Syilla sudah selesai menempel foto foto keluarganya di buku jurnal keluarga buatannya. Kini waktu sudah menunjukkan pukul 06.00. Ini artinya dia harus segera bersiap karena bibi dan kakaknya akan menjemputnya untuk berbelanja keperluan.
Kelv telah bersiap sedari tadi. Kini ia sedang berada di dalam kamarnya. Syilla sendiri tidak tahu apa yang dilakukan adik tersayangnya itu.
Syilla mengantri di depan pintu kamar mandi. Bukan mengantri, lebih tepatnya menunggu seseorang yang sedang di kamar mandi. Ini pasti kak Annie. Ia sedang bersiap untuk bekerja lagi pada jam 8 malam lagi.
"Apa kau sudah terlalu lama menunggu? Hehe. Maaf tadi ada sedikit hambatan." Kak Annie cengar cengir kemudian berlalu dari Syilla.
Syilla masuk dan langsung menyalakan shower. Ia membasahi tubuhnya. Mencoba memberi hawa segar pada dirinya.
Setelah selesai ia masuk kekamar dan memakai baju yang ia pinjam dari kak Annie. Dia tak dapat menahan lengket badannya lagi jika harus menunggu selesai berbelanja.
"Ternyata pas dibadanku. Ulala cantiknya aku. Persis seperti mommy." Syilla lalu menyematkan jepit rambut bemotif bunga tulip putih di helaian rambut coklat nya. Sangat cocok dengannya yang memakai dress floral putih selutut dengan bagian lengan yang pendek mengembang oleh banyak lapisan renda putih.
"Oh. Apa cocok aku memakai ini ke mall? Tepatnya seperti pergi ke pernikahan saja. Tapi sudahlah. Ini baju terkecil yang kak Annie punya. Daripada aku memaksakan memakai baju yang lainnya? Baju yang kebesaran itu pasti akan membuatku terlihat seperti ikan teri memakai helm!".
Tiba-tiba kak Annie memanggilnya keluar untuk makan malam. Syilla langsung beranjak dari cermin kamarnya dan langsung duduk manis dimeja makan.
"Apa kak Annie yang memasak ini? Wow sepertinya lezat." Dari ekspresinya sepertinya ia memberi kode peringatan bahaya bahwa ia harus cepat cepat meludes habis seluruh makanannya. Namun, dilain sisi ada Kelv yang mempunyai ambisi yang sama. Kepiting saus tiram, yakiniku, hawaiian salad, puding karamel, dan lemon tea.
"Wooooaahhhhhhh!!! Tolong jangan ceraikan aku dan meja makan ini. I love you, babe!"
Kelv seperti orang kampung saja. Apa dia tidak pernah makan-makanan enak? Ya tentu saja pernah. Setiap hari. Ini mungkin efek dari puasa makan makanan seperti itu. Kalau dihitung dari kemarin, hanya sepotong roti coklat yang baru masuk ke perutnya.
Saat mereka berdua, Syilla dan Kelv makan. Tiba-tiba datanglah bibi Lenka, kak Britney, dan kak Daniel. Mereka pulang dengan wajah suram.
"Terkutuklah kau !! Dasar tua bangka sialan!"
Syilla kaget melihat kak Daniel mengumpat dan setengah berteriak. Ia langsung melirik keatas dan mendapati kak Annie mengintip dari depan kamarnya. Dia lebih memilih makan dikamar, daripada semeja makan dengan 2 serigala kelaparan yang akan memulai pertempuran mereka.
"Tenanglah Daniel. Kita bisa atasi ini. Jangan buat takut adik adikmu." Bibi Lenka mengusap punggung kak Daniel dan menenangkannya. Setelah tenang, bibi Lenka mulai berbicara.
"Daniel dan Britney kesal setelah melihat tayangan berita televisi tadi. Ternyata perusahaan Hundersont telah dikuasai seluruhnya oleh paman kalian, paman Ronald."
Mendengar kabar itu, seketika Syilla langsung berubah ekspresi. Hilang sudah nafsu makannya tadi.
"Jangan sebut nama itu bi. Nama itu terlalu menjijikan untuk didengar"
Syilla dan Kelv sudah mencapai tingkat tertinggi kemarahannya. Mereka tidak terima perusahaan daddy nya tercinta, jatuh di tangan pamannya yang jahat dan tidak berprikemanusiaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL
Romance"Can we just be together as well? Respect my feeling please?" -S. Henley.