Sammy.

995 42 2
                                    

Kring!!! Kring!!!

"Hm, Halo?"
"Kay, ini mamah"
"Aduh mamah, kurang kerjaan banget sih. Pagi-pagi nelpon, kalo mau bangunin Kay kan tinggal naik ke atas, masuk ke kamar."
"Kamu baru bangun tidur? Mamah lagi di Jakarta nganter kakak kamu."
"Oh, iya udah."
"Jangan lupa ke gereja, Kay. Kalo kamu mau makan, cari aja di Malioboro hari minggu gini pasti banyak yang jual."
"Hmm... Iya mah."
"Jangan lupa kalo kemana mana bawa te..."
*call ended*
Ya. Ya. Ya. Sebelum mamah suruh aku bawa temen untuk aku pergi, aku matiin duluan. Haha. Kali ini aku lagi ingin pergi sendirian. Entah kenapa aku udah lama banget ga jalan-jalan sendirian ngelilingin kota Jogja. Twen? Apa aku harus ajak, Twen? Mmm... Entah kenapa aku kali ini bener-bener pengen sendirian. Maaf ya Twen aku lagi pengen pergi sendiri aja!
~~~
"Huh! Selesai juga ibadah minggu ini. Happy sunday all! Oke, Post!"
"Hey, Kay!"
Siapa dia? Ada yang manggil aku ya? Aku takut. Gimana kalau aku pura-pura jalan pergi dan berlagak ga denger ada yang manggil. Okey, Go!
"Kay! Wait! Kayra!"
Tiba-tiba dia menarik tanganku dengan maksud menghentikan langkahku yang menjauh dari dia. Aku memutuskan untuk menoleh dan... Hah!?
"Samuel?"
"Yes! Aku Sammy!"
Kita berpelukan erat sampai-sampi tubuhku terangkat olehnya. Dia adalah teman kecilku juga kita selalu bermain bertiga bersama Twen juga hanya saja dia melanjutkan kuliahnya di luar negri.
"Waw, Sam! You look amazing."
"I miss you, Kay."
"I miss you too, Sam! Damn it! Eh, tapi kamu masih bisa bahasa Indonesia kan? Hahaha"
"Bisa dong, Kay. Kamu sendirian ke gereja? Mami papi mana? Aku kangen sama mereka juga."
"Mereka lagi ke Jakarta antar kaka balik, Sam."
"Oh gitu. Mau sekalian balik?"
"Eh, ga usah. Aku mau ada urusan lain."
"Aku temenin ya!"
"Eh! Ga usah, Sam. Aku mau pergi sendiri, nanti kalo udah pulang aku kabarin kamu, biar kamu bisa main ke rumah."
"Oke, bye Kayra! Hati-hati ya!"
Dia pergi meninggalkanku sambil mengelus kepalaku seperti dia mengelus anjing peliharaannya. Dia sangat perhatian denganku. Dia yang selalu ada disamping aku jika dulu aku sedang menangis bahkan merelakan pundaknya untuk jadi sandaran saat aku nangis. Kalau aku bilang lapar, beberapa menit kemudian dia langsung ada di depan rumahku sambil membawa makanan. Dia laki-laki yang baik tapi sayangnya dia masih belum punya pacar sampai sekarang.

"Kay, Kay. Kamu sekarang udah jadi gadis yang sangat manis sekali dan perasaanku padamu dari dulu pun terasa semakin manis pula tapi kamu tidak memandangku seperti yang aku inginkan, aku tetaplah sahabatmu."

Bisakah kamu melihatku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang