"HUAAAAAAAAAAA! I'M SO HAPPY!!!!" Syilla berteriak pada gayung nya sendiri. Sudah 45 menit ia dikamar mandi dan tak kunjung keluar. Ia tak mempedulikan antrian didepan pintu kamar mandinya.
"Woy, mulut panci! Cepetan! Gue juga mau mandi! Buseet dah!" gerutu Kelv. Ia terus mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi dengan tidak sabaran.
"5 menit lagi, kalau lu kagak keluar juga. Gue suruh Kelv yang dobrak nih pintu!" kata kak Britney sambil membetulkan roll rambutnya.
"Dih! Nyuruh-nyuruh gue. Lo aja sendiri yang dobrak. Ntar badan gue yang sakit. I Love My Body!" balas Kelv memeletkan lidahnya.
"Hush! Gue udah selesai tau. Sono gih masuk" kata Syilla saat keluar kamar mandi. Kini tinggalah Kelv dan Britney yang berebut kamar mandi.
Syilla memilih outfit airport terbaiknya. Ia merasakan hatinya yang benar-benar aneh ketika membayangkan bertemu Farrel nanti. Lebih lagi, didalam satu pesawat hanya ada ia dan Farrel.
Setelah siap, Syilla turun kebawah dan duduk di meja makan. Ia siap menyantap sarapan sedap buatan kak Annie, sang calon kakak ipar.
"Morning, kak!"
Kak Annie melirik Syilla sebentar, "Morning too, Syilla" lalu ia kembali fokus pada spagethi nya.
"Nih, spagethi dan susu strawberry nya. Kamu sarapan duluan aja, abis itu cepetan deh ke bandara. Nanti ketinggalan pesawat lho"
"Gak bakal ketinggalan kok, orang yang punya pesawat aja pacar ak--" Syilla menutup mulutnya. Ia sudah kebablasan bicara. Kini kak Annie memulai untuk menggodanya.
"Kak, please. Jangan bilang siapa-siapa ya. Apalagi Britney Chippetes. Resek dia! Plis" kata Syilla memelas. Kak Annie mengganguk-angguk mengerti dan memberi isyarat kepada Syilla bahwa ada Britney dibelakangnya.
"Ayo! Tadi ngomongin apaan?"
Syilla memutar bola matanya, "Gak ada kok. Ngomong-ngomong, siapa yang menang dan dapet giliran masuk kamar mandi tadi? Lu apa Kelv?"
"Ya jelas gue dong! Gue sogok dia tadi" kata kak Britney lalu menyeruput teh manis nya.
"Hahaha. Sok kaya lu, ah! Apa apa nyogok mulu. Jangan-jangan kak Alvin disogok juga lagi, makanya mau jadi pacar lu" kata Syilla terkekeh. Ia kemudian ditatap kak Britney yang terlihat menyeramkan seperti para hantu di malam jumat.
"Ehhm. Kak Annie, bibi Lenka mana? Aku mau berangkat nih. Suasananya gak enak. Ada aura negatif" kata Syilla beranjak dari kursinya. Ia lalu menyalami tangan kak Annie.
"Ada dikamar. Bibi Lenka lagi gak enak badan" kata kak Annie sedih. Syilla langsung pergi kekamar bibi Lenka dan melihat bibi Lenka yang sedang terbaring lemah.
"Kamu mau berangkat ke airport ya? Huuk..uhuuk .." bibi Lenka berusaha bangun sambil terbatuk-batuk.
"Bibi tidur aja. Bibi istirahat ya, jangan kecapekan ngurusin butik. Syilla bisa kok, cuti dari kampus buat ngurusin butik bibi disini" kata Syilla memegangi tangan bibi Lenka.
"Gak usah nak. Kamu kuliah aja yang bener. Cepet-cepet lulus, dan bantu kakak kakak kamu di perusahaan. Mereka pasti kewalahan. Kalau udah mulai berumur, penyakit emang gampang datang. Gak usah khawatirkan bibi" bibi Lenka mengusap pipi Syilla pelan.
"Ada Annie yang akan ngurus butik bibi. Dia kan udah berhenti jadi suster. Inget gak?" lanjut bibi Lenka sambil menyikut Syilla. Membuat gadis itu tersenyum kecil. Lalu datanglah Kelv dibalik pintu.
"Kak, ada yang dateng jemput tuh! Kayaknya kak Farrel" sahut Kelv. Bibi Lenka menyuruh Syilla cepat keluar dan Syilla pun menyalami tangan bibi Lenka.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL
Romance"Can we just be together as well? Respect my feeling please?" -S. Henley.