Tetesan darah pun mengalir di air yang tenang. Membuat air bercampur dengan warna merah dan menyebar luas. Tetesan itu membuat lingkaran kecil di air yang tenang itu dan menyebar luas dan berhenti di pohon yang di genangan air tersebut. Pohon itu mulai berkembang dan berbuah apel yang warnanya seperti merah darah.
Aku hanya mengikuti arah ke pohon itu dan melihat bayangan yang menyerupai Sano. Dia memberikan apel yang di petiknya di dekat nya dan memberikan apel itu ke arah ku. Seolah olah menyuruhku untuk memakannya. Saat menggigit apel itu air yang di sekitaran pohon itu naik dan membasahi ku. Seketika anak itu menghilang. Aku terperangkap di air itu dan darah ada dimana - mana.
Entah mengapa aku merasa sangat menikmati hal ini dan seseorang mulai berbisik di telinga. "Nikmatilah." Bisikan pelan membuat ku tersadar dam bangun.
Tik tik tik suara jam yang ada di dinding kamar UKS. Aku merasa ada yang berbeda dalam diriku. Seperti ada yang terkait di dalam ku. Seperti merasakan kehadiran ku dengan Sano.
Anehnya tubuh ku merasa sangat segar sekali.
"Kamu bodoh Keira...! Kamu sangat bodoh sekali!" Alice berteriak keluar dari tirai putih itu. Dengan wajah kesal dengan air mata berhamburan.
"Emang apa yang telah ku perbuat tadi." Seketika wajah Alice yang menunduk kesal menaikkan kepala nya dengan wajah penuh terkejut sekaligus amarah.
"Apa kau sama sekali tak mengingatnya ah.. ka.... ahhh." Alice menggenggam tangannya dan matanya berubah menjadi merah darah. Aku turun dari kamar yang kubaringkan dan memegang tangan Alice.
"Alice hentikan kau akan merusak bangunan sekolah ini." Aku khawatir dan menenangkan pikiran nya.
"Coba kau ingatkan lagi keira..." dia mencengkram baju ku dengan ke dua tangannya yang mungil.
"Kau sudah bangun keira..." Sano datang dan tersenyum. Ada perban di lehernya. Saat ku menyadari ada luka di lehernya. Mataku menjadi ungu.
"Sebaiknya kau pergi dulu Sano. Emosi vampir Keira masih belum stabil." Alice menatap tajam ke arah Sano.
"Ah... apakah aku..." Aku menjadi ketakutan dan pingsan lagi.
"Sepertinya aku memang pembawa buruk bagi Keira." Sano pergi dengan wajah kecewa. Alice hanya menghela nafas dan membuat wajah kasihan dengan Sano juga Keira.
~ ~ ~ ~ ~ Flashback...
"Aku lapar..." Bisikan Keira dan seketika menggigit leher Sano. Keira menggigit leher dan matanya berubah berwarna ungu. Sano hanya diam dan menahan rasa sakitnya. Sano mulai terlemas kaku.
"KEIRA!!! APA YANG KAU LAKUKAN." Alice datang dan membuka pintu dengan suara yang mengejutkan Sano dengan Keira. Keira hanya melirik Alice sekejab dan melanjutkan menghisapnya.
"KU BILANG HENTIKAN KEIRA!!" Alice berteriak. Keira menjadi agak kesal dan melemparkan Sano ke meja dan membuat kepala Sano terbentur meja. Sano pingsan dan darah di leher Sano tumpah kemana - mana.
"KAU MENGGANGGU KU!!" Keira mendorong Alice dan mencengkik leher Alice.
"Ahh.. lepaskan alice, yah ampun tangannya sangat kuat sekali." Alice berusaha melepaskan dirinya dari genggaman kuat dari Keira. Keira menjadi tak terkendali. Wajah vampir sesungguhnya keluar dari wajah keira. Alice berusaha membangunkan Keira dari kegilaan. Jika setengah vampir akan menghisap darah manusia. Sisi Manusia dalam vampir nya akan hilang dan kekuatannya akan lebih kuart dari vampir aslinya. Alice membuat Keira pingsan kembali. Semuanya jadi tenang dan Sano terbangun dan melihat kekacauan di dalam ruangan itu.
"Aku akan menutup luka mu. Tapi saat ini jauhi Keira emosi vampir nya tak terbanding dengan emosi vampir yang sebenarnya." Alice mengangkat Keira dengan mudah. Sano ingin bermaksud membantu tetapi sudah di dahulu alice.
"Sini aku hilangkan luka itu." Alice menutup luka Sano dengan kekuatannya.
"Hilang eh tapi leher ku sangat gatal sekali." Sano menggaruk lehernya. Alice hanya menghela nafas panjang dengan wajah khawatir.
"Kamu setengah wolfer dan keira setengah Vampir. Aku tidak tau apa yang akan terjadi dengan kalian. Aku takut sekali. Sebelum nya ketika vampir sudah menggigit wolfer maka wolfer itu akan menjadi sisi vampir. Tapi kalian setengah aku jadi bingung apa yang akan terjadi."
"Apa maksudmu aku akan menjadi vampir."
"Mana mungkin bisa itu lagenda kuno yang mengatakan kami bisa membuat kalian jadi vampir itu pasti sebuah kesepakatan kami dengan manusia. Jika manusia menginginkannya baru akan terjadi jika tidak ada kesepakatan maka itu tak akan terjadi perubahan."
"Ah.. ada tanda aneh di leher mu. Kok setengah sih seharusnya itu lambang dari bagian vampir kami." Sano menutup lukanya dan lambang itu bersinar. Mata Keira kembali ungu dan Keira bangun dari pingsannya. Seakan akan ada kontak terhadap Keira.
"Kamu pergi saja.." Alice mendorong Sano keluar. Sano mengambil perbannya dan menutup lambang itu.
~~~~~~~
Keira bangun dari pingsannya yang kedua kalinya. Keira menangis dengan penuh harapan. Ia merasa sangat bersalah dan melihat ke cermin yang ada di UKS tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIVE ME YOUR BLOOD 2
VampiroGIVE ME YOUR BLOOD 2 merupakan cerita lanjutan dari GIVE ME YOUR BLOOD sebelumnya cerita ini akan mengisahkan Keira sang tokoh utama dari cerita ini sudah SMA. Siapa sangka di balik Vampir ini ada kaum wolfer yang sudah lama hm..... Bagaimana jika...