Bagian Darimu [2]

91 5 0
                                    

Deg...
Deg....
Deg...
Deg ....

Benarkah vampir memiliki jantung. Benarkah vampir itu makhluk hidup. Benarkah vampir itu makhluk dikutuk tuhan atau jelmaan para iblis. Bisakah ada yang bisa menjelaskan siapa aku ini sebenarnya. Setiap mencari info dari vampir hanya buku fiksi yang di baca anak - anak. Kenapa setiap cerita vampir ada werewolf yang akan bersampingan di cerita itu. Pertanyaan sampai ini menjadi misteri sampai sekarang. Adakah yang bisa menjelaskan hal ini.

"Ahhh..."
Deg... Apa ini aku merasakan darah mengalir keluar dari tangan seseorang. Ku buka pintu rumah ku dengan keras.

"Ahahaa... kakak pulang" sambil menyembunyikan tangannya ke belakang. Aku hanya melirik arah lain tanpa berkata apapun sambil mencari kotak P3K. Sambil membuka kotak P3K di depan adikku. Aku menarik secara terpaksa tangan mungilnya.

"Hu... seperti biasa kakak tau luka ku saat ini. Biarkan saja kak lagian adik bisa sendiri kok." Menarik tangannya kembali.

"Kamu diam saja! Biarkan aku yang mengurusinya." Sambil menarik tangan mungil adikku lagi. Suasana hatiku saat ini tidak tenang sama sekali. Adikku memandangku dengan wajah penuh kasihan. Dia pasti berpikir ada perubahan di dalam sikap dan sifat ku selama ini. Ku menatap ke arahnya setelah memasang perban. Dia hanya tersenyum berterima kasih kepadaku.

"Kakak seperti biasa tau apa yang adik butuhkan, ah iya ini apel kakak mau." Tersenyum manis sambil memberikan apel yang di potongnya.

"Tidak! Aku tak selera makan." Pergi begitu saja dan menaruh kotak P3K.

"Jangan memaksaku saat ini aku mau sendiri." Lanjutku saat adik ku yang ingin bertanya hal ini langsung ku cegah begitu saja. Dengan wajah setengah hati memasuki kamar. Membaringkan tubuhku sambil memegang kening yang hangat dengan tangan yang dingin panas.

"Apa yang harus ku lakukan saat ini." Memegang leber dan mencakarnya. Aku menutup mata dan mengelurkan air mata ku yang dingin. Wajah tampak lelah dengan kulit yang bersih tanpa luka.

"Ki... ki... kamu kenapa adik mu bilang kamu sedang tidak baik yah.. bisa kau jelaskan pada ibu.. kii..." Ketukan pintu berkali - kali  tanpa satu katapun ku jawab. Hanya diam seolah - olah tak ada orang.

"Mungkin kamu mau sendiri, baiklah ki... tapi setidaknya kau cerita." Ibu mengetuk pintu dan kali ini lebih keras dan kuat. Sambil menggigit bibir mungil ku dan tak tersangka ku berteriak kepada ibu.

"TINGGALKAN AKU SENDIRI BU!" Suara ketukan berhenti dan sunyi.

"... maafkan ibu kii.. baiklah ibu pergi." Mengeluarkan air mata dan membasahi pipi yang kering dan dingin.

"Ckckck.... dasar anak durhaka."
"Siapa itu.." membuka jendela dan melihat seseorang sedang duduk menikmati melihat ku menangis di dahan pohon.

"Alah... masa gak kenal kekasihmu sendiri."
"Sasasa...no.. kenapa kamu disini selama ini kamu menguntitku."
"Kamu baru sadar keira. Aku sudah lama begini hanya saja di atap karna kalau di pohon seperti ini aku bakal ketahuan. Ngomong - ngomong buka dong jendelanya mau masuk disini dingin." Aku mengunci jendela dan menutup tirainya.

"Dia bukan sano.. tidak mungkin dia sano. Selama ini Sano hanya melihat ku dari belakang dan sangat dingin dan mengapa juga dia mengikuti ku dan menguntit ku segala... ai aih bodo lah mau tidur." Setelah menutup mata dan berpikir panjang ku buka lagi tirai dan jendela. Sano meloncat masuk ke dalam kamar ku dengan santai. Hembusan angin dinginnya suasana saat ini membuat kehangatan dari setiap sisi.

"Haha aku bohong kok baru kali ini aku menaiki pohon apel itu dan menguntit mu." Aku kebingungan dan hanya diam saja karna kaget melihat sano menjadi aneh.
"Aih... kamu gak ingat aku setengah wolf dan nih liat leher ku lambang apaan nih gak bisa hilang." Aku menutup gigi ku lagi.

"Aaaku kan suruh kamu pergi dari ku tadi kenapa kamu datang dan menunggu seperti orang gila di pohon hanya menanyakan hal itu."

"Aku datang kesini hanya sia - sia saja ternyata. Hahaha tapi keira aku merasakan kau dalam bahaya begitu saja."

"Bahaya bagaimana aku baik - baik saja."
"Kata alice makanya aku manjat pohon dan menunggumu." Dengan wajah datar dan berpikir ini hanya bohongan alice saja.

"Aihh... bodo lah keluar sana aku gak tahan bau kamu keluar sekarang..."
"Tatapi... aku kan..."
"Bodo amat.. KELUAR SEKARANG!" Mendorong Sano keluar jendela dan mengunci jendela. Bahkan menutup tirai jendela itu.

"Apaa.. lagi dah sekarang werewolf dengan lambang vampir..... aihhh dunia ini penuh dengan supernatural yang aneh." Menggosok wajah mencubit hidung yang gatal.

"Apa dia masih di bawah yah." Membuka tirai dan melihat Sano baring di dahan pohon itu.

"Apa aku tebang saja itu pohon yah." Menggumal sendiri dan membuka kembali jendela sambil melempar buku tak terpakai ke arah Sano dan menyuruhnya pergi. Membuat Sano terjatuh dari dahan pohon tersebut.

"SUDAHKU BILANG PERGI DASAR KAU KUTU LONCAT"

"APA.."
Mengunci jendela dan menutup tirai kembali.

GIVE ME YOUR BLOOD 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang