Ketahuan

463 42 0
                                    

"Keira ayo cepat keluar dong sudah nunggu di depan rumah mu ni.." pesan dari hp ku.

"Ya udah duluan aja dulu sana..." balas ku.

"Hei kan baik kalau pergi berdua begitu cepat berdesakan dirimu segera..." Sambung ibu ku dengan lembut.

"Ibu kok tau kalau kawan ......." omongan ku terputus.

"Ya tau lah dia juga udah masuk diruang tamu." Potong ibu.

Aku terkejut dan aku hanya bisa mengikuti perintah nya.

"Ya sudah deh aku akan kesana."

"Bagus kalau begitu baru anak ibu." Ibu ku menjawab sambil mengaduk matanya dan membuat jempol.

"Ah kamu udah selesai lama amat sih." Katanya dengan kesal.

"Iya - iya maaf, membuat mu lama. Lagian kamu juga tiba - tiba datang."

"Hehe soal nya kata mama ku, kenapa kau tak pergi sama - sama teman mu."

"Ya udah ayo berangkat." Sambil menarik tangan nya.

"Eh tunggu dulu ini bekal mu. Kamu ini sering lupa yah." Teriak ibu dari dapur sambil membawa bekal ku di tangannya.

"Oh ya hampir lupa." Jawab ku dan langsung mengambil bekal yang dibawa ibuku.

"Kok kamu bawa bekal di sekolah kan ada kantin." Kata Yoonji heran.

"Ah aku....." kata - kata ku dipotong ibu.

"Ah dia vampir dia tidak bisa makan yang biasa, bisa sih tapi membuat mual. Jadi dia bawa bekal nya sendiri." Jelas ibuku.

Yoonji langsung terkejut dengan mata yang agak aneh.
"Aku enggak mimpi kan. Pada waktu itu yang di toilet itu beneran." Jawabnya.

"Hmm....." jawabku sambil menunduk wajahku.

"He kok kalian masih disini ato pergi ke sekolah dan pastikan kalian akrab yah dada." Ibu ku mendorong kami berdua ke depan pintu keluar dan menutup pintu agak kuat. Terdengar suatu ibuku mengunci pintu.

Udah tahu salah malah buat kami kayak gini.

"Ehmm Keira kamu enggak bohong kan." Dengan suara kecil dan halus.

"Beneran kok tapi jangan beritahu siapa - siapa, kau lihat aku enggak se jahat yang biasanya di film dan juga jangan beritahu kakak mu yang belagu itu." Jawab ku sambil menunduk wajah ku.

"Iya itu sih enggak masalah. Ayo pergi pelayan ku udah nunggu lama diluar." Jawabnya tersenyum manis.

"Aaapa jangan helikopter itu." Jawab ku kaget.

"Enggak helikopter itu untuk perjalan jauh."

"Jadi kita naik apa."

"Angkot."

Mendengar kata angkot ternyata ia anak mandiri juga.

"Halo kamu dimana." Katanya ditelepon.

"Ayo dia di seberang." Katanya sambil lari kecil.

"Mana mobil nya. Aku enggak liat angkot." Jawabku penasaran.

"Itu dia."

Aku menganga lebar melihat angkot nya. Ternyata bukan angkot tali limausin. Mobil artis yang ada tv dalamnya. Bener - bener ni anak.

"Kamu bohong padaku." Kata ku kesal sambil menyilang tangan.

"Hehe maaf - maaf. Kalo ku bilang limausin kamu akan menolaknya." Jawabnya sambil menggaruk keur belakang.

Benar juga yang dikatakannya rasanya pasti aku akan menolaknya.

"Ah kau enggak takut lagi kan pada ku." Sambung pembicaraan ku dengan penuh kekhawatiran.

"Enggak tenang aja. Sebenarnya sih masih takut karena baru tau hari ini dan kau tidak menggigit ku kan." Jawabnya sambil menutup badannya seolah - olah takut.

"Ah kamu ini enggak lah aku. Enggak mungkin se jahat itu."

"Tapi Sora tau kamu vampire."

"Tau saat itu aku ada di smp."

"Gimana coba."

"Awalnya [skip lihat cerita di Give me your blood 1 ] begitu ceritanya." Cerita ku.

"Oooooo..... ngomong - ngomong apa sih isi bekal yang kamu bawa itu penasaran aku."

Aku menatap matanya karena terkejut.

GIVE ME YOUR BLOOD 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang