PART 17

11K 365 11
                                    

Hai everybody.. I'm back yeah! Jadi... aku mau minta maaf.. lama sekali mengupdate part ini.. bukan apa2.. draftnya syusah siap udh lama banget. Tapi selalu ngerasa ga sreg. Makanya ga aku uplod2. Dan aku memang lagi sibuk latihan... bakalan tampil maret besok guys.. jadi bakalan lebih sibuk lagi he he he . Jadi aku minta maaf banget kalo emang lama.gaje gini:") thank you for your vote guys!! Itu juga salah satu penyemangatkuu.. lets enjoy this!! Plis your vote and coments iu penyemangatkuh!!

Love hug and kisses

-dea

AUTHOR POV

Seorang wanita paruh baya berjalan dengan anggunnya ditengah keramaian bandara soekarno-hatta. Kacamata hitamnya bertengger dengan manis di hidung bangirnya.

"Maaf bu. Apa ibu yang bernama Resia Widiawati?" Seorang pemuda dengan setelan jas berwarna hitam dan berbadan tegap berdiri menjulang dihadapan wanita paruh baya itu tadi.

"Ya benar itu saya. Ada apa ya ?"Wanita paruh baya yang bernama Resia itu melepaskan kacamata hitamnya sambil menyerngitkan keningnya heran.

"Saya di perintahkan oleh bapak Lucky untuk menjemput anda bu Resia" Pemuda itu berkata dengan sopan. Mata Resia membesar kaget.

"Lucky?"Resia bertanya lebih kepada dirinya sendiri.

"Saya kira dia sudah mati. Baiklah. Bertemu dimana ?" Setelah mengumpulkan kembali kesadarannya Resia memasang kembali kacamata hitamnnya dan mengangkat dagunya tinggi-tinggi dengan tampang datar.

"Mari ikut saya bu.."pemuda itu berjalan didepan dengan diikuti oleh Resia dari belakang. 

*************

"Pak. Buk Resia sudah berada didalam. Mobil"

"Baiklah. Cepat bawa dia ke rumah "

"Baik pak. "

Seorang pria paruh baya menghela nafas berat. Rambutnya yang mulai memutih di beberapa tempat tidak memudarkan garis ketampanannya.

"Mungkin memang tidak bisa lari lagi" pria paruh baya yang ternyata adalah Lucky itu menghela nafas berat.

Tok tok tok

"Masuk" Lucky mempersilahkan masuk sambil tidak membuka matanya yang terpejam lelah.

"Maaf pak tapi sudah waktu minum obat" asisten pribadi Lucky memberikan nampan yang berisi obat-obatan dan air putih dan meletakkannya di meja samping Lucky.

"Terima kasih Nadia" Lucky membuka matanya dan mempersilahkan Nadia keluar ruangannya dengan matanya.

Lucky menatap dengan bosan kearah obat-obatan yang selama ini dikonsumsinya untuk menunjang kesehatannya yang kian lama kian memburuk akibat terlalu terforsir oleh bekerja dan beban pikiran dan mental.

"Mungkin sudah saatnya saya menjelaskan kepada kamu dan anak-anak Resia"

**********

"Silahkan bu Resia"pemuda yang menjemput Resia di bandara tadi mempersilahkan Resia turun dari mobil dan masuk kedalam rumah yang megah bahkan untuk pengusaha sukses macam Resia sampai berdecak kagum melihat kebesaran dan kemewahan rumah yang ada dihadapannya kini.

"Mari bu ikut saya"pemuda tadi mempersilahkan Resia masuk dan menggiringnya kedalam rumah mewah milik Lucky .

"Silahkan duduk" Pemuda tadi mempersilahkan Resia duduk di sofa berwarna coklat .

Resia mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru rumah. Dan terkesan dengan barang-barang antik yang di miliki oleh mantan suaminya.

"Lama tak bertemu" Suara barithon yang sudah sangat di kenal oleh Resia yang sudah sangat lama tidak pernah ia dengar lagi mau tak mau membuat Resia terpaku.

My Young Step FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang