Chapter 21 : The reason

1.7K 104 0
                                    

Author POV

"Tolong kerahkan anak buahmu dan jaga wanitaku. Aku akan membayarmu berapapun yang kau pinta." Perintah christ kepada orang kepercayaannya.
  Dia tidak akan membiarkan amanda pergi tanpa pengawasannya. karena itu terlalu bahaya menurutnya.
  Dari jauh ia membuntuti langkah amanda. Wanita itu terlihat sangat kuat bahkan disaat ia mengetahui bahwa wanita itu memiliki banyak tekanan.
  Ia mengawasi am yang sedang berbincang dengan victoria di O'tea cafe. Mereka tampak tertawa bersama dan sesekali Christ melihat wajah mereka sangat serius.
  Setelah victoria pulang, amanda berjalan kaki menuju apartemen.

'Wanita itu sangat keras kepala, disaat udara dingin sepeti ini dia malah memilih berjalan kaki. Tidak bisakah dia meneleponku untuk meminta dijemput, aku pasti akan datang.' gumam christ.

  Tak seberapa lama kemudian christ melihat ada sekelompok pria bertubuh besar yang sangat mencurigakan.
  "Apa kalian melihat sekelompok pria itu? Bersiaplah diposisi masing-masing." perintah christ.
  Tepat dugaannya, sedetik kemudian sekelompok pria bertubuh besar itu menarik kasar amanda kedalam mobil.
  Beruntung orang-orang suruhan christ datang tepat waktu. Mereka menghajar habis para lelaki bertubuh besar itu.
  Christ segera menghampiri am yang terbaring lemah dijalan. "apa kau baik-baik saja?" Ia benar-benar khawatir. Am sudah mengalami hal seperti ini dua kali.
  Amanda, wanita itu hanya mengangguk lemas.
  "Christ, kau datang. lagi."
***
   Christ membantu am duduk diatas sofa apartemennya. Dia menatap mata am dalam. Ia benar-benar mencemaskan wanita itu.
  "Apakah kepindahan kita kesini ada hubungannya dengan kedua serangan yang aku alami?" tanya am dengan nada serius.
  Christ tidak dapat menutupi kebenerannya lagi.
  "Ya, aku memang sengaja pindah kesini untuk menjauhkanmu dari orang-orang jahat itu."
  Tubuh am melemas. "Mengapa mereka mengincarku? Apa yang mereka inginkan padaku?"
  Christ menundukkan kepalanya. "Ini bukan salahmu. Ini adalah salahku."
  Am menaikkan alisnya.
  "Aku tidak menuntaskan perintah ellizabeth." christ sangat ragu-ragu untuk mengungkapkan semuanya. ".. untuk membuatmu jatuh cinta sekaligus patah hati karenaku. Dan ini semua atas nama pembalasan dendam terhadap kesalahan yang telah diperbuat oleh veronica."
  Hening, tidak ada suara apapun.
  "Mengapa kau diam saja? Kau tidak ingin menamparku atau bahkan menginjakku? Aku tidak akan marah jika kau melakukan itu padaku karena aku pantas mendapatkannya." seru christ dengan penuh penyesalan.
  "Aku tidak akan marah padamu. Karena sebenarnya aku juga melakukan hal yang sama denganmu. Aku berusaha membuatmu jatuh cinta agar aku bisa mengendalikan dominic corp kemudian menghancurkannya. Tetapi perbedaannya kau berhasil membuat aku jatuh cinta sedangkan aku tidak." tutur am.
  Christ yang sedari tadi menyimak cukup terkejut. "Kau sampai ingin menghancurkan dominic, apa itu karena rasa bencimu pada veronica yang telah lalai dari tugasnya sebagai seorang ibu?"
  Aku menggeleng. "Soal menghancurkan dominic ini bukan karena veronica. Tetapi karena apa yang telah dilakukan oleh ellizabeth." ujar am sambil memperlihatkan CD CCTV yang sudah ia simpan belakangan ini.
  Setelah menyaksikan isi dari CCTV itu Christ hanya bisa terdiam menunggu penjelasan dari am.
  "Pria yang terbunuh dalam video itu adalah daddyku." ujar am mengungkapkan kenyataan pahit itu.
  "Aku menemukan rekaman CCTV itu dari seorang yang berpura-pura menjadi dokter yang menangani kasus daddyku. Lebih tepatnya seseorang yang tidak sengaja menjatuhkan CD CCTV itu yang kulihat dia baru saja  keluar dari ruangan ellizabeth di mansion los angeles."
  "Itu artinya..  orang yang membunuh ayahmu adalah orang suruhan ellizabeth?" ulang christ.
  Christopher hanya bisa membeku ditempatnya. Ia tidak pernah menyangka wanita tua yang sangat menyayanginya sampai tega membunuh orang lain.
"Tidak mungkin."
***
Tunggu chapter selanjutnya :)

ObstacleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang