10 - She

133 13 2
                                    

  "Pssstt! Lo pada ngapain berdiri di lapangan? Panas tau! Ntar item lho." Bisik Syilla kepada Amber dan Thalia yang sedang berdiri dengan posisi menghormati bendera.

  "Pea. Kita lagi dihukum! Kita lupa ngerjain pr ekonomi Mrs.Hesty." bisik Thalia pelan. Syilla menelan ludahnya. Ia takut dihukum seperti sahabatnya juga.

  "Enak aja lu ngomong. Gue ngerjain pr nya kok. Cuman ketinggalan aja dirumah!" Ucap Amber mendelik pada Thalia. Thalia pun sudah siap memberikan bogeman nya.

  "Ohh. Gitu ya. Tapi gue udah ngerjain pr nya plus bawa bukunya. Jadi kayaknya gue gak dihukum deh. Hehehehe. Dadah sayang" Syilla tertawa seperti nenek sihir pada dua manusia didepannya. Amber dan Thalia mulai mencubiti perutnya.

  "Kalian telat lagi! Memang baru 2 kali. Tapi kalau dibiarkan, bisa segunung catatan telat kalian. Sini! Berdiri disamping Amber dan Thalia. Berdiri situ sampai kulitnya keling!" Mrs. Theta kemudian pergi meninggalkan Niall dan Warren.

  "Well. Kalian berempat baik-baik ya. Gue mau kekelas dulu. Hahahaha. Bye bye." Syilla langsung mengibrit pergi, dan dihadiahi lemparan sepatu oleh Thalia. Amber hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

  Hari ini hujan terus mengguyur bumi Indonesia. Karenanya, teman-temannya hanya menjalani hukuman di lapangan selama 2 jam dan selebihnya mereka habiskan untuk membersihkan toilet sekolah.
   "Sometimes I love the smell of the rain". Syilla menengadahkan tangannya keluar, agar dapat mencapai tetes-tetesan hujan.

  "Huh. Capek banget. Tha, beliin gue jus jeruk donk" Amber melengos seraya merangkul pundak Syilla.

  "What? Gue juga capek tau. Syilla aja tuh" Thalia segera menunjukkan jarinya pada Syilla tanpa merasa bersalah.

  "Well guys. Mending kita ke kantin bareng aja. Gue juga laper, pengen makan mie ayam. Gue traktir deh"

  Amber dan Thalia mengganguk semangat. Mereka langsung mengambil seribu langkah untuk mencapai kantin dengan cepat.

  "Syl. Jadi si Farrel bakal masuk hari senin depan?" Ucap Amber disela-sela makannya.

  "Yap!"

  "Itu berarti terhitung 3 hari dari sekarang" Thalia ikut menimpali.

  "Lalu..?"

  "Itu berarti lo bisa cepet-cepet ketemu. Gak kangen lagi deh"

  Syilla melemparkan sumpit mie ayamnya kepada Amber. Thalia pun menutupi kepalanya dengan tangannya agar tidak terkena serangan susulan.

  "Makanye, jangan asal ngomong bung!" Syilla mengibaskan rambutnya dan melanjutkan memakan mie ayamnya.

  Disaat mereka sedang asyiknya berbincang, tiba-tiba Warren menghampiri mereka. Namun lebih tepatnya menghampiri Thalia.

  "Thal, hp gue mana? Kenapa lu betak. Gue kan cuma mau minta nomor hape lu doang. Udah belum?" Warren segera duduk disebelah Thalia dan menyeruput es teh milik Thalia.

  "Udah nih. Ngapain juga gue betak. Kerajinan!"

   "Kali aja. Udah ya, makasih atas seteguk tehnya. Dan nomor hapenya."

  Amber memperhatikan Warren yang semakin menjauh pergi. "Tha, lu pedekate sama anak baru itu?"

  "Menurut lo? Gue juga gak tau deh. Abisnya dia cakep."

  "Uueekk. Norak lo" Syilla memuntahkan kembali bakso yang sudah ia telan karena mendengar suara centil Thalia.

   "Jijik gue."

   "Am, ntar lo ngerti kok yang namanya jatuh cinta. Tapi entar, entar, entar, entar, entar.... ketika lo udah selesai kencan sama segudang buku buku lo"

EPHEMERAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang