Part 5

1.5K 118 0
                                    

"Hai della,," sapa riska saat bertemu della di depan perpustakaan.

"hai.." balasnya terkejut karena riska tiba-tiba datang

"Del, gue diminta tolong sama buk sisi buat nyari buku geoekonomi. Lo tau?" tanya riska sedikit kikuk.

"ada di raknya kok" balas della dingin yang membuat riska mendengus dalam hati karena sifat dingin della.

"bisa bantuin gue gak del?" mohon riska

"kenapa gak ambil sendiri?"

"jujur, ini pertama kalinya gue ke perpustakaan kampus" ucap riska jujur

"yaa udah, ayoo" ujar della setelah ia menghembuskan nafasnya kasar

"thanks banget yah del"

"hmm.." angguk della

"Oh iya, lo satu kelompok sama kita kan di tugas pak sam."

"iya,, kenapa?" tanya della

"kapan lo punya waktu buat ngerjain tugas bareng?"

"Biar gue yang kerjain, nanti setelah selesai gue bakal kasih ke elo buat dikumpulin"

"Gue mau kita kerjain tuh tugas bareng-bareng, del" ujar riska yang sebenarnya agak tersinggung dengan ucapan della barusan.

"yakin mau ngerjain tugas bareng?"

"yakin, gue bukan cewek yang suka ngandalin temen buat dapet nilai dan gue gak suka nerima hasil dari kerjaan yang bukan gue yang kerjain" ujar riska yang mengerti arah pertanyaan dan pandangan sarkatik della

"Temen-temen lo?"

"Maksud lo?" tanya riska tidak mengerti

"Gue tau temen-temen lo gak suka sama gue."

"Gak masalah, kalau mereka gak mau ngerjain tugas bareng sama lo. Nama mereka gak usah dicantumin di tugas kita"

"Lusa deh" ujar della tersenyum lalu berlalu pergi

"Baru kali ini gue liat dia, senyum" gumam riska menatap punggung della yang mulai menjauh.

--

"Lo lama banget sih di perpus?" tanya bella

"nyantai kali bel, gue kan harus ke ruangan bu sisi dulu. Lo kenapa tan?" ujar riska dan bertanya kepada tania yang tampak berfikir

"gue masih bingung. Kenapa bisa kita ber empat satu kelompok sama si della."

"yaa bisa aja kali, tan. Pak sam bilang kan kalau satu kelompok itu 5 orang." bela caca yang berfikir positif

"iya ngerti sih gue. Tapi kenapa gak yang lain? Kenapa harus dia?"

"yaaelahh kenapa emangnya??" tanya riska

"si della itukan dingin banget sifatnya. Susah banget tau buat berbaur. Kata si afni, satu kelompok sama tuh anak kadang ngeselin, dia ngerjain tugas kelompok kayak ngerjain tugas individu" gerutu tania

"udah, gak usah difikirin. Mana tau dengan dia satu kelompok sama kita, dia bisa berbaur dan punya temen. Pulang aja yukk" ujar riska tersenyum simpul.

"Gue tau ini ulah lo, ka" bisik caca kepada riska saat mereka berjalan kearah parkiran mobil. Yang dibalas riska dengan senyum hangatnya.

Yaa, riskalah yang meminta pak sam memasukkan nama della di tugas kelompok yang akan pak sam berikan. Dan untungnya pak sam tidak menolak dan menyetujui saran riska.

--

"Sejauh mana pencarian mereka ke jerman?" tanya dimas kepada alea yang sedang merapikan temoat tidur mereka.

Alea terdiam untuk beberapa saat, hatinya gundah.

"Cinta sudah meninggal 4 tahun yang lalu, dibunuh." ujar alea yang tidak dibalas oleh dimas.

"Anaknya hilang entah kemana, tetangga sekitar situ berfikir bahwa anaknya ikut menjadi korban pembunuhan saat itu dan jasadnya dibawa ketempat yang lain. Tapi aku belum yakin dad, aku merasa dia masih hidup atau sedang bertahan hidup"

"Kita akan berusaha sampai menemukan kebenarannya mom, tenanglah"

"Bahkan tak ada satupun jejak tentang anak itu. Foto saat dia remaja atau namanya pun aku tak tau."

"Nanti kita cari lagi, aku juga akan minta bantuan kevin di london." ujar dimas menenangkan dan membawa sang istri kedalam pelukannya.

--

Suasana sepi di sore hari yang seharusnya padat di kota seperti jakarta. Suara hentakan kaki yang berpijak dengan tanah mendominasi daerah sepi yang di dominasi dengan gundukan-gundukan tanah dengan nisan sebagai pengenal.

Seorang wanita dengan rambut panjang dan sedikit ikal di bawahnya berdiri di depan sebuah nisan yang sedari tadi ia cari.

"hai pa,," sapanya di depan sebuah gundukan tanah dan sebuah nisan..

CLANDESTINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang