Dinding Pembatas

172 16 5
                                    

Hey Kamu.
Masih bisakah kamu mendengarku?Jelaskah?Samarkah?

Aku tau kamu tidak akan menjawab.
Karena pada akhirnya cuma aku sendirilah yang akan menjawab pertanyaanku itu.
Stupid Girl!

Hey,Kamu masih ingat jalan ini?
Jalan yang sama yang pernah kita lalui.
Kita pernah meluangkan waktu sepersekian detik 'bersama' di sini.
Kita pernah sesekali mengomentari hal-hal yang seharusnya tidak perlu dikomentari(:')).

Hal-hal kecil yang bodoh untuk dipertanyakan!
Tapi justru karena hal bodoh itulah aku sering Mengingatmu
Bahkan rasanya seperti hujan di musim kemarau.
Sore ini
Tiba-tiba saja aku teringat padamu, padahal sebelumnya tak sedikitpun terlintas di pikiranku apapun tentang kamu.
Hal itu tiba-tiba saja datang menghujaniku saat aku melintas dan menyusuri kenangan 'itu'.

Selalu saja ada kamu di kepalaku.

Kamu dan aku memang hanya berbatas dinding. 'Dinding yang kamu bangun sejak tawa sudah tak lagi menjadi teman kita'
'Sejak sedih menjadi sahabatku dan kamu mulai akrab dengan egomu'
Dan sekarang
Dinding itu semakin tinggi menutup mata dan telingamu dari apapun. Dan karena itu dunia kita terbagi dua : Duniaku-Duniamu.

Jika boleh aku bilang~~
Sejak kamu menyusupkan kotak hati baru di tengah-tengah kita,
Aku seperti puzzle yang jatuh terhempas ke bawah dan bagian-bagiannya berserakan di atas lantai.
Dan puzzle itu adalah hatiku.
Hati yang kamu isi hari demi hari.
Kamu susun satu persatu hingga aku merasa utuh dan sempurna.
Sampai suatu ketika Tuhan menyadarkanku bahwa hanya Dia-lah satu-satunya yang menentukan ceritanya. Bukan kamu, aku, apalagi kita.

Kini aku mulai terbiasa berbicara dengan dinding pembatas 'kita'
Bercanda dan bercerita kepadanya. Memang aku hanya bicara, Tapi aku tahu kamu yang ada di seberang sana sedang mendengarnya. Aku yakin kamu mendengarnya, karena hati kamu lebih peka dari sekedar telinga(tapi tidak pernah kamu fungsikan untuk mendengar suara hatiku)
Ya aku lagi lagi tau,
Dinding pembatas ini mungkin memang seharusnya ada, agar kamu dan aku saling mengerti bahwa apa yang selama ini kita anggap baik, ternyata tidak selalu baik di mata Tuhan.
Dan apa yang menurut kita buruk ternyata tidak demikian di mata Tuhan. Untuk kita, Tuhan tahu mana yang baik dan buruk. Dan kita? tidak.

'Aku dan kamu'. Kita dekat(di dunia yang sama, sekolah yang sama), tapi seperti berada di Teluk Alaska.
Dimana dua lautan bertemu, tapi anehnya gak 'Pernah' nyatu.
Kayak kita yah?

Vote and Reading nya

Goresan AbstrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang