Chapter 24 : The killer

1.9K 109 0
                                    

  Christopher segera masuk kedalam mansion. Begitu banyak para pelayan yang berlalu lalang. Ia terus mengitari mansion untuk menemukan amanda. Ia salah perhitungan, tempat ini bukanlah tempat yang aman bagi wanitanya. Tempat ini justru adalah tempat paling berbahaya.
  Christ akhirnya menemukan amanda yang sedang bercengkrama dengan ellie, kepala pelayan itu. Christ mempercepat langkahnya. Dia segera menarik lengan am. Menurutnya amanda tidak boleh berhubungan dengan siapapun dimansion ini. Karena semua orang adalah tersangka. Dan dia tidak bisa percaya pada siapapun kecuali amanda dan dirinya sendiri.
  Amanda menatapnya tidak suka karena ditarik paksa seperti itu.
  "Maaf ellie, aku ada urusan dengan amanda."
  Christ dengan cepat membawa amanda masuk ke dalam kamar pribadinya. Kamar yang sudah cukup lama ia tinggalkan.
  "Kuperingatkan padamu, jangan percaya pada siapapun kecuali dirimu sendiri dan juga aku." ucapnya tegas.
  Amanda menatapnya bingung. "Apa yang terjadi padamu? Jadi kau menarik paksaku dari ellie, karena kau tidak ingin aku percaya padanya? Apa yang sebenarnya mengisi otakmu?" Amanda benar-benar kesal dengan perilaku christ.
  Christ mengatur nafasnya. "Kumohon. Dengarkan perkataanku."
  Amanda menggelengkan kepalanya. "Tidak christ, kau tidak bisa mencurigai ellie. Dia sudah kuanggap ibu sendiri."
  Kali ini christopher yang menggeleng. "Tidak, kau salah. Aku bukan hanya mencurigai ellie. Tapi aku mencurigai seluruh penghuni mansion ini. Termasuk Veronica, marcus, ellie dan para pelayan lainnya."
  Amanda terdiam sejenak. "Apa yang kau maksud? Mengapa kau mencurigai semua orang?"
  Christopher mengenggam kedua bahu am dengan kuat. "Bukan Ellizabeth yang mengirim orang-orang itu padamu."
  Amanda tidak berkata apapun.
  Christ melonggarkan genggamannya. "Dan juga orang yang membunuh ayahmu, dia bukanlah ellizabeth."
  Seketika tubuh amanda melemas. Ia tidak bisa berpikir apapun. "Ba.. gaimana bisa? Tapi- orang itu, dia keluar.. dari.."
  Christopher melepaskan genggamannya dari bahu amanda. "Pasti orang itu sengaja menggunakan ruangan ellizabeth untuk mengelabui kita." jawab christ dengan mantap dan yakin.
  Amanda menatap christ. "Lalu apa yang akan kita lakukan?"
  "Kita harus melihat CCTV pada hari dimana kau melihat seseorang itu menjatuhkan rekaman itu. Karena kita akan mengetahui siapa orang yang berada diruangan ellizabeth itu."
  Christopher menoleh kearah am. "Kau masih ingatkan kapan pastinya hari itu terjadi?"
  Amanda mengganguk. "Hari dimana aku menolak tawaran ellizabeth untuk kuliah di yale university."
***
    "Bagaimana mungkin? Kumohon cek kembali!" Suara bariton christ berhasil membuat am melangkah mundur. Ia takut melihat prianya tidak mampu mengendalikan dirinya sendiri.
  Am mengusap dada christ untuk menenangkannya.
  "Tidak ada tuan, CCTV pada tanggal 14 juni 2015 tidak dapat kami temukan. Maafkan kelalaian kami." Ujar security yang menjaga keamanan mansion.
  "Sial. Orang itu sudah dahulu mengamankan semua bukti." ucap christ dengan penuh emosi.
  Amanda mengusap kembali dada christ. "Tenanglah. Aku yakin kita pasti bisa mengungkap kebenarannya."
  Christ yang sedang marah menjadi luluh melihat pancaran mata undsh amanda yang mampu menenangkannya.
  Christ mengangguk. "Untuk sementara waktu, kita tidak bisa tinggal dilos angeles. Aku akan membawamu kembali ke Washington DC."
  Amanda mengangguk mengiyakan.
  Kali ini Christ dan amanda saling bertatapan dalam waktu yang cukup lama. Tatapan mereka berdua sudah cukup menjelaskan perasaan keduanya.
  "I love you." ucap amanda setengah berbisik.
  "I know." jawab christopher.
  Amanda hanya bisa terdiam mendengar jawaban dari christ.
****
    Marcus menghampiri putra semata wayangnya. "Mengapa terburu-buru kembali? Apa kau tidak rindu dengan los angeles, kota masa kecilmu?" seru marcus dengan sangat ramah.
  Christopher tidak suka berbasa basi dengan ayah kandungnya sendiri. "Aku harus menyelesaikan tugasku sebagai CEO Dominic corp di washington DC. Aku sudah terlalu lama mengalihkan tugasku pada orang lain." jawab christopher.
  "Baiklah. Jaga adikmu baik-baik. Kalian harus melindungi satu sama lain." pesan marcus seraya menepuk bahu christ.
  Christ hanya mengangguk singkat. Ia harus segera membawa amanda pergi dari tempat ini.
  Veronica, Marcus dan juga ellie melambaikan tangan melepas kepergian am dan christ.
  Christ segera melajukan mobilnya.
  "Mereka nampak bersahabat dan tidak ada yang terlihat seperti pembunuh." ujar amanda.
  "Itu adalah perangkapnya. Kita tidak boleh jatuh ke lubang yang sama." tutur christ.
***
  Christopher membelokkan mobilnya menuju sebuah hotel bintang lima. Ia kemudian memarkirkan mobilnya. Dan membawa am turun dari mobil.
  "Bukankah kau bilang kita akan kembali ke mansion di los angeles? Mengapa kita kemari?"
  Christ tampak berjalan mendahului am. "Apa kau pikir aku akan sebodoh itu membiarkan orang itu mengetahui lokasi kita."
  Christopher berjalan menghampiri resepsionis. "Permisi, ada yang bisa saya bantu, sir?"
  "Ya, aku sudah melakukan pemesanan atas nama benjamin scott." Ujar christopher.
  Amanda hanya menyimak perbincangan christopher dengan karyawan hotel tersebut. Sepertinya christopher telah menyiapkan semua ini dengan sangat matang. Karena semua sudah tertata dengan rapih.
  "Satu kamar layanan super VVIP untuk pasangan honeymoon, apakah benar sir?"
  Christopher mengangguk.
  Am membulatkan matanya tak percaya. Honeymoon?
  Christopher menyelesaikan transaksi pembookingan kamar hotel tersebut. Christ kemudian menoleh kearah am. Pipi wanita itu terlihat memerah. Christ tertawa kecil tanpa sepengetahuan am.
  "Kau jangan berpikir macam-macam. Ini hanya bagian dari penyamaran. Ya, bagian dari plan B ku."
  Amanda menggangguk sembari menundukkan kepalanga. Wanita itu sangat menggemaskan dimati christ.
  Amanda dan christ memasuki kamar yang mereka pesan. Amanda terperanjat begitu melihat betapa luasnya kamar itu. Namun ia terkejut melihat hanya ada satu king bed, tanpa ada sofa satupun.
  "So-.."
  "Aku akan tidur dilantai, jangan khawatir." seru christ.
  "Tidak. Kita bisa tidur diatas bersama. Kau pasti lelah seharian ini. Aku akan tidur disisi kanan."
  Christ mengeraskan rahangnya. Itu adalah keputusan yang buruk. Ia tidak akan mampu menahan dirinya untuk tidur disamping amanda. Christ sama seperti pria dewasa normal lainnya. Apa amanda sama sekali tidak mengerti soal pria?
  "Tidak perlu. Aku akan memesan extra bed." ucap christ yang kemudian pergi meninggalkan am sendiri.
  Satu hal yang christ tidak  mengetahuinya yaitu kenyataan bahwa amanda akan berpikir christ benar-benar tidak memiliki perasaan apapun untuknya.
****
  Christ tampak gagah mengenakan setelan serba hitamnya. itulah yang pertama terbesit dipikiran am saat melihatnya.
  "Kita akan pergi ke kampus dimana daddymu mengajar."
  Amanda mengalihkan pandangannya. Dia tidak bisa menatap wajah christ lebih lama lagi. Karena ia akan semakin jatuh dalam pesonanya. Dia tidak akan bisa berhenti memuja betapa sempurnanya tuhan menciptakan chritopher dominicnya, kakak tiri sekaligus pria yang ia cintai.
  Christ melajukan mobilnya hingga akhirnya sampai dicampus tersebut.
  "Apa kita akan meminta CCTV lagi dari kampus ini?" Tanya amanda.
  Christopher menggelengkan kepalanya. "Dugaanmu hampir benar. Kita akan meminta CCTV tapi tidak dari kampus ini. Karena aku yakin mereka juga sudah mengamankan semua CCTV disini."
  Amanda menggigit bibirnya. Dia sedang mengumpulkan keberanian diri untuk mengungkap kebeneran ini.
  Christopher nampak mengerdarkan matanya ke seluruh penjuru kampus. Hingga akhirnya ia menemukan sebuah toko DVD klasik tidak terlalu jauh dari tempat parkir kampus ini.  Christopher segera berjalan mendekat kearah toko tersebut, begitu juga amanda yang mengekori langkah christ.
  Christ membuka pintu toko tersebut. Ia langsung disambut oleh pelayan toko tersebut. Pelayan tersebut tampak girang, karena sepertinya toko ini sepi akan pelanggan.
  "Apa ada yang bisa kubantu? Apa kau mencari DVD klasik?" tanya pelayan tersebut.
  "Aku membutuhkan bantuanmu yang lain." tuturnya. "Jika dugaanku benar. Toko ini memiliki CCTV yang merekam keadaan luar toko, lebih tepatnya kearah parkiran kampus itu." ujarnya.
  Pelayan toko itu mengerutkan dahinya. Ini pertama kalinya ada pembeli yang menanyakan tentang CCTV toko tua ini.
  "Iya itu benar."
  Christopher menoleh kearah am. "Apa kau ingat tulisan yang berada diCD CCTV yang kau temukan itu?" tanya christ pada am.
  Wanita itu tampak berpikir. "060315." jawabnya tidak lama kemudian. Ia ingat itu adalah hari bersamaan dengan hari wisudanya.
   "Bisakah aku melihat rekaman CCTV pada tanggal 6 bulan maret 2015." pinta christ.
  Pelayan toko segera mencarikan rekaman tersebut. Ia kemudian memberikannya kepada christopher.
  "Sepertinya kau sangat memerlukan ini. semoga ini bisa membantumu." tutur penjaga toko tersebut.
  Christ mengangguk. "Terimakasih."
***
  Christ dan am masih berada dicampus itu. Mereka sedang berada didalam mobil sambil terus memantau rekamam CCTV tersebut. Namun sedari tadi belum menunjukkan tanda-tanda apapun. Hari itu bertepatan dengan hari wisuda sehingga terlalu banyak orang yang berlalu lalang.
  Christ tidak berhenti melihat kearah layar. Ia sudah menghabiskan berjam-jam mengawasi setiap pergerakan dalam CCTV itu.
  "Christ, aku akan mencari makan sebentar. Kau belum makan sejak tadi." ucap amanda.
  Namun christ yang sedang fokus pada rekaman itu tidak menghiraukan ucapan am. Sehingga am memutuskan untuk langsung pergi mencari makan.
  Christ terus memantau keadaan pada hari itu. Ia tidak melewatkan satu detikpun.
  Seketika ditengah pencariannya. Ia mendapati sebuah mobil dengan plat yang tak asing baginya parkir dikampus ini. Ada keperluan apa pemilik mobil itu datang kemari? Tidak lama setelah itu pemilik mobil yang sangat dikenal oleh christ turun dari mobilnya. Dibelakangnya berdiri dua pria dengan pakaian yang sama seperti yang berada dalam CCTV yang ditunjukkan oleh am tempo hari.
  "SIAL. Mengapa aku tidak pernah berpikir dia adalah dalang dari semua ini." Christ tidak bisa menahan emosinya.
  "Marcus. Aku tidak akan memaafkanmu."
  Ya, tidak salah lagi. Pelakunya adalah marcus.
  Tepat pada saat itu christopher menyadari bahwa amanda menghilang.

 

 
 

ObstacleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang