PART 10

10.9K 340 6
                                    

Author POV

Reivan terlihat sangat sibuk dengan tumpukan kertas-kertas yang berisi kontrak miliyaran rupiah yang ada diatas mejanya.

wajahnya yang tampan tampak serius memperhatikan setiap kontrak itu , wajahnya semakin tampan dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya itu.

Tok Tok Tok...

"Pak Reivan."suara kecil Kelly mengalihkan pandangan Reivan dari berbagai kertas-kertas berharga itu.

"Ya masuk" Reivan mempersilahkan Kelly masuk.

Kelly masuk dengan tampang takutnya. tapi yang membuat Reivan terkejut bukan tampang takut Kelly tapi sipa yang ada dibelakang Kelly.

"Donna" Reivan mendesis tajam. Matanya berkilat marah.

"Hallo honey.."Donna tersenyum dengan cantik dan anggunnya. Tapi bagi Reivan senyum itu tidak lebih dari segala kepalsuan didalamnnya.

"Kamu bisa keluar sekarang Kelly" Reivan dengan suara dinginnya menyuruh Kelly keluar dari ruangannya.

"Honey.. I miss you so bad.." Donna berjalan dengan anggun dan pelan mendekati meja kerja Reivan.

"Mau apa kamu kesini?"Reivan menatap Donna dengan tajam, memperingati Donna agar tidak mendekatinya barang selangkah lagi.

Tapi bukan Donna namanya kalau langsung gentar dan takut. seakan tidak peduli Donna tetap melangkan mendekat.

"Aku cuma mau ngajak kamu makan siang hon.."sekarang Donna sudah sampai di samping Reivan.

"Saya tidak mau. silahkan anda keluar dari sini. sebelum saya memanggil security untuk mengusir anda." Reivan mendesis tajam. suaranya sarat akan kemarahan. matanya memanxarkan kebencian yang amat sangat. dan tidak ditutup-tutupi.

"Kamu pasti mau makan siang dengan ku, kalau aku bilang aku tau tentang resia.." Donna tersenyum yang dimata Reivan kini terlihat memuakkan dan menyebalkan.

"Apa maksud kamu?" Reivan menatap Donna semakin tajam . mau tak mau Reivan harus menuruti kemauan Donna ini. sebelum rahasianya terbongkar sudah.


*****************


Laura duduk termangu di atas tempat tidurnya yang berwarna baby pink.

Pikiran Laura melayang kemana-mana.

Tok Tok Tok..

"Mbak Lauraaaa buka dong" suara cempreng Kania terdengar membahana. diiringi dengan ketukan pintu yang semakin membahana juga.

Laura tersentak dari lamunan panjangnya. Cepat-cepat dia berdiri dari tempat tidurnya.

dibukanya pintu dan Kania langsung berhamburan masuk kekamar Laura.

"Eh mbak Laura tau gak ??" Kania bertanya dengan mata yang berbinar-binar.

"Kenapa lagi nih anak?  semangat banget, kesambet jin kali yak?" laura bergumam dalam hati.

"Tau apaan? paling kamu bakalan ngasih tau mbak gossip murahan"Laura menanggapinya dengan malas-malasan. di ambilnya laptopnya yang berwarna merah, dibawanya ke pangkuannya.

"Ih mbak Laura gitu banget sama adek sendiri juga" Kania memajukan bibirnya. Cemberut maksimal dia.

"Hahaha, kan kebiasaan kamu juga gitu. yadeh emang apaan?" Laura akhirnya mengalah dia akhirnya duduk berhadapan dengan Kania yang sudah ceria terang benderang karna akhirnya di notice oleh Laura.

"Mbak, kemaren kan aku sama temen-temen makan gitu ya, terus aku ngeliat Reivan dong lagi makan."Kania dengan bersemangatnya becerita. sedangkan Laura hanya berjengit bingung.

"Aduh kaniaaa . dia makan direstaurant terus kenapaaa?? ada yang aneh?"Laura gemas sendiri dengan adiknya . Laura mencubit kedua pipi Kania, sampai Kania meringis kesakitan.

"Kan aku belum selesai ngomong mbak.."Kania menggosok-gosok pipinya yang memerah dengan kesal.

"Emang ada lanjutannya?"Laura bertanya dengan polosnya.

"Adalaaah. Yang hebohnya itu... Reivan itu pergi makan bareng sama cewek cantik banget mbak !! dan itu jelas banget bukan bunda"Laura terkejut setengah mati. Ternyata kecurigaannya terhadap Reivan itu memang benar.

"Mbak benerkan Kania ! Dia itu pasti ada apa-apanya. Dia itu cowok enggak bener. Dia itu cuma ngincer harta bunda !"Laura berkata dengan mata berapi-api.

"Tapi kita juga enggak bisa asal tuduh lho mbak.. Bisa jadi itu sodara.. Temen... Atau kliennya Reivan."kania mencomot kripik kentang yang ada di atas tempat tidur Laura.

"Tapi ya Nia.. Mbak yakin banget dia pasti ada suatu rahasia yang disembunyiin dari kita. dan kakak yakin banget itu."Laura menerawang. memikirkan berbagai kemungkinan tentang kecurigaannya itu.

"Udah deh mbak enggak usah berprasangka dulu.. Kita liat aja.. Lagian aku yakin Bunda enggak mungkin bodoh mbaak.."Kania masih asik memakan kripik kentang Laura.

"Ehhh.. Kaniaaa. Ihhh kok kripik kentang mbak kamu embat juga sih?! Yaampun mana hampir habis lagi.. Yaampun Kania gentoong" Laura seakan baru tersadar dengan kripik kentangnya yang tinggal sedikit itu. Sedangkan Kania si pelaku kejahatan itu hanya nyengir dengan tampang polosnya.

"Hehehe.. Peace mbak.."Kania mengacung jari telunjuk dan tengahnya bersamaan. dan langsung ngacir kabur ke dalam kamarnya sendiri.

"Dasar Kania gembull"Laura mencak-mencak sendiri.



*************



-TBC


halloo :)

asdfghjk

entahlah cerita ini makin gaje. dan makin enggak jelas. entah mungkin enggak ada lagi yang mau ngebaca cerita ini kali.

tapi kalo ada mohon coment nya dan vote dong :) biar aku tau cerita ini masih layak dilanjutkan atau tidak.. dan kalau ada kesalahan bisa di koment. pedes pun gapapa

heheheh makasih udah baca :)

love hug and kisses

-dea

My Young Step FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang