Chapter 9 : Pretend

2.5K 142 0
                                    

"Darkness... When everything that you know and love... is taken from you so harshly... all you can think about is anger, hatred, and even revenge... and no one can save you." -Masashi kishimoto-

Am's POV

"Kehadiran victoria kemari adalah kesalahan terbesarmu. Kau menghancurkan segalanya. Bagaimana jika pernikahan mereka dibatalkan hanya karena masalah sepele seperti ini?"

Dia tahu.

"a-aku." Ucapku ragu sambil menggigit bibirku. Bulu kudukku bergidik saat melihat wajah christ menahan amarah.

Dia terlihat gusar. Kemudian mengacak rambutnya dengan tangan bebasnya karena frustasi. "Kau adalah wanita bodoh."

Aku membulatkan mataku dengan tajam. Dia memang keterlaluan.

Christ menarik nafas panjang. "dan satu lagi, kau harus ingat, apapun yang tadi kukatakan dihadapan mereka hanya sandiwara " Ujarnya dengan wajah datar.

Aku tahu makud dia adalah kalimat 'Dia adalah kekasihku.'

"Kau tidak perlu khawatir, sandiwara ini akan segera berakhir. Jadi tugasmu hanya perlu berakting dihadapan mereka sebaik mungkin. Um- walaupun kurasa aktingmu lumayan payah."

Dengan berani aku melangkahkan kakiku mendekat kearahnya. Dia tak bergeming dari tempatnya dan bahkan memberiku sinyal seolah mengatakan 'mendekatlah' dengan tatapannya yang menantang.

Aku menatapnya tajam. "Kau adalah pria bodoh." Ujarku sarkastik meniru ucapannya. Dia hanya meresponku dengan mengangkat sebelah alisnya. "Kau pikir kau bisa memerintahku semudah itu. Kau tahu, kau tidak berhak apapun atas hidupku." Ucapku setengah berteriak.

Dia menampilkan senyuman licik kecil disudut bibirnya. "Kau lupa, aku adalah chirstopher dominic. Tidak ada yang tidak bisa kulakukan didunia ini dengan kekuasaanku."

Kali ini aku yang membalasnya dengan tawa melecehkan. "Sepertinya kau harus banyak berkaca,christ. Kau tahu apa, aku adalah bukti bahwa kekuasaanmu tidak bisa membeli segalanya didunia ini." Aku tidak tahu darimana kata itu bisa meluncur dengan lancar dari bibirku. Tetapi yang kutahu saat ini aku benar-benar bangga pada keberanianku sendiri.

"jangan pernah sekali-kali lagi kau menyalahkanku atas insiden kehadiran victoria harper hari ini. Karena aku tidak menghancurkan apapun, dylan sendirilah yang sudah menghancurkan pernikahannya sendiri." Seruku dengan lantang dan penuh keberanian. "Aku tidak menyangka pria-pria seperti kalian hanya memikirkan ego dan kepuasan sendiri. Paling tidak jika kau tidak bisa mencintai seseorang dengan benar, maka jangan dekati dia hanya untuk kau sakiti. "

Christopher langsung melayangkan tinjunya kearah vas bunga didekatku. Hingga kulihat vas tersebut pecah berkeping-keping. Dia bahkan tidak menghiraukan darah yang mengalir dari tangannya.

Tubuhku menegang. Dia menatapku dengan tatapan yang sangat mengerikan.

"Simpan kata-katamu. Kau tahu aku-" ucapanya terhenti ketika aku menyodorkan jari telunjukku tepat didepan bibirnya. Dengan cepat aku meraih kotak p3k yang berada tak jauh dari tempat ku berdiri. Aku kemudian menarik tubuhnya dan mendudukkannya diatas sofa. Dengan lihai aku mengobati lukanya.

Aku mengangkat wajahku ketika sudah selesai mengobatinya. Sedikit terkejut ketika mendapati christ ternyata menatapku intens sedari tadi. Dia bahkan tidak mengalihkan pandangannya dariku saat dia tertangkap basah olehku.

Aku berdeham untuk menetralisir suasana. "Aku sudah bilang, kau adalah pria bodoh." Ucapku kemudian berlalu meninggalkannya yang masih mematung ditempatnya.

Entah kenapa saat ini terbesit sebuah senyum bahagia tulus dibibirku.

Tidak, maksudku bahagia karena aku yakin selangkah demi selangkah aku akan membuat mereka mendapat balasan atas prilaku mereka sendiri.

ObstacleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang