggal berdua saja dengan adiknya itu.. Apa lagi sampai berminggu-minggu . Bukan sehari atau dua hari saja. 

"Kak Manda kan lagi honey moon ke paris ,buun.. Terus kita ditinggal sama siapa ?"Kania merengek sambil menatap bingung kearah bundanya. Ia dan Laura saling pandang-pandangan saling memberi kode. 

"Iya iya.. Bunda tauu.. Bunda udah mikirin itu semuaa maka dari itu bunda bakalan nitipin kamu sama orang yang paliiing bunda percaya..."Resia tersenyum misterius didepan kedua anaknya itu. Sedangkan Kania dan Laura hanya bisa bengong dan menduga-duga siapakan kira-kira orang yang akan tinggal bersama mereka untuk beberapa minggu kedepan ini. 

"Tapi.. Siapa orangnya bunda?"Laura menatap Resia dengan tatapan ingin tau. Kania mengangguk-nangkguk setuju dengan kakanya itu. 

"Reivan"jawab Resia santai sambil meneruskan makan nasi goreng yang ada dipiringnya itu. Tanpa dia sadari dia telah menyulut api kemarahan dari Laura. Laura menatap bundanya itu tajam. 

"Bunda.. Dia itu orang yang tidak kita kenal ! He is a completely stranger ! Bagaimana mungkin .."Laura menekan amarahnya sekuat tenaga. Tangannya yang mengenggam sendok terkepal sangat keras. Mukanya memerah menahan amarah dan gemas melihat bundanya yang begitu santai dan entengnya menyebutkan nama 'Reivan' itu dihadapan Laura. 

"Laura sayaang.. Dia itu bukan stranger baby.. Dia itu calon ayah kamu.."Resia tetap tenang menanggapi kemarahan yang tersirat dari setiap kata yang keluar dari mulut putrinya itu. 

"Tapi kan bun.." 

"Listen ,Laura.. Kamu mau atau tidak Reivan bakalan tetap tinggal disini jagain kalian ini.. Lagian sebagai latihan untuk calon ayah.."Resia terdengar girang dengan idenya sebagai latihan menjadi ayah yang baik. 

"Apaa??"Kania dan Laura berteriak serempak. Dan terlonjak dari tempat duduk mereka masing-masing. Latihan menjadi ayah...mereka berdua saling tatap lesu. 

'It's gonna be a hard week !!'Laura membantin dalam hati dan meringis . 

'It's gonna be an interesting week!!!!'Kania membatin dalam hati , tapi tersirat kebahagian tersendiri, lalu tanpa Laura dan Resia sadari Kania tersenyum kecil.

++++

"Yasudah.. Kalian berdua hati-hati ya.. Jangan membuat keonaran selagi bunda gak ada ! Baik-baik sama Reivan.."Resia memberikan wejangan-wejangan sebagai seorang ibu. Sejujurnya iya sedikit khawatir juga dengan kedua putrinya itu.. Ini pertama kalinya iya meninggalkan mereka berdua untuk pergi jauh. 

"Hmm"Laura hanya menggumam tak jelas. Yang ada dipikirannya saat ini adalah.. Dia akan tinggal serumah dengan CALON AYAH TIRInya itu. Menghabiskan waktu dengan makluk ehm.. Walau agak susah laura mengakuinya tapi iya tak bisa lagi berbohong kalau sebenarnya Reivan itu tampan .. Sangat TAMPAN . Laura menarik nafas panjang. 

"Baik bunda !"Kania terlihat sangat girang. Dia tersenyum setiap saat. Lalu menempel t tadi dengan Resia. 

Sekrang mereka bertiga sedang berada di bandara soe-tta. Menghantarkan bundanya . Reivan tidak ikut mengantar Resia . Dia ada tugas urgent di kantornya. Dan laura bersyukur akan hal itu. 

My Young Step FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang