#61

1.3K 217 43
                                    

[ GAK MAU TAU HARUS VOTE SAMA SPAM COMMENT!! YG SIDER W DOAIN MENCRET" BODO AMAT!! ]

" Thanks kak.. " ucap Joanna sambil melepas seat beltnya, baru saja ingin membuka pintu mobil, tangannya sudah ditahan oleh Jonash. " Kenapa kak? "

" Jadi ini rumah majikan kamu? " tanya Jonash sambil melihat rumah mewah didepannya ini, Joanna pun mengangguk singkat.

" Yaudah, Kakak mungkin bakal sering berkunjung buat nemuin kamu, tapi yang jelas gak sekarang-sekarang ini ya Ann. Kalau ada apa-apa, hubungi Kakak, Kakak gamau kehilangan orang yang kakak sayangi ketiga kalinya.. " Ujar Jonash sambil mengelus puncak kepalanya, Joanna pun langsung berhambur kepelukan Jonash dan menangis.

" Maafin Joanna ya kak, Ann gak bisa diam diri terus dirumah, itu malah bikin... Ann tambah sakit hati kak.. mengingat Mama dan Papa dibunuh tepat dikamar Ann.. Ann gak bisa kak, " ucapnya sambil tersedu-sedu,

Jonash mengerti hal itu, mengapa Joanna jarang ingin tidur dikamarnya, mengapa Joanna lebih memilih menginap dirumah temannya, dia tau. Itu semuanya karena kasus pembunuhan kedua orang tuanya, Joanna takut memasuki kamarnya yang telah menjadi saksi bisu kematian kedua orangtuanya. Mr. & Mrs. Folks mati dibunuh oleh musuh rekan kerjanya yang menginginkan kekayaan keluarga Folks, saat itu Jonash tidak ada dirumah karena belum pulang sekolah. Ya, kejadiannya saat siang hari dan itu sudah 12 tahun lalu atau saat Jonash berumur 7 tahun dan Joanna berumur 5 tahun. Kejadian itu membuat Joanna takut dan sedikit trauma. Joanna lah yang menjadi saksi, untung saja Ia sempat mengumpet dilemari baju dan bisa melihat adegan keji itu.

Jonash pun mencium puncak kepala adiknya, " udah gih, sana masuk.. "

Joanna pun mengangguk dan mengambil tas bawaannya yang berada di jok belakang, " Oh iya, Kak.. "

Jonash pun berdehem, " kenapa? "

" Uh.. Kakak masih rajin ke psikolog kan? "

•••

Setelah menaruh bajunya ke lemari, Joanna menatap kesekeliling kamar barunya ini. Ia pun mendesah lega. lebih baik, batinnya.

" Joanna!! "

" Aduh! Ada Mama! Ann harus ngumpet! " Joanna kecil pun kelabakan didalam kamarnya, pasti Mamanya akan menyuruhnya untuk belajar lagi. Ia pun masuk kedalam lemari bajunya dan menutupnya rapat, untung saja lemarinya ada celah-celah kecil jadi dia bisa mengintip.

" Hihihi, Mama pasti gak bakal nemuin aku! " pekiknya riang.

Langkahan Mamanya semakin dekat, Joanna semakin greget. " Joanna?? Kamu dimana? "

Sunyi.

BRAAKK!!!

Joanna bisa melihat jelas kalau pintu kamarnya dibuka dengan keras, Ia pun melihat lelaki asing membawa pistol, " siapa itu? Mau mainan tembak-tembakan sama Mama ya? " pikirnya bingung, Ia pun mau tak mau tetap menonton adegan permainan ini.

" Siapa kamu?!?! " teriak Jessie–Mama Joanna– sambil memegang tongkat baseball milik Jonash

" HAHAHAHA!! Kau tidak usah takut! Aku hanya ingin melihat dirimu mati!! Dan dengan begitu, perusahaanmu akan menjadi milikku!! " Pria pemegang pistol itu semakin dekat dengan Jessie, Jessie yang terjungkal kebelakangpun susah untuk berdiri mengingat posisinya yang darurat.

Joanna yang berada didalam lemari pun hampir memekik saat Ibunya tewas tertembak, jika Ia berteriak Joanna pasti ikutan ditembak! Pikirnya.

Tak lama setelah bunyi tembakan terdengar, Ronald–Ayah Joanna– pun berlari kearah Pria tersebut, dan terjadilah pergulatan dikamar Joanna. Keduanya memegang pistol, jika salah satu menekan pelatuknya, pasti mereka berdua juga akan tertembak karena saling menembaki.

Ronald yang emosinya telah mencapai puncak pun, secara refleks ia menekan pelatuknya dan membuat lawannya juga menekan pelatuk pistolnya.

Mereka semua tewas.

Joanna yang merasa kondisi sudah aman pun segera keluar dari tempat persembunyiannya dan belari kearah Ayahnya yang kritis.

Joanna pun menangis, " Halo... Prin.. cess, jadi anak yang b–baik yah.. A..yah... P–pamit.. Uhukk!! dulu.. " ucap Ronald terbata-bata sebelum akhirnya Ia menghembuskan nafas terakhirnya.

Joanna pun langsung menggeleng kuat, Ia menangis histeris dan segera menelpon Polisi. Ia benci kamarnya!! Kamarnya selalu mengingatkannya tentang pembunuhan itu!! Ia benci kamarnya!!

••To Be Continued••

Iy iy gengs, ceritanya aturannya gue g maw gantung. Gue pen lanjut, i mean.. Masih ada lanjutannya, cuman w kasian ama lu pada kaga dikasi apdetan :v ni draft nganggur dr tanggal 4 coi :3

Btw, gue abis di baper in sama doi :-))

Btw, gue abis di baper in sama doi :-))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tai anjir, mengungkit kisah di bis pas gue perpisahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tai anjir, mengungkit kisah di bis pas gue perpisahan.. Kan asu...

Tenang aja, yg pen tau kisah gue pasdi perpisahan ntu, ntr tunggu aj y.. Dah w siapin di draft :3

WOII KASIH FEEDBACK FF GUE INI KEK!! KOMEN WOE ANJIR!!

Calum Need Groupie ❌ C.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang