Kepalaku cukup berat. Setiap nafas yang kuhirup juga terasa menyesakkan. Ditambah dengan udara dikota ini yang sedang tidak bersahabat. Sepertinya aku terkena flu karena semalam terkena hujan.
Aku segera turun dari ranjangku. Dengan asal aku mengenakan sandal tidurku yang –entah siapa yang menaruh disana- berada didekat walk in closet. Setelah itu aku berjalan mendekat kearah pintu. Aku memutar kenop pintu dengan menggunakan sisa tenagaku.
Hembusan angin yang berada dilorong langsung menyapa wajahku. Tetapi sepertinya diluar sana sangat sepi. Seperti tidak ada siapapun. Biasanya mansion selalu ramai oleh parapelayan yang berlalu lalang. Tapi bahkan sekarang aku tidak melihat satupun dari mereka. Kemana semua orang?
Pandanganku kualihkan menuju pintu yang berada tepat didepan kamarku. Apa christ ada disana?
Sial, rasa penasaranku mendorong kakiku untuk melangkah mendekat dan memeriksanya. Tanganku menyentuh permukaan gagang pintu kamarnya. Rasa dingin dari lapisan emas gagang pintu tersebut cukup mengejutkanku. Dengan ragu-ragu aku memutar gagang tersebut.
Ceklek!
Aroma maskulin rasa mint yang biasa digunakan oleh christ tercium hingga ke hidungku. Jari-jariku tergerak menggosok-gosok hidungku.
Bukankah aku sedang flu?
Entah keberanian ini muncul dari sebelah mana diriku. Yang jelas tubuhku semakin terdorong untuk masuk ke dalam kamar ini. Kaki mungilku berjinjit dan kepalaku melongok ke arah kanan- kiri untuk memastikan tidak ada siapapun didalam ruangan ini. Setelah yakin aku langsung masuk dan menutup kembali pintu tersebut.
Mulutku sedikit terbuka saat melihat poster seorang pemuda berusia 17 tahun sedang menjulurkan lidah sambil tangannya membentuk metal. Wajah pemuda tersebut dihias oleh gaya rocker. Satu detik, dua detik, tiga detik... Aku tidak bisa menahan tawa lepasku.
Tidak salah lagi, Itu adalah christopher dominic yang berusia 17 tahun.
Haruskah dia bergaya aneh seperti itu?
Pandanganku beralih mengitari keseluruhan kamarnya. Padahal kamar ini tertata dengan rapih, namun perasaanku mengatakan ada aura berbeda yang terpancar dari kamarnya. Tapi aku sendiri tidak tahu aura apa itu.
Mataku menangkap sebuah photo gadis dan lelaki remaja berusia 15 tahun sedang bergandengan tangan sambil mengenakan kostum halloween. Aku tahu itu adalah christ dan –well, aku tidak tahu siapa gadis itu-. Tetapi aku bersumpah mereka berdua sangat cocok dan serasi diphoto tersebut. Photo selanjutnya adalah photo seorang wanita dewasa dengan rambut blondenya yang dibiarkan tergerai indah. Mata dan senyuman dibibirnya bisa memikat siapapun yang melihatnya. Dia sangat cantik ...dan aku sangat yakin, dia adalah perempuan yang sama pada photo sebelumnya.
Aku membalikkan tubuhku dan terlonjak saat mendapati seorang lelaki sedang berdiri disana sambil menatapku tajam. Rambut coklatnya dibiarkan berantakan,Rahangnya mengeras dengan kokoh, mata hazel yang dia miliki sangat indah walaupun saat ini dia sedang menatapku tajam. Lelaki itu bertelanjang dada sehingga dada bidangnya terlihat begitu bergiurkan.
Sial, disaat-saat menegangkan sepertinya kenapa aku masih bisa berpikiran mesum.
"Christ.." panggilku pelan.
Pupil mataku membulat.
"Apa yang kau lakukan disini?!" ujarnya dengan nada yang sangat mengerikan.
Tanpa berpikir lebih lama lagi, aku berlari menuju pintu kamarnya. Tetapi sebelum sempat mencapainya tubuhku jatuh ke lantai karena kakiku tidak sengaja mengenai ujung bupet. Aku mendengar suara kekehan christ saat mendapati aksi konyolku. Aku berusaha tidak peduli dengan bangkit kembali lalu dengan cepat aku memutar gagang pintu tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obstacle
RomanceKematian logan kenneth -ayahnya-, membuat takdir mengharuskan Amanda kenneth untuk tinggal bersama Veronica dominic, ibu kandungnya yang sudah menghilang selama 20 tahun. Harta dan kekuasaan keluarga dominic membuat kehidupannya berubah drastis. Dan...