Mereka berdua merendahkan tubuh dan berjongkok bersamaan di samping sebuah makam dengan rerumputan yang tumbuh lebat di atasnya. Kartika membersihkan helaian daun kering di atas makam ibunya yang entah berapa tahun tidak pernah ia kunjungi. Leo yang berada disampingnya, membantu membersihkan dan mencabut beberapa rumput yang ia nilai terlalu panjang dari pada yang lain. Kartika meletakan keranjang kecil berisi bunga yang ia beli sebelumnya.
"Maaf. Maaf karena Chika baru bisa kemari, ibu." Kartika mengusap lembut batu nisan di depannya, "Sekarang, Chika bahagia, karena aku sudah menikah dengan orang yang sangat Chika sukai dulu."
Leo yang saat ini ada di samping Kartika, meraih tangannya dan meremas lembut sehingga Kartika menolehkan kepala ke arahnya. Kartika memberikan senyum lembutnya kepada Leo yang menatap lurus iris hitam matanya.
"Pria ini." Kartika membalas pegangan tangan Leo, "Pria yang sama dengan orang yang Chika sukai dulu dan berhasil membuatku jatuh cinta padanya sekali lagi, kak Surya, Leonardo Kandou. Chika berjanji akan menjadi seorang istri terbaik untuknya dan menemaninya sampai akhir apapun yang terjadi."
Perkataan Kartika sangat menyentuh hati Leo saat ini, sehingga membuatnya ingin menangis. Leo menarik tubuh Kartika, mendekap lembut tubuhnya masuk pada dadanya dan mencium puncak kepala maupun dahinya.
"Terima kasih," ucap Leo setelah melepaskan pelukannya kepada Kartika dan menatap kembali batu nisan di samping Kartika dan Kartika berantian. "Terima kasih karena melahirkan wanitaku dan meninggalkannya kepada kakek Jono sehingga ia bisa bertemu denganku. Aku berjanji akan selalu mencintainya dan menjaganya selama aku hidup di dunia yang sama dengannya," lanjut Leo sembari mencium punggung tangan Kartika yang masih dalam genggamannya.
Setelah mengucapkan janji mereka satu sama lain, Leo dan Kartika menebarkan bunga-bunga di atas gundukan tanah pada makam sembari membasahi tanah tersebut dengan sebotol air yang mereka bawa.
"Bisa tinggalkan aku sebentar disini?" pinta Kartika kepada Leo.
"Tentu saja, Chika." Leo mengecup singkat bibir Kartika dan berdiri meninggalkannya untuk berbicara sendiri di makam ibunya. Ia berjalan keluar makam dan berdiri di pintu depan, tanpa disadari seorang pria berjalan mendekatinya dari belakang dengan kedua tangan yang ia simpan di kantong celana jeans miliknya.
"I don't know that you have taken." Suara tingginya yang khas berhasil membuat Leo membalikan badan menatap dengan seksama pria tersebut yang sangat ia kenal. Kenar dengan kemeja berwarna hijau lembut polos dengan lengan yang digulung sebagian.
"What are you doing in here?" tanya Leo tanpa menanggapi ucapan Kenar sebelumnya.
"Hanya urusan bisnis dan mengunjungi makam kenalan," jawab Kenar santai dengan menaikan kedua bahunya. "Bagaimana denganmu? Kita kira kamu sedang berlibur ke Singapura," lanjutnya.
"Kita?"
"Ya. Alex, Reno dan Gading memaksa Rekka untuk memberitahu keberadaanmu, karena beberapa minggu ini kamu absen di setiap pesta sejak pesta tahun baru, dimana kamu menghilang begitu saja."
"Lalu?"
"Mereka menghampirimu kesana dan tidak tahunya aku bertemu denganmu disini. Bersama seseorang wanita, berciuman dan berpelukan di depan makam."
"Syukurlah, aku mengubah rencana." Leo menghela napas lega karena menuruti permintaan Kartika untuk ke Surabaya bukan Singapura, dimana nantinya dapat menghancurkan rencananya.
"So, who's the unlucky lady in there?" Kenar menaikan kedua alisnya dan melirik ke belakang Leo, dimana Kartika tengah berjalan mendekatinya. Leo berbalik sambil menyambut Kartika yang mendekat. Kartika mendelik bingung ke arah Kenar, dimana sepertinya ia pernah melihat wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Sweet Breath ✔ ( TELAH TERBIT)
RomanceQuality: Raw Status: 25 to 25 (Completed) Rate: 21+ Started: April 22, 2016 End: July 18, 2016 *Prequel of His Eyes on Her "Menikahlah denganku! Aku yang akan menjagamu menggantikan kakek" Sebuah janji yang terucap begitu saja disaat melihat gadis d...