Maafkan aku Kay.

1.5K 33 0
                                    

Tapi... Apa benar itu Raka?
Dari kegelapan gue ga bisa ngeliat dengan jelas itu Raka atau bukan. Setelah ada motor yang akan melintas dan lampu sorotnya mengarah kepada laki-laki itu. Ternyata...

"Daviid!!!"

Kayra yang sedang berlari mendekati setelah mendengar teriakanku pun mulai berhenti berlari tetapi David dengan sigap memegang tangan Kayra dan menariknya. Tiba-tiba pengendara motor itu adalah Raka, Twen juga datang bersama Raka.

"Sam! Ngapain sih lo bengong!? Liat Kayra lagi sama David, bodoh! Kayraaa!!!"

Dor!!!

"Aaaa!!!"

Suara tembakan terlepas dan mengenai Raka.
"Raka! Lo gapapa? Raka!!!"
"Sam, selametin Kayra plis buat gue"
"Twen, lo disini jaga Raka. Gue bakal tolongin Kayra di dalem. Dan buruan telpon polisi."
"Iya..Iya Sam"
~~~
Pasti dia ada diruang dosen, ga mungkin salah lagi. Ruang dosen ga punya banyak jendela dan cuma satu jalan untuk keluar masuk ruang dosen. Itu membuatku mudah.

Brak!!

"David! Lepasin dia!"
"Sammy, tolongin aku!!! Sam!!!"
"Oh! Waw! Superheronya Kayra banyak ya ternyata."
"Lepasin sekarang atau lo tau akibatnya nanti."
"Gue di ancem ceritanya? OMG! Takut!!! Hahahaha!"
"Hah... percuma juga sih ya ngomong sama lo yang sinting."
"Sam, kenapa kamu malah santai gitu?"

Sammy melepaskan jaket hitamnya dan membuang topeng yang tadi dipakainya. Dia duduk di kursi ruang dosen yang dipakai David untuk mengganjal pintu.

"Kayra... Kamu itu beneran gatau atau pura-pura gatau sih? Aku ini sebenernya sama aja kaya David. Aku tuh suka sama kamu! Tapi kamu ga pernah nyadarin itu! Kamu selalu menganggap aku sebatas teman. Aku muak Kay dianggep temen terus sama kamu! David, gue tau rasanya ga dapet respon dari orang yang kita cintai gimana. Gue sama kaya lo! David, ayo kita lakuin sama-sama."
"Aaa!!! Sammy lo bajingan! Bisa-bisanya lo kaya gini padahal gue kira lo baik selama ini sama gue! Ternyata lo sama aja brengseknya kaya orang yang satu ini!"
"Shut up, bitch!"

Plak!!!

"Berisik aja lu! Lebih baik lu pingsan jadi gue bisa leluasa ngapain lo! Sam, lu mau duluan?"
"Sorry, Vid. Gue udah di jemput."

Sirine mobil polisi terdengar mendekat. David baru mengetahui bahwa ini adalah jebakan yang dibuat Sammy. Tanpa berfikir panjang David mengambil pistol dan mengarahkannya kepada Sammy.

"Dengan lo nembah gue sampe mati, itu malah akan memperburuk hukuman lo! Raka udah lo tembak sampe sekarat! Masih mau nambah hukuman? Silahkan!"

Dorr!!!

"Aaa...!!!"

"Angkat tangan! Jangan bergerak! Jatuhkan senjata!"
~~~
Pada akhirnya, semuanya telah usai. Pemakaman pada siang hari itu di penuhi dengan isak tangis.

"Kay, ayo pulang."
"Ga mau, Mah! Ga mau! Kay mau disini ajah. Hiks!"
"Tante sama om kalau mau pulang duluan gapapa kok, Twen yang bakal nemenin Kayra disini."
"Makasih ya, Twen. Tante tunggu di mobil."

Dari kejauhan...

"Ayo pulang, Nak."
"Sebentar lagi mah. Aku masih mau ngeliat Kay sebelum aku pisah sama dia dan dia sebelum dia sadar kalau aku masih disini."
"Sammy, mau sampe kapan kamu sembunyi" terus begini?"
"Aku udah ga sembunyi mah, aku udah ungkapin semuanya tapi berakhir kaya gini."
"Sudahlah. Kita harus ke dokter lagi untuk cek kaki kamu itu dan pesawat kita berangkat jam 5 sore nanti."
"Baik, Mah. Kita pergi sekarang."
"Biar mama yang dorong kursi rodanya."

~~~

Kay, aku harap kamu bisa bahagia terus untuk ngelanjutin hidup kamu di masa depan. Raka udah pergi jauh dan ga bisa balik lagi, tapi pasti dia tetap ada di hati kamu. Tetep bahagia ya, Kay. Kalau saja waktu itu Raka dibawa lebih cepat ke rumah sakit mungkin dia ga akan kehabisan darah atau seharusnya aku yang tertembak bukan dia. Sekarang, kakiku sudah hilang satu aku ga bisa ngelindungin kamu lagi dan kamu juga udah benci sama aku, tapi asal kamu tau kita masih ada di dunia yang sama dan aku masih ada buat kamu kalo kamu butuh aku.

Sammy. Sahabatmu.

"Terima kasih buat semuanya, Sammy." kata yang terucapkan Kayra setelah membaca surat Sammy.


T A M A T .

Bisakah kamu melihatku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang