Enam Belas

12.8K 808 15
                                    

WARNING!! ada SEDIKIT adegan DEWASA di bagian ini. mohon disikapi yah (ps: saya berusaha tidak menggunakan kata vulgar di dalam.)

Menindak lanjuti pengumuman kemarin, saya memutuskan untuk meneruskan seri ini, namun dengan adegan dewasa yang sedikit di minimalisir, bukan di tiadakan. untuk masalah PRIVAT, saya akan melakukannya tepat tanggal 6 (puasaan tgl enam bukan?), hanya pada bagian Warning :P

untuk bab ini maaf, kurang panjang. Selamat Membaca

K.S.

###

"Good Morning," sapaku kepada para investor muda yang memasuki restoran hotel bersama Rekka dan Alex. Aku menaikan sebelah alisku melihat Alex bersama mereka sesaat, tapi segera kuhilangkan ekspresi terkejutku dan menghampiri para investor dan menjabat tangan mereka.

"Maaf sebelumnya karena tidak bisa hadir pada pertemuan kemarin," Kataku sambil menunjukan senyuman bisnis kepada mereka.

"Tak perlu khawatir pak Leonardo, pak Rekka sudah menjelaskan kepada kami akan keadaan pak Leonardo yang tidak bisa menghadirinya."

"Jika bapak tidak keberatan panggil saja Leo dan makan pagi ini saya yang akan membayarnya sebagai ucapan maaf saya," rayuku kepada mereka.

"Bapak-bapak tenang saja, pak Leo akan menjamu semua kebutuhan bapak selama disini. manfaatkan dengan baik." Alex pun menambahi dengan senyuman khasnya dalam membujuk orang. Aku disisi lain hanya bisa tersenyum dan mengangguk seakan setuju dengan ucapannya yang sebenarnya aku tidak tahu menahu.

Aku pun mengikuti alur kebersamaan dan pembicaraan mereka sebisa mungkin dengan informasi singkat yang aku dapatkan dari Rekka. Makan pagi pun berlanjut hingga makan siang dengan menikmati permainan golf di lapangan luas yang biasa kita gunakan. Sebagai informasi 30 persen saham kepemilikan adalah milikku, jadi aku masih bebas mempergunakannya. Setelah para investor kembali ke ruangan masing-masing, dengan sigap aku langsung menyeret Alex yang muncul tanpa di undang ke ruangan pribadiku.

"Bisa kamu jelaskan padaku kenapa kamu kemari?" Aku menatapnya dengan tatapan tajam.

"Apa Rekka tidak memberitahumu? Aku kemari karena mencarimu."

"Memang ada masalah apa kamu mencariku sampai datang kesini?" tanyaku sambil melepaskan cengkramanku pada kerah bajunya.

"Sekali-kali menghampirimu tak ada salahnya, lagi pula kehadiranku tidak merugikanmu, malah menguntungkanmu. Aku juga sudah menyiapkan wanita pesanan para investormu untuk menghibur selama berada disini." Alex memperbaiki pakaiannya dengan sesekali menampilkan wajahnya yang sombong seakan telah berjasa besar.

"Cih... Sejak kapan kamu menjadi mucikari?"ejekku sambil mengambil botol bir dan membukanya yang tersedia di meja.

"Sejak kebutuhan seksualmu yang tak terbendungi selama delapan tahun ini," jawabnya sambil mengambil botol yang baru aku buka dari tanganku dan duduk sembari menyilangkan kakinya di sofa.

"Jangan jadikan aku sebagai alasanmu sendiri," dengusku kesal yang kembali membuka botol bir pada gelas kosong satunya untuk diriku sendiri dan duduk berhadapan dengannya.

"Hahaha... aku juga sudah menyiapkan satu untukmu dan diriku, kamu masih berminat? Jika tidak aku bisa menggunakan mereka sekaligus," tawarnya, aku pun hanya bisa mendesis mendengarnya.

"Bagaimana dengan wanita incaranmu di pesta kemarin?"

"Parah." Alex menghabiskan minumannya dan menaru di atas meja kaca di depannya, "Wanita itu posesif tingkat dewa, hanya tidur sekali dia sudah main membuka ponselku dan menghapus nomor wanita langgananku seenaknya. Tentu saja aku campakan dia begitu saja di hotel. Tidak ada ikatan sudah sebegitu posesif."

Her Sweet Breath ✔ ( TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang