Her Crystal Heart (Side Story)

19.8K 779 19
                                    

Ini adalah selingan cerita tentang pertemuan pertama Rekka dan Crystal. Salah satu event drabble sebuah kelompok kepenulisan, sudah saya edit sedikit dari yang asli. Selamat membaca follower tercinta.
K.S.
**#

                 

"Baik, seperti itulah profil perusahan kita,"ujar seorang Pria dengan perawakan tegap dan berwibawa sesaat setelah video perusahan selesai dimainkan pada layar putih yang terkena pantulan proyektor, "Apa ada yang ingin kalian tanyakan?"

Semua hening menatap kagum sosok pria tersebut dengan wajah datarnya yang berhasil merangkap hati para perempuann yang berada di ruangan saat ini. Pria itu mematikan pena lasernya dan meletakannya di atas meja sembari menunggu pertanyaan yang kemungkinan ingin ditanyakan para calon pegawai baru perusahan yang tengah dalam masa percobaan.

"Apa bapak masih single?" Salah satu pegawai dengan rambut bergelombang sebahu mengangkat tangannya tinggi dengan menunjukan senyuman terindah pada wajahnya yang penuh dengan make up tebal.

"Ada pertanyaan lain?" Pria itu, yang tak lain Rekka salah satu asisten pribadi pemimpin pribadi di perusahaan, mencoba mengalihkan pembicaraan. Perempuan tafi dengan name tag bertuliskan 'Dewi' langsung menurunkan tangannya dengan wajah ditekuk. Para senior yang berdiri dibelakang cekikikan menahan tawa mereka.

"Baiklah jika tidak ada pertanyaan lagi. Terima kasih atas waktu kalian dan selamat datang di RDK Corporation." Rekka merapikan barangnya dan pergi meninggalkan ruangan. Semua perempuan mengikuti langkahnya hingga Rekka menghilang dari pandangan.

"Huaaa... Pak Rekka keren-nya gak ketulungan." Salah satu magang segera berteriak histeris dan yang lainnya berusaha mengambil napas yang sempat tertahan karena tidak tahan dengan kewibawaan dan keseksian yang dipancarkan Rekka.

"Ck...ck...tidak usah berlebihan seperti itu dan kamu jangan mencari muka padanya, kamu bukan seleranya." Salah satu dari dua senior yang cekikikan di belakang maju ke tengah ruangan memperingatkan Dewi, "Kecuali kamu tampan dan memiliki banyak uang," lanjutnya dengan senyuman anehnya.

Semua pegawai baru membuka mulut, tidak percaya dengan yang didengar mereka.

"Pak Rekka Gay?" tanya salah satu magang untuk memastikan.

"Begitulah gossip-nya, kami memberi tahu sebelum kalian lebih jauh jatuh dengan perasaan semu kalian, seperti beberapa pegawai di perusahaan ini. Ia lebih tertarik kepada lelaki seperti pak Leonardo Kandou, dia bahkan menolak primadona perusahan demi berada di samping pak Leonardo." Senior satunya ikut berbicara menyebarkan cerita yang sudah berkicau lama di perusahan itu.

"Apa kalian bodoh atau tolol?" Salah satu magang yang sedari duduk diam mendengarkan percakapan mereka mulai panas mendengarkan gosip murahan seperti infotaiment tak bermutu mengenai kehidupan pribadi seseorang.

"Apa maksud ucapanmu?" Salah satu senior berambut ikal melirik name tag magang itu yang tak lain Crystal, "Jadi Crystal, bukankah ucapanmu terlalu kasar? Kau punya nyali besar ternyata, apa kamu tidak ingin menarik perkataanmu atau nasibmu tidak lama disini?" geramnya dengan wajah mengerikan.

"Aku tidak akan menarik kata-kataku sebelum kalian menarik gosip bodoh yang kalian sebarkan. Apa kalian bisa membuktikan ucapan kalian bahwa pak Rekka lebih tertarik dengan pak Leonardo? Apa kalian tidak pernah berpikir kalau pak Rekka berada di samping pak Leonardo karena dia setia dengan pekerjaannya sebagai asisten pribadinya." Crystal berdiri dari tempat duduknya dan menatap kedua seniornya dengan menantang.

Kedua senior itu hanya diam menatap geram ke arah Crystal. Ucapan Crystal pagaikan anak panah yang langsung menusuk jantung dan mulut mereka sehingga tidak bisa membalas ucapannya.

"Bahkan kalian tidak bisa menjawab kedua pertanyaan mudah, berarti kalian itu tidak lebih dari orang bodoh dan tolol." Crystal merapikan barang-barangnya, "dan satu lagi, aku tidak takut dengan ancaman kosong kalian," lanjutnya yang langsung pergi meninggalkan ruangan yang membuatnya mulai pengap. Dia benar-benar benci keadaan seperti tadi, orang-orang yang membicarakan kehidupan orang lain tanpa mengetahui kebenaran di baliknya. Mereka semua tidak lebih dari sampah dan mulut murahan.

"Kamu tidak ingin meluruskan gosip miring itu?" tanya Olivia yang berdiri di ruangan sebelah sambil menyesap kopinya dan mendengarkan semua percakapan.

"Tidak ada yang perlu diluruskan, dia sudah menjelaskan semuanya." Rekka mengembangkan senyum di wajahnya sambil menghabiskan kopi yang dibelikan Olivia padanya.

"Hmm ... sayang sekali, mereka pasti akan mengerjainya habis-habisan."

"Tenang saja. Aku tidak akan membiarkannya." Rekka menghabisakan kopinya dan membuang gelas kertasnya ke dalam sampah di pojok ruangan. Ia pun keluar dari ruangan itu sambil melihat sosok Crystal yang menghilang ke dalam lift.

Crystal. Nama yang indah seperti hatinya yang bening seperti Crystal, batin Rekka yang terus mengingat pembelaan Crystal akan dirinya juga sosoknya yang terlihat begitu anggun dimatanya.

**#

Apa perlu di buatin ceritanya yah?

#TukangPHP #bercanda

Her Sweet Breath ✔ ( TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang