Sepuluh

23.4K 1.1K 16
                                    

Bosan! Saya mulai bosan dengan cover yang lama, sehingga saya membuat cover baru untuk seri ini. Bagaimana? kalian suka?

Ditunggu komentarnya.

K.S.

###


Matahari senja bersinar dengan indah, pria itu mengayuh sepedanya dengan bersusah payah. Kartika memeluk erat pinggul sang pria sembari tertawa melihat sosok sang pria yang kesusahan dari belakang kemudi. Mereka berhenti di ujung pantai. Pria itu menyandarkan sepedanya sedangkan Kartika sudah melesat berlari mengejar ombak kecil yang menghampiri bibir pantai. Dari belakang pria itu menghampiri Kartika dan memeluknya erat dari belakang. Hangat. Tubuh Kartika terasa hangat dan nyaman. Perasaan yang hilang entah kemana kini hadir. Kartika memejamkan matanya menikmati semuanya.

Tiba-tiba sebuah tangan besar menarik lengan Kartika, sehingga membuatnya membuka mata. Gelap. Semua menjadi gelap. Tangan itu menarik kuat Kartika dan menghempaskan tubuhnya begitu saja di atas ranjang single yang dikenalnya. Pria tadi menghilang dan sosok bayangan hitam yang mengerikan muncul di hadapannya. Kartika mengerutkan dahinya dengan mata menyipit untuk melihat dengan sesakma sosok di depannya. Wajah itu. Wajah Nathan. Kakak sepupunya yang seperti malaikat, yang selalu melindunginya, yang selalu membantunya saat dalam kesusahan kini menatapnya dengan tatapan mengerikan. Bola matanya menggelap meneliti Kartika yang terbaring di atas ranjang. Nathan merangkak naik dan berada tepat di atas tubuh Kartika. Ia meraih kedua tangan Kartika, mengangkat ke atas kepalanya dan mengunci tangan Kartika dengan tangan nya. Wajah Nathan mendekat ke tulang leher Kartika. Seketika Kartika memejamkan matanya ketakutan sembari bergumam hebat pada dirinya.

'Siapa saja. Tolong aku!' Kartika berteriak dalam diam.

Sebuah tangan besar yang hangat mengelus kepalanya dengan lembut. Tangan ini. Tangan Pria tadi. Ia mencoba membuka matanya tapi yang terlihat kini hanya dada bidang seorang pria yang entah kenapa ia merasa mengenal dan merindukannya. Pria itu memeluk erat tubuh Kartika. Rasa nyaman datang kembali, Kartika membalas pelukannya.

'Siapa kamu? Apa kamu dia?' tanya Kartika dalam diam, entah kenapa mulutnya tidak berfungsi. Setiap kali dia berteriak, berbicara maupun berbisik, suaranya tidak keluar. 'Aku ingin melihatnya,' gumamnya.

Kartika mendongakkan kepalanya untuk menlihat ke wajah pria tersebut, pria yang ia harapkan sebagai orang yang ia rindukan, orang yang ia tunggu dan orang yang entah mengapa wajahnya tidak bisa ia ingat. Bukan hanya orang itu, wajah ayah, ibu maupun kakeknya hampir ia lupakan sejak mereka semua meninggalkannya sendirian. Jika bukan karena foto-foto yang ia simpan mungkin ia tidak bisa ingat wajah orang yang ia sayangi dan rindukan. Namun ada satu orang yang sampai sekarang membuat Kartika sedih dan menyesal karena tidak bisa mengingat wajahnya. Wajah orang yang ia tunggu. Wajah orang yang selalu membuatnya nyaman dan merasakan gelitikan aneh di perut maupun dada. Surya. Kak Surya, orang yang ia temukan di pantai, orang yang menjadi kekasih pertamanya, orang yang mendapatkan ciuman pertamanya dan orang yang melamarnya. Sinar matahari dibelakang pria itu membuat Kartika sulit mengenalnya.

"Kali ini, aku tidak akan meninggalkanmu lagi, Chika. Aku akan menjagamu." Suara berat juga dalam yang khas terdengar dari mulut pria di depan Kartika. Tangannya yang penuh kehangatan mencangkup wajah Kartika, secara perlahan pria itu mendekatkan dirinya kepada Kartika. Kartika menutup matanya kembali dan dapat merasakan kecupan lembut mendarat di bibirnya. Seperti mimpi indah yang tak pernah ia dapatkan beberapa tahun ini. Kartika membalas lembut ciuman pria itu.

'Jika ini mimpi, aku tidak ingin bangun dari mimpiku. Jika ini kenyatan biarkanlah aku hidup dalam kehangatannya' gumamannya bagaikan doa terdalam dalam hati dan pikiran Kartika.

Her Sweet Breath ✔ ( TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang