Saingan [2]

255 23 0
                                    

Ahh... mimpi ini lagi tempat yang gelap. Bangun ayo bangun ku berusaha untuk sadar. Aku terbangun dan melihat sekeliling. Kok aku belum bangun juga. Ku melirik di sebelah ku. Kenapa dia ada juga di mimpi ku. Ada yang salah lagi nih.

"Ternyata kau sudah bangun yah." Suara yang itu lagi yang ku mimpi biasanya.
"Ah.. kok aku ada disini lagi. Ini bukan mimpi ku kan. Lah kamu juga ada disini. Ayo bangun alice." Dia berteriak dan menampar wajah nya untuk membuktikan bahwa dia sadar atau tidak.

"Kalian berdua memimpikan ini yah." Kata suara itu.
"Heii lepaskan kami dari mimpi aneh ini." Ku berteriak kesal.

"Kalian tidak usah takut Kepada Ku karena aku ini kakek kalian." Dia menjawab dengan nada besar agak nyaring. Kami berdua berteriak dan saling menunjuk.

"Menurutmu kami bersaudara, bersaudara dengan nya ogah." Dia berpaling muka nya lagi.
"Geer yeh.... kenal aja kagak ama kamu." Ku membalas berpaling muka juga.

Ku melihat ibu ku sedang berdiri di samping pria itu. Ku memeluk ibuku dengan ketakutan.

"Bu..... aku takut."
"Hei tunggu kok itu ibu kamu itu ibu aku." Katanya Alice sambil menarik tubuh ku.

"Tu tunggu kok ibu ku ada dua." Ku melirik sebelah pria di arah lainnya lagi.
"Iya... kok bisa ibu kita yang mana." Dia menunjuk kedua ibu nya bisa di bilang salah satunya ibu ku.

"Ibu kalian itu kembar makanya sama kalian bisa melihat perbedaan di warna mata mereka." Dia menjawab dan memeluk kami berdua.

"Makin aneh aja dah." Jawab ku dengan nada kesal.
"Betul tuh. Mata ibu aku warna pink kan." Dia menunjuk ibunya.

"Lihat saja warna rambut kalian." Jawab pria itu.
"Ngomong ngomong kamu berapa sih usianya." Tanya ku penasaran. Dia tertawa dan memegang pundak ku.

"Kau ingin tau umurku berapa. Umur ku 100...."
"100 tahun bah muda sekali." Potong Alice.

"100 Abad bukan 100 tahun." Dia menjawab dengan santai.
"Bagaimana mungkin wajah seperti cowo 20 an di sebut 100 abad." Dia menjawab dengan santai dan memegang pundak kami berdua.

"Tentu saja benar. Dia vampire bangsawan asli nak. Ibu dengan saudara ibu juga vampire dan kakek mu itu masih awet sekarang. Ibu juga heran." Sambung ibu ku dengan menunjuk arah kakek.

Apa tidak bosan yah hidup selama begitu. Menurutku sih kayaknya bosan. Bagaimana bisa aku saudara an dengan perempuan resek seperti ini. Ku melirik ke arah cewek itu.

"Kakek membawakan saudara mu kesini untuk mencari bangsawan wolfer bersama kamu. Wolfer itu sangat berbahaya dan mereka pernah membunuh 3 bangsawan kita dan bangsawan kita tersisa 2 yaitu kita dan satunya masih di inggris." Pria itu menjelaskan.

"Tapi aku harus bersama cewek kucel ini." Dia menunjuk ku dengan wajah menyebalkan.
"Hoi siapa yang kamu sebut kucel. Gak sadar kamu yang jijik seperti itu." Ku membalas perkataannya. Dia marah dan menatapku begitu juga dengan ku membalas kelakuan nya.

"Sudah.... sudah... kalian berdua damai yah. Aku yakin kalian bisa." Jawab ibu Alice dan tersenyum. Jujur saja walau melihat mereka berdua aja sangat membingungkan. Walau bisa di bedakan aku masih tetap tak bisa melihat nya agak jelas. Kedua ibu itu tersenyum sepertinya dia membaca pikiran ku.

GIVE ME YOUR BLOOD 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang