Penantian

135 14 1
                                    

"Deras hujan Senja ini mengingatkanku pada dirimu, Penantianku dan Rasa ini"

PENANTIAN :')

Hey Kamu?
Tidak akan pernah tahu betapa tersiksanya hari-hariku menantimu dalam diam.
Kamu?
Tidak akan mengerti betapa dadaku sesak setiap memikirkanmu

Aku Sekarang dalam keadaan mencintaimu.
Dan tidak bisa menahan diri untuk tidak menyukaimu.

Pertama kali Melihatmu,
Melihat tingkahmu,
Mendengar suaramu,
Melirik senyummu, dan
Membaca semua chat kita.
Kamu berhasil memenjarakanku pada bayang-bayang yang aku buat sendiri.

Ini bukan salahmu, Bukan salahmu, ini tentu salahku.

Aku tidak bisa mengendalikan diri untuk tidak mencintaimu.
Kamu terlalu gemerlap buatku yang gelap terpaku. Sinaranmu terlalu terang untuk aku yang selalu gamang.

Aku tidak bisa memaksa diriku sendiri untuk tidak mencari tahu tentangmu.
Meskipun tahu mencintaimu adalah awal tragedi buatku,
Karena aku(pasti)harus cemburu pada Gadis yang dekat denganmu,
Aku harus makan hati karena Chat -ku tidak dibaca atau dibalas berkali-kali.
Ini sangat berat(terlalu berat)

Apakah kamu tahu? Betapa buramnya hari-hariku tanpamu?
Apakah kamu paham? Betapa aku lelah membalas setiap chat dari pria-pria yang sebenarnya tidak menarik bagiku.

Sadarkah kamu,
Bahwa selama ini aku hanya menginginkanmu dalam hari-hariku?
Dengarlah,
Bersamamu pun sudah cukup membuatku merasa ada,
Maka, mengapa aku harus menuntutmu menjadi milikku seutuhnya(Aku cukup tau diri untuk itu)


Apa aku terlalu menggunakan perasaan?
Aku sama sekali bukan kriteriamu(aku tau itu),
Gadis kikuk dan aneh tidak akan pernah cocok bersanding dengan pemuda sepertimu.
Tidak akan pernah

Apalagi berhak cemburu? Aku tahu, aku tidak punya hak,
Yang aku tahu,
Aku mencintaimu,
Dan biarlah ini menjadi rahasiaku,
Menjadi perasaan yang selamanya (mungkin) tak akan pernah kamu ketahui.

Tapi?
Apa arti chat kita hingga larut malam yang bisa membuat tawa tidak henti itu?
Apa tujuan dari semua 'ini' sampai aku jatuh cinta?

Mungkin, jika kamu membaca ini,
Tentu kamu akan bertanya, "Memangnya kamu siapa?"
Aku jelas bukan siapa-siapa,
Aku hanyalah Gadis bodoh yang terlalu menggunakan perasaan,
Seharusnya, aku memang sadar diri,
Sejak awal percakapan kita itu,
Aku semestinya tidak perlu berharap lebih.

Aku ingin berpikir logis,
Aku ingin menggunakan logika,
Aku ingin tidak peka seperti cowok,
Menjadi wanita peka sangat melelahkan.
Aku ingin tidak berharap lebih,
Tapi aku sudah mencintaimu.
Lantas bagaimana?

Aku ingin melupakanmu.
Aku pun ingin menjauh dari semua tentangmu padamu.
Apa yang harus aku lakukan?

Aku (ingin) menyesali semua air mata yang terjatuh sia-sia untukmu.

Aku sadar
Bagaimanapun aku Menangis,
Mengeluh, Bercerita di dunia maya, atau apapun itu,
Tidak akan membuatmu paham dan mengerti.
Ada Gadis yang diam-diam mencintaimu tapi(nyatanya),
Kamu ikut diam seribu bahasa seakan kamu tidak bisa membaca semua tanda(itu).

Maka, Disini aku salah dalam segala,
Hilang nyaliku untuk mengungkapkan perasaanku, Semua orang tentu menyalahkanku,
Menyalahkan keadaanKu,
Menyalahkan kebodohanku karena masih setia Menantimu.

Apakah aku berdosa karena mencintaimu meskipun perkenalan kita hanya sebatas chat?

Biarkan aku tetap jadi Gadis yang selalu diam.
Karena dengan diam, aku bisa pura-pura tersenyum

Karena dengan diam aku bisa pura-pura tertawa

Tapi apakah ini yang kamu inginkan?
Segala kepura-puraan dalam diam ku?
Karena sudah, Tidak ada lagi yang bisa aku artikan
Selain Menantimu dalam diam

Percayalah
Dari ribuan Gadis yang memujamu,
Akan selalu ada aku yang berharap Tuhan selalu memelukmu dengan erat, seerat rasaku yang tidak pernah habis untukmu.

Dari yang diam-diam
MENANTIMU

Goresan AbstrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang