Bagian Dirimu [4]

88 5 1
                                    

Aku diam dan membuat wajah sedih dengan gaya so imut. Sano mecubit kedua pipi ku. Sano pun tersenyum gemas ke arah ku.
"Dasar manja..." Menguatkan cubitannya.
"Ah ah.. syaikit.. tahu.."
"Gak jelas tau." Sano membalas omelan tak tau apa yang ku katakan dengan suara tidak jelas. Sano pun tertawa melihat ku.

"Ehmm.. Sano menurutmu kita ini makhluk yang di kutuk tidak menurutku kita ini makhluk yang di kutuk dan seharusnya tidak hidup di dunia ini."
"Mengapa berpikir seperti itu ki.."
"Entahlah kita kan manusia yah seharusnya seperti manusia bukan seperti makhluk yang berbeda dari pemikiran orang."

"Menurutmu orang yang memiliki kelainan anti sosial itu berbeda gak."

"Menurutku.."
"Iya" dengan wajah serius menatapku.
"Menurutku dia manusia hanya kelainan saja."
"Nah jawaban ku sudah kau jawab."
Aku kebingungan dan bertanya lagi.
"Apa.. maksudnya."
"Ki... kita ini manusia hanya saja memiliki kelainan yang aneh seperti kau mengisap darah dan aku hidup di malam hari itu saja." Aku terdiam sejenak dan berdiri ke arah Sano dengan mata berkaca - kaca. Sano pun ikut berdiri ke arah ku. Aku memeluk sano dan merasakan kehangatan dari wolfer.

"Tanganmu dingin sekali, membuat buluku merinding."
"Tapi bulu mu hangat sampai tak ingin ku lepaskan."

"Bermesrahan... di sekolah yah." Yoonji datang dan menghilang rasa kehangatan.

"Yoonji kau mengacau mereka." Soya menarik Yoonji.
"Ahaha .... aku mencari mu dimana - mana aku kira hilang kau meninggalkanku di UKS dan guru mengiraku kita membolos." Yoonji menaruh kedua tangannya di pinggang dan menyilangkan tangannya.

"Maaf Yoon aku bosan di UKS dan ingin mencari udara segar."
"Yah kau sudah mendapatkannya sekarang balik ke kelas dan kau juga Sano." Yoonji menarik bajuku dan menunjuk ke arah Sano dengan tatapan marah.

"Ah... baiklah hahaha..." Melambaikan tangan dalam maksud baiklah jangan khawatir. Soya menatap tajam Sano dan menunjuk dengan dua jari dari arah matanya ke Sano (aku mengawasimu). Sano terdiam dan berwajah datar melambai ke arah ku.

"Ah... ayuk balik ke kelas." Yoonji menari bajuku. Dasar yoonji dan Soya mengacau hari bolosku. Aku malas belajar dengan kondisi mengantuk begini.

~~~

Guru menjelaskan tentang hari kiamat yang akan menghancurkan dunia. Aku menyimak dengan setengah hati dan hanya mencoret - coret buku. Bel pun berbunyi setelah itu. Yoonji dan Soya menghampiriku dengan wajah seribu pertanyaan. Aku menggigit apel tanpa menghisap merah.

"Keira... kokk.. kamu." Yoonji berteriak dan yang lainnya melihat ke arah ku. Aku membuat wajah bodoh kearah semuanya. Akhirnya yang lain berhenti melihat ku dan melanjutkan kegiatan lainnya.
"Kenapa... emangnya aku ingin memakan apel salahkah."

"Tapi kamu kan membutuh merahnya saja."
"Iya aku isap di dalam merahnya walau terasa hambar apelnya lumayan juga." Aku menjawab dengan santai.
"Kamu emang aneh dari dulu ya keira membuat orang kebingungan." Soya menarik apel yang ku gigit dan menggigit apelku.

"Hei... itu apel ku kembalikan." Aku mengambil apel ku kembali dari tangan Soya.
"Walau lebih enak darah dibandingkan merah tapi ini adanya mau gimana lagi." Aku menghabiskan merah apel terakhir tanpa melihat sekitar.

"Apa kamu gila keira..." Soya berteriak kecil dan khawatir.
"Biarkan saja Soya..." yoonji memegang pundak Soya.

"Ah.. aku ke kamar mandi dulu yah teman."
"Bukannya kau tadi sudah permisi ke kamar mandi di pelajaran ke 3 tadi." Soya memandang sinis Yoonji.
"Aku kebanyakan minum soalnya jadi pengen pipis terus."
"Ah.. yah sudah sana." Soya melambaikan tangannya untuk menyuruh pergi.
"Ahh........" Yoonji berteriak pergi.
"Dasar aneh.." Soya dan aku serempak mengatakannya.

"Akhir - akhir ini aku melihatmu pucat sekali tampak lelah."
"Bukannya emang seperti ini yah wajah vampir." Tanpa malu aku menyebutnya di kelas dan memandang ke arah jendela. Soya membuat wajah cemas.

"Kalau berat kamu istirahat saja keira."
"Untuk tak sekolah selama 2 minggu lagi. Sudah cukup 2 minggu tidak sekolah melarikan diri." Soya menunduk kepalanya dan memegang kedua tanganku.

"Betul katamu keira.... aku bahagia kok kamu apa adanya jangan melarikan diri." Soya tersenyum dan memegang tanganku yang dingin.

"Tangan mu dingin apa karna sekarang mau musim dingin yah."
"Apaa ini kan baru musim gugur."
"Ini sudah 1 bulan musim gugur keira... kamu kemana saja selama ini." Aku terdiam dan tak menyadari hal ini. Aku melihat sekeliling dipenuhi dedaunan berterbangan bahkan ada beberapa pohon sudah tak berdaun lagi.

"Benar katamu Soya, sebentar lagi musim dingin." Yoonji tersenyum dan seperti orang jahat.

"Ah.. seram banget sih.." soya mendorong Yoonji.
"Aaapaan sih... mendorong orang begitu." Yoonji mengomel sendiri ke arah Soya.

"Hmm.. sepertinya..." aku hanya bergumam ke arah jendela tanpa tau arah lagi.

"Sepertinya kau akan melemah..." Yoonji tersenyum. Aku dan Soya menatap ke arah Yoonji.

GIVE ME YOUR BLOOD 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang