PART 6

16.1K 488 13
                                    

Hai haii...

I'm back agaaaaiiin guyyss..

Hmm.. Sebenernya disini Aku cuma mau negasin aja sih , biar gak ada kesalah pahaman lagi .. Cerita ini bener-bener murni ide aku sendiri.. Kalau pun ada kesamaan ide atau apa pun itu. Itu semua murni tanpa adanya unsur kesengajaan dari aku..

yaudah deh , daripada ngomong panjang lebar , mending langsung baca ajaa, dan jangan lupa ! Vote dan komennya yaaa :)) :* semoga suka dengan part ini yaaa..

Love and hug

-dea

PART 6

Author POV

"Saya Reivan" suara berat namun seksi itu terdengar dari belakang tubuh Laura.

Seketika Laura menegang . Kaisa menaikan sebelah alisnya dengan penuh tanya . Laura menggigit bibir bawahnya tanda ia bingung setengah mati , bagaimana caranya menjelaskan tentang 'makluk gaib' yang sekarang berada tepat disampingnya ini?

"Siapa dia,Ra?"Suara Kaisa penuh selidik menanti jawaban yang keluar dari bibir mungil Laura.

"Dia...dia.. Itu..."Laura masih berusaha mencari-cari jawaban yang paling tepat untuk menjelaskan siapa Reivan ini .

"Saya sepupu jauhnya Laura"sekali lagi suara berat dan seksi itu terdengar . Kali ini tanpa ragu-ragu Laura menatap Reivan intens . Ada rasa bingung , marah, dan beribu rasa lainnya dalam mata itu . Entahlah , Laura sendiri bingung kenapa ia bisa marah.

'Kenapa Reivan ngakunya kalo dia itu sepupu gue ?kenapa bukan CALON AYAH TIRI gue aja ? Laura membatin antara bingung dan bersyukur. Bingung kenapa Reivan tidak langsung mengatakan bahwa ia adalah CALON AYAH TIRI Laura , tapi bersyukur juga karna Reivan tidak membongkar rahasia memalukan itu.

"Benar dia sepupu kamu Ra?"Kaisa masih saja melemparkan tatapan penuh selidik kearah Laura . Laura tak berani menatap Kaisa langsung , ia takut kalau ia menatap Kaisa sekarang , ia akan tau kalau Laura sedang berbohong . Bagaimana pun juga Reivan adalah orang asing yang bahkan asal-usulnya tidak Laura ketahui. Walaupun sebenarnya Reivan sebentar lagi akan menjadi ayah tiri-nya.

"I..Iya , dia bener sepupu aku"Laura memaksakan senyumnya agar terlihat manis didepan Kaisa .Tapi tetap saja ia tahu kalau senyum-nya hanya akan terlihat aneh sekali.

Laura sendiri bingung, kenapa ia harus berbohong tentang Reivan kepada kekasihnya, harusnya Kaisa tahu tentang hal ini.

"Kamu gak ngajak aku masuk gitu ?kita bakalan ngobrol di depan pintu aja nih ?"Kaisa bertanya dengan nada menggoda kearah Laura . Berusaha mencairkan suasana yang sedikit membeku itu.

"Ah ? Eh , I..iya , masuk dong babe .."Laura membukakan pintunya semakin lebar dan mempersilahkan Kaisa masuk sementara mendorong Reivan menjauh .

Reivan memandang Laura tajam . Laura tau sekarang ia sedang diperhatikan dengan intens oleh Reivan , tapi ia tidak berani mengangkat kepalanya dan beradu pandang dengan Reivan , Laura sendiri tidak tahu kenapa.

"Bentar deh babe, aku buatin minum dulu , bi nura lagi pulang kampung."Laura segera berdiri dan berjalan cepat kearah dapur . Kaisa masih memandang aneh kearah kekasihnya itu .

'Ada yang aneh dari Laura , seperti sedang menyembunyikan sesuatu.'Kaisa membatin ragu , tapi dengan segera ditepisnya perasaan curiga itu . Lalu mengalihkan pandangannya kearah Reivan.

"Lo tinggal dimana Bro ?"Kaisa berusaha untuk mengakrabkan dirinya sebisa mungkin kepada Reivan . Tapi hanya mendapatkan tanggapan dingin dari Reivan.

"Lo siapanya Laura ?"Reivan bertanya dengan nada dinginnya , tatapan matanya memandang Kaisa dengan tajam . Kaisa menjadi salah tingkah di tatap tajam seperti itu .

"Gue itu Pacarnya Laura.."Kaisa menjawab mantap . Membuat Reivan sedikit terkejut , namun dengan cepat ia mengendalikan wajahnya kembali datar.

Reivan dan Kaisa sama-sama terdiam dengan pikiran mereka masing-masing . Sampai terdengar suara merdu .

"Kamu udah makan belum kai ? Kalo belum kita makan diluar aja yuk.."Laura tersenyum manis kearah Kaisa dan tanpa memperdulikan sedikit pun makluk tampan yang berada tepat disamping Kaisa itu .

"Kenapa kalian gak makan disini aja ? Biar saya yang memasak."Lagi-lagi suara berat dan seksi itu menyentak Laura. Membuat Laura sedikit salah tingkah .

"Eeng..enggak usah. Aku sama Kaisa makan diluar aja. Kamu kalo mau makan delivery aja.."Laura masih menolak untuk menatap mata coklat milik Reivan. Entah kenapa ia enggan sekali melihat kedalam mata itu.

"Aku ikut."Sekali lagi suara berat itu menyentak Laura. 'Dia ini kenapa sih ?! Hobi sekali mengganggu hidupku ?!!'Laura membatin kesal lalu melirik tajam kearah Reivan.

"Eng..."

"Gak papa kali beb sepupu kamu ikut .. Itung2 aku bisa mengenal lebih dekat keluarga kamu.."Perkataan panjang lebar Kaisa memotong semua sanggahan dan penolakan keras dari Laura. Seketikan Laura bungkam tak tau harus memberikan penolakan seperti apa lagi.

"Kalo gitu tunggu sebentar saya ngambil dompet dan hp dulu.."Reivan segera menghilang dari hadapan Laura dan Kaisa . Membuat Laura diam-diam mengambil nafas lega . Selama beberapa saat sepertinya sistem pernafasannya tidak berjalan semestinya. Rasanya oksigen didalam rumah itu terhisap habis . Merasa sak luar biasa.

"Kamu kenapa sih beb ? Kok kacau gitu ?"Kaisa memandang khawatir kearah Laura yang hanya dijawab dengan gelengan pelan dari si empunya.

"Beneran kamu gak papa ? Kamu pucet gitu lho beb.."Kaisa masih saja memperhatikan kekasihnya itu . Matanya memandang lekat Laura. Memperhatikan setiap detil dari wajah cantik Laura yang tak pernah bosan dipandangnya.

"Aku gak papa kok babe, kamu tenang aja.."Laura memberikan senyum tipis berharap itu bisa menenangkan Kaisa, dan bisa berhenti bertanya.

"Okay.. Ayo berangkat.."Reivan telah berada tepat didepan Laura dan Kaisa . Dengan menggunakan polo t-shirt , dan celana jeans hitam Reivan benar-benar terlihat tampan malam itu. Laura sedikit terpana lalu cepat-cepat ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat untuk menjernihkan pikirannya yang sempat kacau tadi.

Reivan yang melihat tingkah aneh Laura hanya tersenyum geli melihatnya.

"Pake mobil lo atau gue nih?" Suara Kaisa menyadarkan Laura dan Reivan dari pikiran mereka masing-masing.

"Ehm. Mobil lo aja."Reivan berdeham pelan, setelah menatap Laura cukup lama dan tajam, lalu dengan cepat berjalan duluan meninggalkan Laura dan Kaisa dibelakangnya.

"Eh..sepupu kamu emang kaya gitu ya Ra?"Kaisa mengusap tengkuknya bingung melihat tingkah Reivan yang menurutnya aneh itu.

"Kaya gitu gimana ?"Laura menyerngitkan keningnya bingung dengan pertanyaan Kaisa. Laura masih saja terpana dengan Reivan. Dirinya sendiri bingung bagaimana bisa seorang Laura terpana melihat pria menyebalkan macam Reivan ?

"Gak jadi.. Gapapa kok . Ayo.."Kaisa tersenyum kikuk . Lalu mengajak Laura keluar. Laura menyerngitkan dahinya bingung tak mengerti . Tapi ia tetap mengikutin Kaisa yang merangkul pinggangnya posesif itu menuju mobil range rover putih milik Kaisa.

*******

TBC

Mohon vote dan komennya yaa :))

My Young Step FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang