11 - The Triangle Begins

153 17 1
                                    

BRRRR

Syilla sedikit menggigil. Meskipun sudah menggunakan air panas, tetap saja dia kedinginan. Pagi ini, suhu udaranya cukup dingin, membuat rasa hangat dari mandinya menguap seketika.

Syilla segera mengeluarkan seragamnya dari lemari coklat tua kesayangannya. Kemudian memakai atribut sekolah lainnya dengan lengkap karena hari ini adalah Senin. Jadwalnya untuk upacara, ia tak mau dihukum karena melanggar aturan sekolah.

"Kira-kira akan kuapakan rambutku hari ini?" Gumam Syilla dengan jari-jemarinya yang sedang sibuk memilih hiasan rambut. Akhirnya pilihannya jatuh pada bando pita bermutiara. Ia sangat cantik hari ini.

"Oh iya. Hari ini kan senin. Farrel pasti udah masuk sekolah. Ngapain juga gue dandan cantik cantik ya? Ganti style gak ya?" Syilla terus menimang-nimang sampai bibi Lenka meneriaki nya untuk segera sarapan.

***

"Syl, kok dari upacara sampai sekarang, lo diem mulu. Kenapa sih?" Tanya Amber sembari membolak-balikan majalah fashionnya. Ia terus saja memperhatikan para model pria yang menampakan perut sixpacknya. Membuat pikirannya melayang seketika.

"Gue yakin Farrel pasti telat. Dia gak mungkin bohong ke lo." Kata Thalia menghampiri kedua sahabatnya.

"Gue gak khawatir kok. Mungkin dia memang lagi banyak urusan disana. Makanya, ia mengundur waktu pulangnya ke Indonesia." Ucap Syilla tersenyum. Thalia dan Amber hanya dapat tersenyum pasrah dengan kelakuan sahabatnya.

'Kenapa gak bilang aja sih lo suka sama Farrel?' Pikir mereka.

Tettt.

Suara yang paling dibenci murid-murid, akhirnya berbunyi juga. Bel masuk kali ini menandakan akan dimulainya pelajaran pertama, yaitu sejarah. Yang merupakan pelajaran kebencian Syilla. Syilla selalu memiliki motto dalam dirinya yaitu, 'Musnahkan pelajaran sejarah!'

Syilla duduk dengan rapi di kursinya sambil menatap ke salah satu kursi kosong yang tak jauh dari posisinya. Ya. Itu kursi Farrel. Ia terus bertanya-tanya, kemana perginya cowok ini. Cowok yang berhasil membuatnya terpesona dan selalu mendapat perhatiannya.

Krrrekk..

Decit pintu pun berbunyi, Syilla memiliki sedikit harapan di hatinya bahwa yang masuk itu adalah Farrel. Namun, dewi fortuna sepertinya tidak memihaknya. Ia hanya mendapati seorang perempuan cantik berwajah blasteran, sama seperti dirinya.

"Selamat pagi semua. Nama saya Quirenna Tya Ana, kalian bisa memanggil saya Tyana. Saya merupakan murid pindahan dari Lima, Peru. Saya harap kita semua bisa berteman baik"

Perempuan itu meraih kursinya tepat disamping Syilla, dan tersenyum kearahnya. Ia segera mengulurkan tangannya dengan ramah kepada Syilla. Syilla pun menyambutnya dengan hangat.

"Tyana"
"Syilla"

Mereka kemudian kembali menghadap kedepan memperhatikan Mrs. Emma yang sedang menjelaskan pelajaran yang super membosankan.

"Sumpah demi semua jomblo ngenest didunia ini! Lo gila ya? Ngapain lo baik, ramah, dan bahkan ngulurin tangan lo buat kenalan sama cewek jadi-jadian kayak dia?" Emosi Thalia sudah mencapai puncaknya. Mereka bertiga sekarang sedang berada di kantin, tepatnya di Ice cream corner. Tujuannya adalah meredakan emosi Thalia dengan es krim coklat favoritnya.

"Calm down, Tha. Syilla kan belum tahu apa-apa. Mending kita jelasin dulu pelan-pelan. Nih, makan dulu es krim lo." Kata Amber yang sedang menepuk-nepuk bahu Thalia.

"Lo inget kan geng cewek rempong itu? Yang dijelasin Thalia tempo hari. Personil mereka yang pindah Peru itu udah balik. Dan itu dia, si Tyana. Yang bikin Thalia kesel itu, karena lo udah baik sama Tyana. Sedangkan temen gengnya, udah mempermalukan lo pas di Timezone."

Syilla melengos pelan dan memasukkan milkshakenya kedalam perutnya. Ia menggengam tangan Thalia yang membuat Thalia menoleh dari es krimnya.

EPHEMERAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang