6 - P.E

194 16 2
                                    

"Gimana hari pertama kamu di sekolah, Syilla? Gimana temen-temen di Indonesia?" Tanya bibi Lenka sambil menyeruput Lemon squash nya. Mereka sedang makan malam sekarang.

"That was great. Aku mudah kok adaptasi disini. Gak kalah sama LA!" Syilla tersenyum bahagia dan begitu juga kak Britney.

Bibi Lenka lalu menatap kak Britney. "Britney kalau sekolah, dandannya gak usah berlebihan. Kamu udah cantik kok tanpa make-up"

Bibi Lenka tersenyum dan kak Britney membalasnya. Ia setuju akan pendapat bibi Lenka.

20 menit berlalu dan mereka selesai makan. Syilla langsung menuju kamarnya dan kak Britney yang katanya akan mengerjakan pr biologinya.

Ia lalu melihat taman belakang melalui jendela. Ingin rasanya ia resfreshing disana. Menikmati udara malam dan memandang puas para mawar merah yang bermekaran.

Eitts. Tunggu. Ternyata sudah ada orang disana. Itu adalah Alvin yang duduk di kursi taman.Dia sedang mendengarkan musik dan memejamkan matanya.

Tiba-tiba kak Britney lewat dan Syilla memberhentikannya.

"Ihh apaan sih. Gue mau ngerjain pr nih. Banyak banget. Lepasin!"

Kak Britney berusaha melepas genggaman Syilla.

"Ihh diem dulu! Ada rejeki nomplok buat lo. Mau gak? Sini gue bisikin"

Syilla membisikkan rencananya dan seketika mata kak Britney berbinar-binar bahagia.

"Tapi ntar dia kira gue cewek caper lagi."

"Gak kok gak bakalan. Ini kan kejadian tak disengaja. Makanya acting lo harus bagus. Udah sana cepetan!" Ujar Syilla mendorong pelan tubuh kak Britney. Ia pun langsung mengintip dari balik jendela.

Ia langsung memberi aba aba untuk kak Britney memulai aksinya.

Kak Britney membawa buku pr biologinya dan berjalan di taman. Ia melewati barisan tumbuh-tumbuhan. Tak lupa ia menyalakan lampu taman agar terang.

Alvin yang tahu lampunya menyala langsung membuka matanya dan langsung menatap Britney yang sedari tadi bergerak mondar-mandir.

"Aduh mana sih tumbuhan yang cocok. Susah banget pr nya. Emangnya gue ahli botani apa? Cita-cita gue kan jadi supermodel!"

Curhatan Britney membuat Alvin tertawa geli. Sementara Syilla senyam senyum dari jendela dan berharap rencanamya berhasil.

"Ahhhh. Ulaaattttt. Iihhh. Aduuh. Tolong..!!"

Britney berpura-pura melihat ulat di antara para mawar merah. Britney berteriak dan beracting loncat loncatan.

Alvin yang melihatnya langsung berlari kearah Britney untuk menenangkannya. Namun naas, saat Britney meloncat locat ia menginjak kran air yang menyebabkan air di selang keluar dengan kekuatan penuh dan menyiram mereka berdua.

BYUUURRR!!

Mereka basah kuyup. Namun ironisnya, Britney sudah dalam dekapan Alvin. Mereka nyaris berpelukan.

"Rencananya tidak sesuai. Namun pasti menurut kak Britney, ini lebih sempurna. Lihat! Adegan india itu terulang lagi. Ewwwhhh...." Syilla memilih meninggalkan kak Britney dan melesat ke kamarnya.

"Aku lebih memilih tidur dengan guling. Dan menyerahkan seluruh tubuhku untuk kasurku tercinta."

Ketika Syilla mulai memejamkan matanya, iphonenya berbunyi.

From : +6283266xxx
Halo!

"Siapa nih? Tau dari mana nomer gue?" Syilla menatap lekat-lekat nomor tersebut.

EPHEMERAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang