My Happiness Is ♡He♡ 24

841 70 0
                                    

"(Nam..) lo apa-apaan sih, cepet naik, itu bahaya (nam..), lo juga baal, ngapain lo ngajak (namakamu) ke tempat kaya begini" teriak verrel karna kini di lihatnya iqbaal dan (namakamu) sudah sampai di bawah tebing.

"Yahhh tapi rel gua kan baru aja sampe di bawah, masa harus naik lagi sih"

"Pak tolong bawa adik saya sama temen saya naik ke atas yaa" teriak verrel kepada pria paruh baya yang ikut serta menuruni tebing bersama iqbaal dan (namakamu), verrel menghiraukan ucapan (namakamu) barusan dan lebih memilih berbicara kepada pria paruh baya yang bersama (namakamu) dan iqbaal di bawah sana, setelah mendapat acungan jempol dari pria paruh baya itu verrel dan teman-temannya pun langsung menyuruh teman-teman pria paruh baya itu agar segera membantu (namakamu) dan iqbaal untuk segera menaiki tebing.

***

Setelah kejadian di tebing akhirnya mereka semua memutuskan untuk pulang terlebih dahulu dengan mobil yang di bawa oleh bastian, verrel dan iqbaal, sebelumnya mereka izin terlebih dahulu kepada guru mereka masing-masing dan setelah mendapat izin dari guru mereka akhirnya mereka membereskan barang-barang mereka masing-masing dan menuju ke tiga mobil yang akan membawa mereka ke rumah mereka masing-masing, setibanya mereka di jakarta, verrel dan bastian mengantarkan teman-temannya yang memang ikut di dalam mobil mereka, sementara iqbaal dan (namakamu) yang di dalam mobil berbeda hanya bisa mengikuti kemana kedua mobil itu melaju, dan saat verrel dan bastian selesai mengantar teman-temannya akhirnya bastian izin pergih ke rumahnya terlebih dahulu, kini hanya tersisa mobil iqbaal dan dan verrel, mobil itu memasuki gerbang rumah kediaman (namakamu) dan verrel, setelah verrel dan iqbaal memasuki mobil mereka di garasi mereka pun menuruni mobil, verrel dan (namakamu) segera memasuki rumah mereka saat melihat ada mobil lain yang terparkir rapih di dalam garasi mobil kediaman mereka berdua, sementara iqbaal menghela nafas beratnya.

"Ini bakalan jadi kerjaan gua, harus bawa tas ransel sodara kembar itu.. huftt" iqbaal segera membawa tas verrel dan (namakamu) ke rumah mewah itu, dan kini didapatinya (namakamu),verrel,dan sang ayah sedang saling berpelukan, tidak mau mengganggu akhirnya iqbaal menaruh kedua ransel itu di soffa ruang tamu, ia pun membalikan tubuhnya bermaksud ingin ke rumah yang berada tepat di samping rumah (namakamu) yaa itu adalah rumahnya, namun langkahnya terhenti ketika (namakamu) memanggilnya.

"Iqbaal, mau kemana?" Pertanyaan itu membuat iqbaal segera membalikan tubuhnya, lalu ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Nak iqbaal ayo sini tidak usah terburu-buru, papah mau bicara sama kamu empat mata" ucapan pria paruh baya yang tak lain adalah ayah dari kedua sodara kembar itu, iqbaal pun menghampiri pria yang sudah di anggapnya sebagai ayah keduanya, saat tiba di hadapan reven yang tak lain adalah ayah (namakamu) dan verrel, iqbaal langsung menyalimi punggung tangan reven.

"Papah kapan pulangnya?" Pertanyaan iqbaal membuat verrel dan (namakamu) menatap ke arah reven.

"Dari Kalian bertiga berangkat ke villa,oh ya verrel,(namakamu) kalian lebih baik istirahat dulu, pasti kalian capek" ucapan reven mendapat anggukan dari (namakamu) dan verrel, verrel menaiki anak tangga terlebih dahulu.

"Aku ke kamar dulu ya pah, baal gua ke kamar dulu ya" ucapan (namakamu) mendapat anggukan dari kedua pria itu, dan akhirnya (namakamu) berjalan menaiki tangga rumahnya untuk menuju kamarnya.

"Papah mau bicarain tentang apa?" Pertanyaan iqbaal barusan mendapat tatapan intens dari reven, reven membuang nafas beratnya terlebih dahulu sebelum menjelaskan apa yang akan ia sampaikan kepada iqbaal.

My happiness is °he° (IDR) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang