Penepatan Janji

677 30 0
                                    

"Ayo!"
Semua rasa sebalku semalam rasanya terbayar. Mungkin ini yang menyebabkan kenapa semalam dia tidak melihatku karena seperti tadi, dia membuat suasananya pecah hanya untuk kita yang ada di percakapan. Aku juga rasanya ga bisa tengak tengok kemana-mana saat ngobrol sama dia, dia pun begitu hanya focus sama obrolan kita tadi. Kay! Keberanianmu membuahkan hasil.
"Oh iya, aku mau tanya boleh?"
"Kenapa Kayra? Tanyain aja, ga bayar kok."
"Kamu bercanda mulu, hahaha. Aku mau tanya, kenapa aku ga boleh panggil bapa? Padahal kamu Dosen aku sekarang."
"Aku kelihatan kaya bapa-bapa ya? Aku sedih loh Kay."
"Ah! Engga, bukan gitu maksudnya. Memang ga terlihat bapa-bapa sih tapi kan kamu sebagai dosen aku, aku harus panggil kamu bapa."
"Astaga! Aku masih sama kaya kamu Kay! Aku 22 tahun masa kamu mau panggil aku bapa?"
"Loh kamu sama kaya aku? Hebat banget aku masih mahasiswi tapi kamu udah jadi dosennya."
"Ah! Biasa aja sebenernya, itu karena aku keponakannya pak Bowo mungkin karena aku yang terpercaya jadi aku yang dikasih jabatan sebagai Asst dosennya dia."
"Oh... Jadi karena itu toh kamu bisa jadi Asst dosen eh tp kita udah sampai loh, itu di depan sana tempat makannya, kita makan gudeg ya."
"Waw, jalan kaki sama kamu ga ada rasanya ya! Tiba-tiba udah sampai tujuan."
"Itu karena kita sambil ngobrol, Ka"
Setiap kata-katanya membuat aku tersenyum tersipu malu. Orangnya yang humoris ngebuat aku nyaman banget sama dia. Raka, aku makin jatuh sama kamu.
"Ibu!"
"Eh, si mbaknya."
"Bu aku pesen dua porsi ya. Ini temen aku, Asst dosen loh bu. Hahaha"
"Waduh Asst dosen, hebat sekali."
"Hai, bu! Nama saya Bismaraka, panggilannya Raka."
"Oh Raka... Mari duduk mas, mbak!"
"Iya bu."
Si Ibu masih inget aku, tapi aku cari gadis manis yang pernah aku foto. Kartika mana ya?
"Eh! Kay! Kamu kok kaya nyari orang gitu sih?"
"Ah! Engga kok. Oh iya, Raka! Nama panjang kamu siapa sih?"
"Bismaraka Adhyasta. Kalo kamu?"
"Kayra Firsilas."
"Keren loh namanya. Kamu punya kakak atau adik?"
"Aku punya kaka, cowo. Namanya Krisna Firsilas. Kalo kamu?"
"Aku mah sepi Kay. Aku ga punya kaka, ga punya adik."
"Gimana rasanya anak tunggal? Pasti anak paling di sayang?"
"Biasa aja. Hahaha. Tapi kadang emang suka kesepian aja sih, ga ada temen ngobrol makanya aku lebih suka main di luar, hang out bareng temen. Kamu dong temenin aku!"
"Ah! Temenin cara apa?"
"Bukannya kamu udah punya nomor telpon aku ya?"
"Oh iya. Oke deh, nanti aku bakal sms kamu atau telpon kamu."
"Di tunggu loh Kay!"
"Ini mas, mbak, silahkan di nikmati."
Inilah hari dimana hari yang aku tunggu. Hari penepatan janji dia sama aku. Aku bahagia banget, ini belum jalan setengah hari tapi aku udah senang banget! Kay, kamu beruntung! Kamu cewe beruntung! Tapi aku takut setelah ini aku bakal lost kontak sama dia. Aku bakal canggung lagi sama dia.

Bisakah kamu melihatku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang