PART 13

10.2K 343 2
                                    

Hallo..
Selamat pagii..
Aku balik lagii.. Haha
Aku baru nyadar ternyata MYSF udah hampir dua tahun yah november besok.. Ckckc.. Kayanya aku harus cepet2 namatin...
Okay.. Mungkin part ini enggak begitu mengesankan.
Aku cepetkan updatenya? hahaha. Makasih ya udah mau baca ^^
Okey check this out !

Love hug and kisses

-dea



Laura POV


Cafe ini seperti biasanya selalu ramai dengan berbagai macam pelanggan. Dari orang dewasa. Remaja. Anak-anak. Semuanya tampak sibuk dengan berbagai macam urusan mereka masing-masing. Beginilah Jakarta. Individual.

Dan disinilah aku terdampar. Sendirian. Sedang sibuk mengaduk-aduk jus tomat yang ada dihapanku.  Menunggu memang membosankan. Aku kembali mengecheck I-phone ku. Masih tidak ada sms, telepon, LINE, Whatsapp, atau notif apapun dari berbagai Sosial media.

Mungkin kalian bisa bilang aku gila bodoh atau sebagainya. Tapi aku berharap ada saja sedikit kabar dari Kaisa.

Ya.. Ya..Yaa aku tauu.. Bodoh memang mengharapkan cowok bodoh brengsek kaya dia. Tapi bagaimanapun juga... Aku tidak bisa membohongi hati kecilku sendiri yang masih mengharapkan dia. Dia sudah mengisi hari-hari ku mengisi hatiku dengan penuh cinta selama 3 tahun ini. Dan asal kalian asal kalian tau, move on itu susaaah !

Tapi... Mungkin dibanding rasa kehilangan yang mendominasi, rasa sakit karna di khianati itu lebih terasa sakitnya. Apalagi trauma masa lalu yang selalu menghantui. Aku jadi takut sendiri kalau-kalau aku udah gak normal enggak suka cowok karna mereka semuanya brengsek malah berpindah haluan jadi suka cewek.

Idih amit-amit jabang baby dehh .

"Laura?"suara bariton seksi yang tak asing lagi terdengar ditelingaku. Dengan segera aku mendongakkan wajah mencari-cari sumber suara. Dan yah... Disitulah dia, hansome as usual. Gila. Otak aku pasti udahh positif korslet. Sempet-sempetnya mikir kalo Reivan itu handsome. Parah.

"Kamu sendirian?" Tanpa meminta izin terlebih dahulu Reivan seenak udelnya sudah duduk manis dibangku depan mejaku yang berhadapan denganku.

"Aku enggak inget ngijinin kamu duduk disitu"Aku dengan sadis dan sinisnya berusaha mengusirnya dengan lembut tanpa terjadinya pertumpahan darah disini.

Yang mengejutkan, dia tidak tampak terkejut, tersinggung atau pun ter- ter lainnya. Seperti dia sudah bisa menduga ini sebelumnya. Sial. Kalau dia udah mempan sama sarkastik aku, aku musti nunjukin sebel aku kaya gimana...

"Aku juga enggak inget sejak kapan kamu beli cafe ini?"Reivan menampakkan senyum miringnya. Tampak evil tapi menawan. Astaga !!! Apa tadi?! Lupakan. Aku khilaf !

"Maksud kamu?"Aku menyerngitkan kening bingung. Sumpah ini bukan pura-pura bego tapi kayanya emang aku enggak nyambung banget atau dia emang asal ngomong aja.

"Punya hak apa kamu ngelarang-larang aku duduk dibangku ini"Lagi-lagi Reivan menampilkan senyum miring mematikannya. Apaan sih nih laki, gila kali ya ? Daritadi senyum-senyum miring sendiri. Jangan-jangan udah stroke kali ya ? Bibirnya jadi miring jadi senyumnya juga miring.

"Aku kan bayar. Jadi aku punya hak dong"Aku menjawab dengan santainya. Ya emang harus buat apa gugup didepan iblis satu ini.

"Terserah saja. Tapi aku juga bayar. Dan disini sudah tidak ada lagi bangku kosong selain disini"Reivan mengambil gelas kopinya dan meminumnya. Aku berusaha mengedarkan pandangan keseluruh penjuru Cafe ini. Dan emang dasarnya aku bernasib sial hari ini. Reivan memang benar. Saking ramainya Cafe ini semua bangku tampak penuh.

My Young Step FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang