Kebenarannya.

748 21 0
                                    

Oke, besok aku tunggu kamu di cafe orange karena sekarang ga memungkinkan untuk aku pergi.

Oke, sampai ketemu disana dude.

~~~
"

Twen!"
"Mobil siapa ini?"
"Ini mobil mamah, untungnya aku boleh pinjam. Ayo masuk! Kita pergi sekarang."
"Oh iya."
"Jadi apa rencananya?"
"Kita pergi ke Jalan Mangga dimana waktu Kay jatuh di depan mobil aku, karena aku curiga banget kalau itu adalah rumah Raka."
"Oke, kalau gitu sebentar lagi kita sampai."
"Nah itu itu di depan sana tempat kejadian Kay jatuh."
"Rumahnya besar banget! Kamu yakin ini rumahnya? Ini kaya rumah konglomerat."
"Ya mungkin aja dia anak konglomerat. Dosen kan kaya."
"Belum tentu juga ayahnya dia dosen juga kali Twen."
"Iya udah masa bodo ah! Tungguin aja di sini. Barangkali ada Raka keluar."
"Daripada nunggu ga jelas mending kita langsung tanya satpamnya, tuh ada satpamnya."
"Nanti ketahuan kalo kita nyari-nyari Raka. Udah tungguin disini aja. Sabar, Sam."
"Oke, Oke. Sampe 30 menit lagi ga keluar terpaksa aku tanya satpam."
"Oke."

*20 menit*

"Eh! Eh! Itu Raka keluar, Sam! Ikutin! Buruan! Buruan!"
"Iya iya sabar kali."
"Mau kemana tuh dia pake motor?"
"Udah jangan banyak tanya. Ini kan lagi di ikutin."
"Eh! Itu dia berhenti di cafe orange."
"Iya udah kita ikut turun aja Twen."
"Mau ngapain?"
"Mau ketemu sama dia lah! Mau apa lagi?"
"Jangan langsung samperin dulu! Kita lihat dulu dia di cafe orange mau ngapain? Makan doang atau ketemu sama orang?"
"Oke. Ayo masuk."
~~~
"Twen, disini aja. Ini tempat yang strategis buat mengamati dia."
"Iya. Ngikut deh."

Udah 15 menit aku dan Sammy duduk disini. Menurut gerak geriknya dia sedang menunggu seseorang. Tapi siapa orang yang di tunggu Raka? Tapi tiba-tiba seorang laki-laki berkacamata dan kepalanya botak datang menghampiri Raka. Mau apa dia dan siapa orang itu? Orang itu membuka kaca matanya dan...
"David!!!"
"Hah!? Mana David!?"
"Sssttt!!! Jangan keras-keras ngomongnya! Itu lihat! Raka ternyata janjian sama David."
"Emang keparat si Raka itu! Samperin aja sekarang! Sekalian sama si David anjing itu!"
"Heh! Sabar dulu, Sam."
"Ga bisa, Twen. Udah geram banget aku sama dia."
~~~
"Hei Bro! Udah lama ya disini?"
"15 menit."
"Sorry, tau kan aku harus tampil ganteng kemana pun saya pergi. Hahaha."
"Sekarang jelaskan semuanya. Aku ga punya banyak waktu."
"Pesen minum dulu dong. Aduh aku haus banget!"
"Aku ga mau main-main lagi David."
"Mba! Mba! Saya pesan Frappucino nya satu, oke?"
"Oke baik mas."
"Nah, Raka. Sampai dimana kita tadi? Oh ya! Tentang kemarin? Itu masalah sepele dan gampang di tebak. Kamar kamu di sadap."
"Kamar aku di sadap?"
"Kamu pikir kenapa Papah kamu bisa dengar tiba-tiba waktu aku mau ngungkap semua tentang bisnisnya dia?"
"Ada apa dengan bisnis dia? Bisnis dia kan baik baik aja."
"Bisnisnya yang halal itu hanya sampingan doang. Ada bisnis utamanya dia tapi ya begitulah. Kamu ini polos banget ya."
"Aku ga percaya ini semua."
"Ayah kamu itu distributor obat-obat terlarang."
"Itu ga mungkin, yang kamu omong itu semuanya hoax."
"Itu terserah kamu. Kamu ga pernah penasaran kenapa dia ga ngebolehin kamu masuk kamar dan kantor kerjanya?"
"Aku ga percaya itu semua."
"Oke kalau ga percaya. Mari kita bahas yang lain. Aku mau tahu soal cewe yang ada di teras rumah kamu pas aku dateng kemarin. Kay... Kayra kan namanya?"
"Heh! Dari mana kamu tahu nama dia?"
"Dia itu pernah jadi cewe aku. Kamu suka dia ya?"
"Iya memang kenapa!? Jangan pernah deket-deket sama dia! Buang-buang waktu cuma buat dengerin hoax dari mulut kamu itu!"
~~~
"Eh! Raka pergi. Twen, ayo berhentiin dia."
"Mukanya marah banget gitu, yakin mau di samperin sekarang?"
"Kalau bukan sekarang, kapan lagi?"
"Raka! Tunggu!"
"Raka! Sini lo keparat!"

"Siapa lagi sih ini!?"

Bisakah kamu melihatku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang