Hoaamm!
Pagi.
Syilla tidak menyangka ternyata dia dapat tertidur tadi malam. Ia segera mengambil jam tangan pinknya yang tergeletak di nakas. 09.00 pagi. Ya ampun, Syilla tak pernah bangun sesiang ini sebelumnya. Ia melihat kesampingnya dan ternyata kak Britney sudah tidak ada. "Dia pasti sudah bangun duluan. Huh! Teganya dia tak membangunkan ku." Syilla memanyunkan bibirnya.
"Kalau kak Helena pasti selalu mambangunkan ku dengan lembut dan penuh kasih sayang. Lalu kami akan turun ke meja makan dan mendapati mommy dan daddy disana." Lanjutnya.
Ia segera melangkahkan kakinya keluar. Badannya memerintahkannya untuk segera mandi dan makan. Ia sungguh kelaparan sekarang.
Saat ia baru keluar, Kelv langsung memeluknya. Dia sepertinya sehabis menagis.
Oh rupanya mereka telah menceritakannya pada Kelv.
"Aku tahu. Kita pasti bisa melewati ini semua. Sekarang kita akan tinggal disini dan memulai kehidupan baru. Oke, Kelv Henley?"
Syilla memberi semangat pada Kelv, dan Kelv membalasnya dengan tersenyum padanya. Senyumannya yang dapat membuat wanita-wanita melihatnya langsung mabuk kepayang. Syilla mengakui keluarganya memang mewarisi wajah wajah rupawan.
"Oke, kak Syilla Henley!"
Mereka akhirnya berpelukan bersama. Begitu juga bibi Lenka. Rasanya baru bertemu sehari dengan bibi Lenka, Syilla sudah sangat menyayanginya.
"Baiklah sekarang ayo ke meja makan. Bibi dan Britney telah memasak makanan yang sangat lezat. Dan ada jus apel favoritmu Kelv", bibi Lenka langsung menyeret mereka ke meja makan pearl silver itu. Sungguh classic.
"Bi, apakah suami bibi juga akan menerima kami juga?", kak Daniel bertanya pada bibi Lenka sambil memakan strawberry bread toast nya.
"Suami? Hahahaha..."
Mereka melongo kaget dengan jawaban yang dilontarkan bibi."8 bulan yang lalu kami bercerai. Dia sekarang menetap di Turki. Yah, mungkin ia telah menemukan wanita wanita turki yang lebih bening. Hehehe." Bibi hanya tertawa, namun Syilla yakin. Jauh didalam hatinya pasti ia juga merasakan sakit hati. Syilla langsung memeluknya erat.
"Jangan sedih bi. Ada kami yang akan selalu membuat hari hari bibi ceria dan berwarna. Hehehehe". Syilla berinisiatif menghiburnya dan mereka pun tertawa bersama.
"Ya kamu benar Syilla. Semua anak bibi sudah besar. Alvin, anak pertama bibi. Dia sudah kerja sekarang begitu juga dengan adiknya Annie. Bibi kadang juga merasa bosan jika hanya mengurus butik dan berdiam diri dirumah. Kelv dan Syilla kan masih kecil, jadi bibi senang. Rumah pasti tidak akan sepi."
Kak Daniel, kak Britney, Syilla, dan Kelv tertawa cekikan. Rumah memang tidak akan sepi, namun kericuhan yang biasa terjadi di tv akibat kenaikan harga bbm dan sembako, akan terkadi di rumah ini akibat aku, Kelv dan kak Britney. Hahaha. Kak Daniel? Ia lebih baik berdiam diri di kamar dan berkencan dengan setumpuk buku kesayangannya.
Seketika lamunan Syilla buyar ketika mengingat nama salah satu anak bibi Lenka tadi. 'Annie? Itu kan nama suster yang dicium kak Daniel kemarin malam? Sepertinya kak Daniel juga memikirkan hal yang sama. Lihat. Wajahnya nampak berpikir keras. Huh. Dasar pria.'
Tok!tok!tok!
Kreek..Pintu depan terdengar terbuka. Syilla takut jikalau ada maling atau apalah itu. Soalnya di rumah bibi Lenka tidak ada satpam. Bibi Lenka bilang kalau satpamnya sedang mudik ke cirebon. 'Duh aku takut.'
"Tenang. Itu anak bibi, Annie. Dia baru pulang kerja dari shift malamnya. Ia bekerja dirumah sakit menjadi suster."
'Whhaatt? Tuh kan aku benar.' Kak Annie langsung masuk dan terkejut melihat kita. Namun ia langsung berganti ekspresi menjadi ramah dan sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL
Romance"Can we just be together as well? Respect my feeling please?" -S. Henley.