Bertemu lagi.

754 25 0
                                    

Hari ini pulang kampus Raka jadi antar aku pulang ga ya? Dia bakal antar aku pulang naik apa ya? Aku ga pernah tahu kalau dia pulang dan berangkat naik apa?
"Kayra!!!"
"Iya, sebentar Twen! Nah... Ayo berangkat!"
"Lama banget Kay, tumben. Oya, nanti pulang tungguin aku ya nanti pulang bareng."
"Aduh, ga bisa Twen aku udah ada janji sama Raka. Maaf ya."
"Yah. Oke deh, aku minta jemput supir aja."
"Maafin ya Twensabela. Next kita pulang bareng. Oke?"
"Iya iya Kay."

~~~

"Oke class! Hari ini cukup belajarnya dan untuk kelas sastra berikutnya Pa Bowo sudah bisa mengajar kembali. Thanks semuanya. Aku senang bisa mengajar disini."
Hah? Dia udah selesai ngajar disini? Yah. Jarang ketemu dong ya?
"Hm."
"Eh, Kay! Udah ga kemana-mana lagi? Kalau gitu ayo aku antar kamu pulang."
"Kamu udah selesai ya ngajar disini?"
"Iya Kay. Selanjutnya Om Bowo yang bakal ngelanjutin."
"Oh gitu ya."
"Loh kok sedih gitu sih?"
"Ga apa-apa. Berarti kita jarang ketemu lagi dong?"
"Kan nanti bisa main ke rumah aku atau aku main ke rumah kamu. Bisa kan?"
"Iya sih. Iya udah, kalau gitu aku mau tahu rumah kamu dong."
"Oh mau main ke rumah? Boleh kok. Yuk!"
Aku udah merasa bergantung banget sama dia. Rasa suka aku sama dia udah melebihi batas, aku ga mau juga kalau aku harus jauh sama Raka. Walaupun Raka udah kasih solusi, tapi tetep aja aku masih sedih karena bakal jarang ketemu dia di kampus.
"Nih Kay, pake helmnya dulu."
"Iya."
"Oke, siap?"
"Iya Raka."
"Jadi nih mau ke rumah aku?"
"Iya, biar aku bisa main ke rumah kamu. Rumah kamu dimana sih?"
"Di jalan Mangga."
"Wah! Serius? Lumayan deket dong."
"Emang rumah kamu dimana?"
"Aku di Anggrek."
"Waduh, deket itu mah. Hahaha. Tuh kan Kay, kita tetep deket kok jadi jangan takut bakal jauh dan jarang ketemu aku."
"Iya sih tapi tetep aja aku takut. Raka mungkin kita cuma teman tapi aku ga mau kita jadi jauh. Janji dong sama aku kalau kita ga bakal jauh. Janji ya?"
"Iya Kay janji, kita ga bakal jauh karena kamu teman spesial aku yang udah jadi hero dompet aku dan manggil aku bapa. Hahaha."
"Ih! Masih aja di bahas. Anak-anak lain juga gitu kan? Manggil kamu Bapa?"
"Cuma kamu doang Kay. Kan kita di awal pertemuan udah bikin perjanjian kalau kita panggil nama aja, kamu ga masuk ya waktu awal aku ngajar?"
Astaga!? Ternyata pas awal masuk udah ada perjanjian ya? Waktu itu kan aku ga dengerin pelajaran di kelas, menengok ke depan kelas aja ga sama sekali.
"Kay?"
"Ah! Iya Raka, waktu itu aku masih belum masuk. Jadi aku ga tahu."
"Pantes aja. Hahaha. Nah, kita udah sampai."
"Wah, rumah kamu besar ya?"
"Bukan rumah aku kok, ini rumah Papah aku."
"Iya deh."
"Kay. Kamu tunggu disini dulu ya. Aku masuk ke dalem dulu buat taro barang-barang dan siapin minum. Wait ya!"

Aku menganggukkan kepalaku lalu aku melanjutkan lihat-lihat sekeliling rumahnya. Teras saja sudah semewah ini, bagaimana dalamnya? Halamannya luas, garasinya luas, terasnya rapih, banyak tanaman bunga di sekitar rumah, rumah impian banget yang begini! Apalagi di dalamnya ada Raka. Eh ada mobil masuk. Duduk manis Kay, duduk! Kalau kamu jelalatan tengak tengok entar kamu dikira pencuri. Siapa ya kira-kira yang datang? Mungkin Pa Bowo dan istri kali ya? Eh tapi bukan. Mataku melihat lebih dalam siapa yang ada di balik jendela mobil yang terbuka itu? Memakai kaca mata hitam dan rambutnya tipis bisa di bilang botak. Aku tidak asing dengan dia sepertinya. Dia menengok ke arahku tetapi mobilnya masih melaju ke arah garasi. Saat kita saling berkontak mata, matanya terbelalak melihatku dan begitu juga aku yang kaget melihatnya!

"Dosen itu!!!"

Bisakah kamu melihatku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang